Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Wiranto Minta Maaf soal Ucapan Pengungsi Ambon Jadi Beban

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta maaf kepada masyarakat Maluku atas ucapannya

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
WARTA KOTA/henry lopulalan
Menkopolhukam Wiranto 

Pernyataan Wiranto itu ditanggapi sejumlah pihak sebagai pernyataan yang menyinggung masyarakat di Maluku.

Gempa 6,8 magnitudo sebelumnya mengguncang Pulau Ambon dan Kabupaten Seram Bagian Barat pada Kamis, 26 September 2019, pukul 08.46 WIT. Pusat gempa berada di titik koordinat 3.38 Lintang Selatan,128.43 Bujur Timur atau berjarak 40 km Timur Laut Ambon-Maluku dan 9 km Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat dengan kedalaman 10 Km.

Terkini, ada 34 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami kuka-luka akibat gempa tersebut. Selain korban jiwa, gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan rumah-rumah warga, sekolah, rumah ibadah, perkantoran dan fasilitas publik lainnya.

Baca: Jokowi, Puaskan Parpol atau Mahasiswa? * Serba Salah Hadapi Revisi Undang-undang KPK

Berdasarkan catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, hingga Jumat (4/10/2019) pagi pukul 09.00 WIT, telah terjadi 1.006 kali gempa susulan yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya.

Sejumlah warga sempat panik dan berhamburan keluar rumah karena gempa susulan tersebut.

Lima Ibu Melahirkan

Sejumlah warga masih menempati beberapa camp pengungsian di Maluku. Seluruh aktivitas warga dilakukan di tempat pengungsian, termasuk ibu yang melahirkan.

Jumat malam, seorang ibu hamil bernama Heny Tomia (31), melahirkan bayinya di tenda darurat di dusun tempat tinggalnya. Heny merupakan warga Dusun Wainuru, Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Heny masih beruntung karena saat proses persalinan ditangani langsung oleh bidan dari Puskesmas dan sejumlah relawan.

Salah satu relawan mahasiswa kesehatan Maluku mengaku Heny melahirkan bayinya di tenda pengungsian tepatnya di hutan dekat pepohonan cengkih. Ibu dan bayi selamat.

“Baru bersalin sekira pukul 18.41 WIT tadi. Kebetulan kita dapat informasi ada warga yang mau bersalin di tenda lalu kita datang dan kita bantu,”kata Sandi Salamun, koordinator relawan mahasiwa kesehatan Maluku.

Minggo, salah satu anggota keluarga Heny mengatakan perut Heny mulai sakit sejak sore. Saat itu, keluarga tidak bisa membawanya ke puskesmas ataupun rumah sakit lantaran lokasi pengungsian sangat jauh dan berada di perbukitan.

Sebelum Heny, sebelumnya ada empat ibu hamil yang juga melahirkan bayinya di lokasi pengungsian, tepatnya di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. “Ada empat ibu hamil melahirkan di posko pengungsian di Rindam Waimital, Kecamatan Kairatu,” kata humas Satuan Tugas Penanganan Bencana Gempa Provinsi Maluku, Frona Koedoeboen.

Dia menuturkan, keempat ibu hamil yang melahirkan bayinya itu ikut dibantu oleh tim kesehatan produksi dari satgas penanganan bencana.

6 Ribu Rumah Rusak

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved