Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Uskup Rolly Buat Surat Gembala Sambut Bulan Misi Luar Biasa 2019, Ini Isinya

Pastor Kris Ludong, ketua Komisi Kataketik Keuskupan Manado membenarkan surat gembala ini. "Benar. Sudah disebarkan," katanya, Selasa (1/10/2019).

Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
Istimewa
Uskup Rolly Buat Surat Gembala Sambut Bulan Misi Luar Biasa 2019, Ini Isinya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Gereja Katolik bulan ini mulai memasuki Bulan Misi Luar Biasa (bulan Oktober 2019). Ini bertepatan dengan peringatan dan perayaan 100 tahun Surat Apostolik Paus Benedictus XV Maximum Illud (30 November 1919).

Uskup Keuskupan Manado, Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC membuat Surat Gembala Uskup Keuskupan Manado menyambut Bulan Oktober: Bulan Misi Luar Biasa 2019. Judulnya : Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil". Surat itu ditujukkan menurut uskup untuk yang terkasih
Para Pastor, Suster, Frater, Bruder, dan Umat Awam Keuskupan Manado.

Pastor Kris Ludong, ketua Komisi Kataketik Keuskupan Manado membenarkan surat gembala ini.

"Benar. Sudah disebarkan," katanya, Selasa (1/10/2019) malam.

Uskup memulai dengan sejarah Bulan Misi Luar biasa ini.

"Salam misioner! Tahun 2019 menjadi tahun yang luar biasa untuk Karya Misi, berarti luar biasa juga untuk Keuskupan Manado. Paus Fransiskus sudah mencanangkan Bulan Oktober 2019 sebagai Bulan Misi Luar Biasa, bertepatan dengan Peringatan dan Perayaan 100 tahun Surat Apostolik Paus Benedictus XV Maximum Illud (30 November 1919). Menanggapi seruan Paus Fransiskus, Komisi Karya Misioner (KKM) KWI bekerja sama dengan Karya Kepausan Indonesia (KKI) sudah mengadakan Kongres Misi pada tgl. 1-4 Agustus 2019 di Jakarta. Keuskupan Manado menyambut gembira Kongres Misi itu, dan melibatkan diri dengan aktif di dalamnya dengan mengutus 4 wakil," ujarnya.

Uskup Rolly mengatakan titik tolak utama untuk karya misi adalah Sabda Yesus: "pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk" (Mrk. 16:15). Yesus mengutus para murid untuk pergi melewati batas-batas wilayah sambil menjangkau siapapun juga.

"Para murid pertama-tama harus memerkuat komunitas mereka sebagai murid, menimba semangat misioner dari Sang Guru dan kemudian bersikap terbuka dalam perjumpaan dan pergaulan dengan siapapun juga. Pergaulan dan perjumpaan itu dimaknai sebagai saat penting untuk keselamatan, karena itu harus diisi dengan pewartaan Injil: "bertobatlah dan percayalah kepada Injil" (Mrk. 1:15)," ujarnya.

Ia mengatakan semangat misioner para murid sudah menyebar sedemikian luas sampai terbentuknya paroki yang ke-72 di Keuskupan Manado, yaitu Kuasi-Paroki St. Paulus Toili (pemekaran dari Paroki Maria Bintang Kejora Luwuk). Pada zaman dan dunia kita sekarang ini, semangat misioner itu tetap masih sangat dibutuhkan.

"Bahkan sangat dibutuhkan terobosan dengan semangat semper reformanda. Pembaruan perlu menyentuh karya misi: menerobos dan mengganti pemahaman lama dan usang dengan yang baru dan siap pakai, menerobos dan mengganti metode dan strategi lama dan tidak kena sasaran dengan yang baru dan kena sasaran, menerobos dan mengganti ruang misi yang lama dan tidak berdampak iman dengan yang baru dan berdampak iman," ujarnya.

Ia mengatakan sinode Keuskupan Manado sudah menegaskan posisi, peran dan tugas seluruh kaum beriman kristiani untuk ambil bagian dalam karya misi ini. Kekuatan karya misi adalah sakramen baptis. Maka siapa saja yang sudah dibaptis memunyai hak dan kewajiban untuk ambil bagian dalam karya misi.

"Keyakinan ini menyadarkan kita bahwa kita semua tanpa kecuali, tertahbis atau tidak, biarawan atau awam, harus membangun kekuatan bersama untuk bermisi. Perlu disadari dan dilaksanakan terus menerus hakekat dan tugas utama gereja, yaitu misioner. Karena itu, karya misi dimengerti dan dilaksanakan bukan sebagai tugas tambahan saja dalam kehidupan orang Kristen dan dalam karya pastoral gereja, melainkan menjadi panggilan dan bahkan hakekat hidup orang Kristen dalam karya pastoral mereka;" ujarnya.

Ia mengatakan lahan dan strategi misi kita mencakup internal dan eksternal. Secara internal, lahan dan strategi misi kita adalah kategorisasi potensi para (calon) misionaris, yang dilanjutkan dengan konsolidasi kekuatan sumber daya misionaris, melalui kaderisasi misionaris.

"Kita sudah mulai dengan gerakan pembinaan dan bahkan perutusan misionaris awam: Remaja Rasul Rosario, Remaja Rasul Ekaristi, Rasul Maria, dan Rasul Rekonsiliasi, Rasul Ekaristi, dan sebagainya. Kita bangga dan senang menyaksikan semangat rasul-rasul awam ini. Kita masih perlu merancang dan mendukung program pembinaan sejenis untuk menghasilkan semakin banyak rasul awam yang siap bermisi di zaman dan dunia kita sekarang ini," ujarnya.

Ia mengatakan lahan dan strategi misi kita secara eksternal adalah masyarakat luas sekitar kita, yang membutuhkan masukan nilai dalam pergumulan kehidupan sosio-politik, sosio-budaya, sosio-ekonomi, baik dengan cara-cara konvensional pun dengan cara-cara lebih modern yang mengandalkan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara eksternal para misionaris harus pergi keluar dan bergaul dengan masyarakat luas dan mengadakan evangelisasi baru sambil menghidupi nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan keimanan, sesuai dengan ajaran Sang Guru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved