Sejarah Indonesia
Genjer-genjer dan Darah Rakyat, Lagu Terlarang di Masa Orba Lantara Dianggap Lagu Komunis, Padahal?
Kisruh politik yang terjadi di Indonesia pada akhir kekuasaan Presiden Soekaro, 1965-67 hingga sekarang terus diperbincangkan.Tidak hanya situasi di
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Saking seringnya lagu ini dinyanyikan PKI dan simpatisannya, tak ayal Genjer-genjer jadi lekat dengan partai komunis tersebut.
Setelah G30S pecah dan PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, Genjer-genjer juga ikut dimasukkan sebagai lagu terlarang di Indonesia oleh Orde Baru.
NESTAPA KELUARGA PENCIPTA LAGU
Sinar Syamsi, anak pengarang lagu Genjer-genjer.
Setelah pemberontakan PKI pecah pada 30 September 1965, Muhammad Arief sang pencipta lagu menghilang.
Seperti dilansir Kompas.com (30/9/2014), keluarga Arief hidup dalam penderitaan karena dicap PKI.
Sinar Syamsi , anak dari Muhammad Arief, mengisahkan, setelah rumah ayahnya di Jalan Kyai Shaleh Nomor 47, Kelurahan Temenggungan, Banyuwangi, dihancurkan oleh massa pada 30 September 1965, Muhammad Arief pamit keluar rumah.
Belakangan diketahui, ayahnya ditangkap Corps Polisi Militer (CPM).
Syamsi bersama Suyekti, ibunya, kemudian membakar buku-buku bacaan yang berbau aliran kiri milik ayahnya.
Dia bersama ibunya juga sempat menjenguk Muhammad Arief di Markas CPM.
"Bapak ditahan tentara, dan itu terakhir saya bertemu dengan dia. Sempat dengar, katanya bapak dipindah ke Kalibaru, dan dengar lagi bapak sudah dipindah ke Malang," urainya.
Terakhir, ia mengetahui bahwa Muhammad Arief ditahan di Lowokwaru, Malang.
"Teman bapak yang cerita. Sampai saat ini saya tidak tahu bapak ada di mana. Dia tidak pernah kembali," kenangnya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, ibunya, Suyekti, yang asli Jawa Tengah, memilih untuk tinggal di Banyuwangi di rumah warisan keluarga.
"Kasihan ibu saya. Stigma sebagai keluarga PKI membuat ia tertekan. Ibu meninggal pada tahun 1997," ujarnya.