Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Potensi Devisa KEK Likupang Rp 22,5 T

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara telah disetujui Dewan Nasional KEK.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Jokowi Tinjau Lokasi KEK Likupang 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang, Kabupaten Minahasa Utara telah disetujui Dewan Nasional KEK. Kawasan ini segera dibangun infrastrukturnya. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, pemerintah pusat menganggarkan Rp 100 miliar untuk pembenahan infrastruktur pelabuhan di sekitar kawasan Likupang.

Baca: Performa Timnas Buruk, Isu Penggantian Pelatih Simon McMenemy Mencuat

Itu belum termasuk proyek Jalan Bandara-Likupang, lalu proyek infrastruktur strategis lainnya yang dikerjakan di Sulut seperti perluasan Bandara Internasional Sam Ratulangi, jalur kereta api Manado-Bitung, jalan tol Manado-Bitung, Manado Outer Ring Road III dan TPA Regional. Menopang itu, pemerintah ditafsir akan mengucurkan anggaran triliun rupiah.

Tapi itu tak sebanding dengan potensi devisa yang bakal dihasilkan. KEK Likupang diprediksi mampu memberikan kontribusi devisa sebesar Rp 22,5 triliun pada 2030.

Hal ini disampaikan Gubernur ketika menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata III Tahun 2019 di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Rabu (11/9/2019).

Rakornas tersebut digelar oleh Kementerian Pariwisata dengan sejumlah kementerian dan lembaga untuk membahas pengembangan 5 destinasi super prioritas, yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo setelah rapat terbatas pada 15 Juli 2019.

Selain itu, nantinya di KEK Likupang akan dikembangkan resort, akomodasi, fasilitas hiburan dan MICE. Di luar area KEK, akan dikembangkan pula Wallace Conservation Center dan Yacht Marina. Sering investasi terebut, jumlah tenaga kerja terserap diperkirakan mencapai 65.300 orang.

Baca: DPR-Pemerintah Bahas UU KPK Malam Hari: Mahasiswa Tolak Capim KPK

Berdasarkan dari perhitungan, pengembangan KEK Likupang diprediksi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut sebesar 162 ribu orang pada 2025.

Jumlah tersebut berkontribusi sekitar 16 persen dari target yang ditetapkan oleh Gubernur yaitu 1 juta wisatawan mancanegara pada 2025.

Menurut rencana, KEK Likupang akan dikembangkan dalam tiga tahap. Pembangunan tahap I akan dibangun seluas 92,89 hektare dengan kurun waktu tiga tahun ( 2020- 2023).

Target investor yang akan masuk pada tiga tahun pertama tersebut adalah Maestro & Partners melalui pembangunan luxury resort senilai Rp 357 miliar, Sejuta Rasa Carpedia akan membangun beach club senilai Rp 307 miliar.

Lalu, Dune World akan membangun luxury dive resort senilai Rp 50 miliar, dan Artha Prakarana akan membangun nomadic resort senilai Rp 36 miliar. Adapun, dalam rakornas itu, Olly membahas Sulut masuk lima destinasi super prioritas. Selain Sulut, ada Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo.

Saat ini kelima destinasi super prioritas tersebut sedang dalam proses pengembangan intrastruktur yang ditargetkan selesai pada tahun 2020. Olly menjelaskan posisi Sulut sebagai pintu gerbang Pasifik yang menunjang pertumbuhan sektor pariwisata Sulut.

Olly menerangkan gambaran umum posisi Sulut secara geografis, geoposisi dan geostrategi. Menurutnya, Sulut sangat strategis karena berada di bagian utara Indonesia. Disamping itu, Olly memaparkan pengembangan strategi pariwisata Sulut dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.

Baca: Fikri/Bagas Empaskan Pasangan Cina, Lima Wakil Indonesia Lolos ke Perempat Final Vietnam Open

Pariwisata yang berkelanjutan ini bisa dipenuhi jika dapat memenuhi sejumlah syarat, yaitu people atau peningkatan SDM, potensi wisata harus disiapkan, partnership atau kemampuan menggalang segala relasi dan place atau Sulut sebagai tempat yang tolerannya tinggi sehingga menarik orang berkunjung.

"Pariwisata maju, rakyat dan daerah harus ikut menikmati dampaknya. Kita harus melakukan lompatan besar jauh ke depan. Melakukan itu semua harus bersama," ujar Olly.

Olly menerangkan, keberhasilan mendatangkan wisatawan mancanegara yang didominasi negara Tiongkok ke Sulut dengan memberikan berbagai kemudahan berbagai persyaratan seperti pengurusan visa bebas, operasional Bandara Sam Ratulangi 24 jam nonstop, peningkatan status kantor Bea Cukai dan ketersediaan hotel dan SDM yang bisa berbahasa mandarin. (ryo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved