Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

BJ Habibie Meninggal

MENGENAL Sosok BJ Habibie, Pria yang Dijuluki Mr Crack hingga Punya Rumus Faktor Habibie

Habibie memiliki rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat

Editor: Indry Panigoro
(KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN)
ILUSTRASI - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie mendampingi jenazah istrinya Hasri Ainun Habibie Besari yang baru tiba dari Jerman. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia.

Hal itu karena BJ Habibie termasuk sosok jenius di Indonesia yang mampu merancang pesawat terbang.

Dirinya memang tak lepas dari pesawat terbang.

Sosok menjadi inspirasi bagi generasi Indonesia dalam bidang teknologi.

Mengutip Deputi Direktur Keuangan Urusan Pendanaan PT Regio Aviasi Industri (RAI) Desra Firza Ghazfan, Habibie adalah salah satu saja dari angkatan pertama generasi dirgantara yang dikirimkan Presiden pertama RI Soekarno ke berbagai negara untuk belajar membuat pesawat.

Semasa muda, Habibie mulai menguliti serba-serbi mesin pesawat di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung yang saat itu, ITB masih bernama Universitas Indonesia pada 1954.

Hanya hitungan bulan di ITB, ia kemudian melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman.

Baca: 53 Kata Mutiara dan Kutipan Bijak Milik BJ Habibie serta Tokoh Dunia: Sasa Depan Adalah Milik Kita

Baca: Kisah Cinta BJ Habibie dan Ainun, Ngaku Tak Pernah Naksir: Kalau Pun Saya Naksir Belum Tentu Dia Mau

Baca: Apa Sebenarnya Penyakit BJ Habibie hingga Ditangani 44 Dokter Spesialis, Berapa Biaya Perawatannya?

Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Habibie memiliki rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang.

Habibie pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.

Dokumentasi Pernikahan B.J. Habibie dan Ainun menggunakan Adat Pernikahan Gorontalo (Resepsi Pernikahan)
Dokumentasi Pernikahan B.J. Habibie dan Ainun menggunakan Adat Pernikahan Gorontalo (Resepsi Pernikahan) (Fiqhi Rizky - Karya sendiri, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=82025277)

Di Jerman, Habibie pernah menjadi Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh.

Dia bahkan menjadi wakil presiden dan direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan itu.

Habibie juga sempat bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia pada 1973.

Ia memenuhi permintaan Presiden Soeharto untuk mengabdikan ilmunya di Indonesia.

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada Februari 2017, Habibie menyatakan, tidak bisa dibayangkan apabila Indonesia tidak memiliki pesawat terbang.

BERITA POPULER:

Baca: Potret Raymond Hartanto, Adik Boy William yang Meninggal Dunia: Aku Selamanya Menjadi Kakakmu

Baca: Audri Viranti, Paskibra yang Hilang Sebulan Ditemukan di Luar Negeri, Polisi Ungkap Kondisinya

Baca: BIODATA BJ Habibie, Presiden ke-3 Indonesia yang Kisah Cintanya Diangkat Jadi Film: Rela Tak Makan

Untungnya, Indonesia berhasil membuktikan kemampuan untuk bisa membuat pesawat terbang sendiri.

"Kita harus sangat sadari bahwa industri strategis dan khususnya dirgantara, adalah produk sepanjang masa yang dibutuhkan Indonesia," kata Habibie di sela-sela Presidential Lecture di Bank Indonesia (BI), Senin (13/2/2017).

Pada April 2015, Habibie memperkenalkan rancangan pesawat baru yang digarap oleh Regio Aviasi Industri, perusahaan yang didirikannya.

Mantan Presiden BJ Habibie dan replika pesawat Regio Prop 80 (R80).
Mantan Presiden BJ Habibie dan replika pesawat Regio Prop 80 (R80). (Tribunnews.com)

Pesawat itu dinamakan R80. Untuk membuat pesawat ini, Habibie meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan' karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," ujar Habibie kepada Jokowi saat menunjukkan miniatur R80.

Habibie memaparkan kehebatan dari R80.

Menurut dia, pesawat yang digerakkan oleh baling-baling memiliki kelebihan seperti mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, yakni antara 80-90 orang, waktu berputar yang singkat, hemat bahan bakar, dan perawatan yang mudah.

Habibie menyebut bahwa pesawat ini nantinya tidak kalah hebatnya dibandingkan Boeing 777.

Pesawat R80, lanjut dia, sangat tepat digunakan untuk tipe bandara sedang yang banyak ada di Indonesia.

Targetnya, proyek ini dapat diproduksi massal pada 2024.

Tak Berniat Jadi Presiden

Tak berniat jadi presiden Begitu kembali ke Indonesia, selama 20 tahun, Habibie menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT.

Setelah itu, ia dipilih MPR menjadi Wakil Presiden menggantikan Try Sutrisno.

Baru pada Mei 1998, ia ditunjuk sebagai Presiden RI.

Habibie pernah melontarkan bahwa dirinya tak pernah berniat menjadi presiden.

Saat itu, tiba-tiba ia ditunjuk menggantikan Presiden Kedua RI Soeharto.

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, tersebut mengaku menjadi presiden karena ketidaksengajaan.

"Saya tidak pernah tertarik atau ingin menjadi presiden, itu terjadi secara tidak sengaja. Saya harus mengambil alih karena Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujar Habibie, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 2013.

Selama 517 hari menjabat sebagai Presiden RI, Habibie hanya fokus mengatasi permasalahan bangsa dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.

Saat itu, ia mengaku beban yang diembannya cukup berat.

Latar pendidikan di Eropa, tiba-tiba harus memimpin pemerintahan yang begitu banyak permasalahan.

"Saat itu, saya hanya berpikir mengatasi masalah dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," kata Habibie.

Pada masa awal pemerintahannya, Habibie membebaskan para tahanan politik, membuka keran kebebasan pers, serta memberikan otonomi ke daerah-daerah.

Habibie juga menelurkan hingga 113 undang-undang baru per hari, di antaranya penyelenggaraan pemilu pada tahun 1999.

Habibie juga menceritakan saat pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak sebelum ia membacakannya.

"Sebelum saya membacakan, mereka mengatakan saya ditolak, bagi saya tidak masalah, buat saya menjadi presiden bukanlah segala-galanya," kata Habibie.

Habibie percaya bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat, dan ia menepati janjinya untuk mengembalikan kekuasaan di tangan rakyat dalam pemilu pertama secara demokratis di Indonesia pada tahun 1999 silam.

Sampai akhirnya Habibie terpaksa lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka.

Pada masa pemerintahannya, Timor Timur lepas dari NKRI dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.

Setelah tak lagi menjabat presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap kembali di Jerman.

Kemudian, di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden dan mendirikan Habibie Center.

Masa jabatan Habibie sebagai memang singkat, mulai 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Namun, penghargaan yang diberikan untuk dirinya tak terhitung.

ILUSTRASI - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie mendampingi jenazah istrinya Hasri Ainun Habibie Besari yang baru tiba dari Jerman.
ILUSTRASI - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie mendampingi jenazah istrinya Hasri Ainun Habibie Besari yang baru tiba dari Jerman. ((KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN))

Di luar negeri, Habibie sudah memborong banyak penghargaan terkait teknik mesin dan pesawat.

Ia juga menerima bintang penghargaan "Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband" dan "Das Grosse Verdienstkreuz" dari Pemerintah Republik Federal Jerman.

Penghargaan itu diberikan kepada orang yang sangat berjasa pada pemerintahan Jerman baik pada bidang politik, sosial maupun teknologi.

Di Indonesia, Habibie mendapatkan penghargaan "Lifetime Achievement Award" dari Komisi Pemilihan Umum karena saat menjabat presiden pernah mengeluarkan kebijakan untuk percepatan pelaksanaan pemilu.

Berkat Habibie, pemilu digelar lebih cepat, yakni pada 1999.

Pada era Habibie pula multipartai di Indonesia dimulai pasca tumbangnya Orde Baru.

Namanya pun abadi menjadi nama jalan, monumen, dan kisah cintanya dengan Ainun yang diadaptasi dalam film.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul [OBITUARI] BJ Habibie, "Bapak Pesawat" yang Tak Pernah Tertarik Jadi Presiden dan Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mengenal BJ Habibie, 'Bapak Pesawat' yang Tak Sengaja Jadi Presiden dan Punya Segudang Penghargaan

 Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Mengenal Sosok BJ Habibie, Borong Berbagai Penghargaan, Hingga BukaKeran Kebebasan Pers, 

Pesawat itu dinamakan R80. Untuk membuat pesawat ini, Habibie meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan' karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," ujar Habibie kepada Jokowi saat menunjukkan miniatur R80.

Habibie memaparkan kehebatan dari R80.

Menurut dia, pesawat yang digerakkan oleh baling-baling memiliki kelebihan seperti mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, yakni antara 80-90 orang, waktu berputar yang singkat, hemat bahan bakar, dan perawatan yang mudah.

Habibie menyebut bahwa pesawat ini nantinya tidak kalah hebatnya dibandingkan Boeing 777.

Pesawat R80, lanjut dia, sangat tepat digunakan untuk tipe bandara sedang yang banyak ada di Indonesia.

Targetnya, proyek ini dapat diproduksi massal pada 2024.

Tak Berniat Jadi Presiden

Tak berniat jadi presiden Begitu kembali ke Indonesia, selama 20 tahun, Habibie menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT.

Setelah itu, ia dipilih MPR menjadi Wakil Presiden menggantikan Try Sutrisno.

Baru pada Mei 1998, ia ditunjuk sebagai Presiden RI.

Habibie pernah melontarkan bahwa dirinya tak pernah berniat menjadi presiden.

Saat itu, tiba-tiba ia ditunjuk menggantikan Presiden Kedua RI Soeharto.

Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, tersebut mengaku menjadi presiden karena ketidaksengajaan.

"Saya tidak pernah tertarik atau ingin menjadi presiden, itu terjadi secara tidak sengaja. Saya harus mengambil alih karena Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujar Habibie, dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 2013.

Selama 517 hari menjabat sebagai Presiden RI, Habibie hanya fokus mengatasi permasalahan bangsa dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.

Saat itu, ia mengaku beban yang diembannya cukup berat.

Latar pendidikan di Eropa, tiba-tiba harus memimpin pemerintahan yang begitu banyak permasalahan.

"Saat itu, saya hanya berpikir mengatasi masalah dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," kata Habibie.

Pada masa awal pemerintahannya, Habibie membebaskan para tahanan politik, membuka keran kebebasan pers, serta memberikan otonomi ke daerah-daerah.

Habibie juga menelurkan hingga 113 undang-undang baru per hari, di antaranya penyelenggaraan pemilu pada tahun 1999.

Habibie juga menceritakan saat pertanggungjawabannya sebagai presiden ditolak sebelum ia membacakannya.

"Sebelum saya membacakan, mereka mengatakan saya ditolak, bagi saya tidak masalah, buat saya menjadi presiden bukanlah segala-galanya," kata Habibie.

Habibie percaya bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat, dan ia menepati janjinya untuk mengembalikan kekuasaan di tangan rakyat dalam pemilu pertama secara demokratis di Indonesia pada tahun 1999 silam.

Sampai akhirnya Habibie terpaksa lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka.

Pada masa pemerintahannya, Timor Timur lepas dari NKRI dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.

Setelah tak lagi menjabat presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap kembali di Jerman.

Kemudian, di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden dan mendirikan Habibie Center.

Masa jabatan Habibie sebagai memang singkat, mulai 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Namun, penghargaan yang diberikan untuk dirinya tak terhitung.

Di luar negeri, Habibie sudah memborong banyak penghargaan terkait teknik mesin dan pesawat.

Ia juga menerima bintang penghargaan "Das Grosse Verdenstkreuz Mit Stern und Schulterband" dan "Das Grosse Verdienstkreuz" dari Pemerintah Republik Federal Jerman.

Penghargaan itu diberikan kepada orang yang sangat berjasa pada pemerintahan Jerman baik pada bidang politik, sosial maupun teknologi.

Di Indonesia, Habibie mendapatkan penghargaan "Lifetime Achievement Award" dari Komisi Pemilihan Umum karena saat menjabat presiden pernah mengeluarkan kebijakan untuk percepatan pelaksanaan pemilu.

Berkat Habibie, pemilu digelar lebih cepat, yakni pada 1999.

Pada era Habibie pula multipartai di Indonesia dimulai pasca tumbangnya Orde Baru.

Namanya pun abadi menjadi nama jalan, monumen, dan kisah cintanya dengan Ainun yang diadaptasi dalam film.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul [OBITUARI] BJ Habibie, "Bapak Pesawat" yang Tak Pernah Tertarik Jadi Presiden dan Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Mengenal BJ Habibie, 'Bapak Pesawat' yang Tak Sengaja Jadi Presiden dan Punya Segudang Penghargaan

 Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Mengenal Sosok BJ Habibie, Borong Berbagai Penghargaan, Hingga BukaKeran Kebebasan Pers, 

Tonton:

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved