Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Yakin Polemik Audisi PB Djarum Ada Solusi: Ini Penjelasan KPAI

Polemik penghentian audisi bulutangkis PB Djarum mengundang perhatian publik. Meski begitu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Ketua KPAI Susanto 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Polemik penghentian audisi bulutangkis PB Djarum mengundang perhatian publik. Meski begitu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI), Susanto, meyakini bahwa akan ada solusi dari polemik terkait audisi klub bulu tangkis PB Djarum. Pernyataan itu disampaikan Susanto dalam program acara di salah satu stasiun televisi swasta pada Senin (9/9/2019) petang.

Sejauh ini, baik KPAI maupun PB Djarum memang masih sama-sama berpatokan pada argumentasi mereka masing-masing. Baca juga: Indonesia Vs Thailand, Pelatih Lawan dalam Tekanan karena Blunder "Kita semua harus berpikir jernih, polemik ini perlu diakhiri.

Baca: Tekanan Pelemahan Kinerja Indeks IDX30

Saya kira kalau semua berpikir jernih, insya Allah solusinya akan ditemukan," ujar Susanto. "Insya Allah kalau semuanya cooling down dan kita berpikir untuk kebaikan anak dan generasi ke depan, insya Allah akan tercapai."

PAI meminta audisi bulu tangkis berjalan tanpa sedikitpun melibatkan identitas Djarum yang dianggap mengacu kepada produk rokok. Jika audisi masih bermuatan identitas Djarum, KPAI menganggap pihak Djarum Foundation atau PB Djarum telah melakukan eksploitasi anak terkait brand image rokok.

Berdasarkan penjelasan KPAI, hal itu telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor (PP) 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

Sementara itu, Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menegaskan bahwa PB Djarum (Djarum Badminton Club) bukanlah produk rokok, melainkan sekadar klub bulu tangkis. Yoppy menyatakan bahwa antara PB Djarum dan produk rokok Djarum adalah dua hal berbeda meski berada dalam satu entitas.

Oleh karena perbedaan pendapat itu, pihak Djarum Foundation akhirnya memutuskan untuk tidak mengadakan audisi pada tahun depan. Djarum Foundation merasa harus mengambil keputusan itu karena tidak ingin melanggar undang-undang yang berlaku.

"Kami ini ingin menaati undang-undang. Jadi jangan sebut kami anak kecil, anak cengeng, dan sebagainya," tutur Yoppy. Lebih lanjut, Yoppy menyatakan bahwa nama PB Djarum tidak akan bisa diubah karena sudah menjadi roh dari klub bulu tangkis itu sejak 1969. Ia pun menyebut nama PB Djarum menjadi kebanggaan bagi para pebulu tangkisnya, baik yang masih aktif maupun alumni.

Baca: Nakhoda-4 ABK Hanyut Terseret Arus: Begini Nasib Kru KM Leroy

Audisi Djarum berlangsung sejak tahun 2006 dan biasanya digelar di beberapa kota di Indonesia. Dari audisi itu, muncul sejumlah pebulu tangkis andal, salah satu contohnya adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo. Kevin merupakan pemain ganda putra nomor satu dunia bersama rekannya dari PB Jaya Raya, Marcus Fernaldi Gideon.

Kronologi Penghentian Audisi PB Djarum

Tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengenai eksploitasi anak menjadi alasan penyetopan program audisi PB Djarum yang merupakan ajang pencarian pebulutangkis belia berbakat.

Berdasarkan pengakuan Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin, rencana penghentian audisi PB Djarum sudah dipikirkan sejak beberapa pekan terakhir. Kemudian PB Djarum mengeluarkan keputusan untuk menghentikan program yang sudah berlangsung sejak 2006 itu pada tahun depan.

Kegiatan audisi yang berlangsung rutin setiap tahun itu mendapat respons dari Yayasan Lentera Anak dan Smoke Free Bandung jelang perhelatan audisi PB Djarum di Bandung pada Juli 2019.

Menanggapi respons tersebut, PB Djarum menegaskan program audisi yang sudah rutin dilakukan tersebut bukan kegiatan pemasaran produk rokok melainkan murni untuk seleksi atlet.

KPAI kemudian melakukan rapat dengan sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Tujuannya, mendesak penghentian audisi PB Djarum karena mengandung unsur eksploitasi berupa kewajiban setiap anak mengenakan seragam berlogo Djarum Badminton Club yang identik dengan merek rokok.

 "Kami sepakat bahwa pengembangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis harus terus dilakukan, tetapi tidak boleh ada eksploitasi anak," ujar Ketua KPAI Susanto, usai pertemuan dengan kementerian awal Agustus lalu dikutip dari Antara.

Upaya KPAI meniadakan logo sponsor di seragam peserta dan nama acara ditanggapi Djarum dengan mengubah nama audisi menjadi 'Audisi Umum' serta penghapusan logo sponsor di baju peserta dalam sesi audisi yang berlangsung di Purwokerto pada 8-10 September.

Di tengah acara audisi di Purwokerto, Djarum kemudian memastikan program audisi bakal dihentikan mulai 2020.

"Kami sudah menjelaskan dan banyak bukti kalau PB Djarum itu bukan produk tembakau. Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," ucap Yoppy lewat situs resmi PB Djarum.

Baca: Pemerintah Siapkan Rp 100 Miliar Bangun Papua

Untuk mengganti program audisi, PB Djarum bakal mengandalkan pemandu bakat untuk menjaring atlet-atlet muda. 

PB Djarum Akan Gunakan Cara Tradisional

PB Djarum, melalui Djarum Foundation selaku induk, telah mengumumkan akan menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis mulai 2020 mendatang. Langkah ini diambil untuk meredakan polemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPA), akhir-akhir ini.

KPAI tidak ingin anak-anak digunakan untuk mempromosikan produk rokok dalam Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis. Karena itu, KPAI mendesak Djarum Foundation menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi tersebut. Dengan demikian, 2019 akan menjadi audisi terakhir.

"Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena pada 2020 kami memutuskan menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu, biar reda dulu. Masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," ujar Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin.

Namun begitu, bukan berarti PB Djarum berhenti untuk ikut membangun bulu tangkis Indonesia. Hanya saja, ke depannya, mereka akan kembali menggunakan cara tradisional. "Kami akan mengikuti turnamen, main ke-klub dan sebagainya," papar Yoppy.

Dari situ, mereka juga akan berusaha mencari bibit-bibit baru. "Setiap turnamen, pelatih kita, atlet kita selalu ikut, monitoring dari situ," ujarnya.
Namun, ia tidak memungkiri cara ini memiliki kelemahan. Salah satunya, lantaran daya jangkau mereka yang terbatas untuk menemukan bibit-bibit unggul bulu tangkis Indonesia.

"Tidak ada cerita-cerita heroik mengenai atlet-atlet dari kampung-kampung yang bisa dikatakan tidak mampu, karena itu tak akan bisa terjaring. Mereka tidak bisa mengikuti turnamen yang jauh-jauh," ujarnya. (tribun/lp6/cnn/kps)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved