Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Buaya Terkam Ibu Paruh Baya Yang Mencari Kangkung, Dia Harus Dibawa ke Rumah Sakit, Ada Yang Putus

Buaya menerkam seorang ibu paruh baya. Dia pun harus dibawa ke rumah sakit.Dia mengalami luka serius usai diterkam buaya,

tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan
LUKA PARAH — Korban harus mendapat penanganan medis serius akibat diterkam buaya di sekitar Lapangan Golf Badak LNG. Luka akibat terkamam buaya ini membuat jempol kanan korban terputus serta luka robek di kaki dan lengan. 

Belum diketahui ukuran buaya tersebut, namun diperkirakan buaya ini berukuran besar sebab berani menyerang manusia.

“Kita imbau warga khususnya di RT 60 ini, supaya tak mendekat ke lokasi apalagi anak-anak bermain di sekitar lokasi kejadian,” ungkapnya.

Kasus Buaya Terkam Anak

Seorang ayah telah menemukan kepala dan kaki putranya setelah bocah berusia 10 tahun itu diseret dari dari perahu oleh buaya.

Sebelumnya diketahui bahwa bocah itu digigit oleh buaya air asin saat duduk di perahu kayu kecil bersama dua saudara kandungnya di pulau Balabac di Filipina.

Dilansir dari The sun, Kamis (15/8/2019), dia dilaporkan duduk di belakang perahu saat serangan itu terjadi.

Ayah bocah itu mencarinya dalam semalam, tetapi jenazahnya yang mengerikan kemudian baru ditemukan keesokan harinya oleh seorang nelayan di rawa bakau terdekat.

Polisi mengatakan bahwa bagian-bagian tubuh itu ditemukan pada hari Selasa.

Buaya air asin adalah reptil hidup terbesar di dunia, ia dapat tumbuh hingga sepanjang enam meter dan berat hingga 1.000 kg.

Mereka berasal dari habitat air asin dan lahan basah payau dari pantai timur India melintasi Asia Tenggara hingga Australia utara.

Mereka adalah predator puncak, dan biasanya menyerang mangsanya sebelum menenggelamkannya atau memakannya utuh.

Satu abad penipisan habitat, penangkapan ikan dengan dinamit, dan perburuan ilegal berarti mereka sekarang merupakan spesies yang terancam.

Populasi yang terus bertambah dan permintaan kulit kayu bakau, yang dapat dijual secara ilegal untuk digunakan dalam pembuatan pewarna, membawa manusia ke dalam peningkatan kontak dengan buaya di Filipina.

Dia telah duduk di perahu bersama saudara-saudaranya yang lebih tua

Pejabat regional Jovic Pabello mengatakan kepada wartawan: "Sejak 2015, kami tidak pernah mengalami satu tahun dengan nol serangan buaya di Balabac.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved