NEWS
Ombak Menggulung Dua Orang Pemancing Hingga ke Tengah Laut, Terjadi Tengah Malam
Dua orang dikabarkan hilang dekat pantai. Mereka adalah pemancing disana.
Kejadian ini langsung dilaporkan ke petugas keamanan setempat. Tak berselang lama petugas pun datang untuk melakukan pencarian.
Namun, karena kondisi lokasi dan ombak yang begitu besar petugas melakukan pemantauan saja.
"Apalagi saat kejadian juga kondisinya gelap, minim penerangan," kata Sudarta yang merupakan penyuluh kelautan Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan.
Saat proses pencarian kemarin, keluarga dan kerabat korban datang ke lokasi hilangnya kedua korban.
Tampak istri dan anak-anak Ketut Artika tak kuasa menahan kesedihan. Mereka berjalan dengan dibopong sembari terus menangis.
Seorang kerabat Ketut Artika menuturkan di Banjar Batan Poh, Desa Pandak Gede, sempat ngedig kulkul (memukul kentongan) setelah menerima informasi ada warga yang tenggelam.
“Sempat ngedig kulkul di banjar sebelum pukul 06.00 Wita,” ujar kerabat korban yang mengaku bernama Bu Agus.
Dia melanjutkan, korban Ketut Artika sebelumnya sempat dilarang oleh anak dan istrinya pergi memancing karena sedang sakit batuk.
Namun larangan tersebut tak diindahkan olehnya dan tetap berangkat memancing ke Tanah Lot.
“Sudah sempat dilarang tapi tetap jalan. Sekitar pukul 21.00 Wita berangkat bersama temannya,” ungkapnya lirih.
Setelah nunas baos (mohon petunjuk) ke orang pintar, keluarga kemudian melakukan upacara matur piuning dan mulang pakelem.
Untuk di lokasi, keluarga ngaturang bebek selem, dan di sebelah timur lokasi menghaturkan siap selem.
Kerabat lainnya, I Ketut Suala, menyatakan Ketut Artika adalah seorang pemangku pajenengan di pura kawitan (keluarga) di Banjar Batan Poh.
Ia juga sudah mawinten di Pura Puseh setempat sekitar satu tahun yang lalu.
Dia menuturkan, Ketut Artika memang hobi memancing dan setiap ada waktu pasti akan memancing ke pantai.