Seleksi Capim KPK
Daftar 10 Calon Pimpinan KPK Diserahkan ke Presiden Jokowi: Cek Harta Kekayaan dan Profilnya
10 nama calon pimpinan KPK tersebut akan disodorkan Jokowi kepada DPR untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan.
Peristiwa itu terjadi saat dirinya menangani perkara mantan Gubernur Sulawesi Tengah Mayor Jenderal (Purn) Bandjela Paliudju yang merupakan Ketua Dewan Penasehat Partai NasDem Sulawesi Tengah.
Calon Pimpinan Komisi Pemberatasan Korupsi (Capim KPK) Johanis Tanak (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)
Saat itu Johanis mengaku siap menerima arahan dari Jaksa Agung.
Kepada Jaksa Agung, Johannis mengaku menyampaikan kasus yang Bandjela Paliudju menjadi momentum bagi Prasetyo membuktikan integritasnya.
Selain soal 'intervensi' Jaksa Agung, Johanis Tanak juga menyebut OTT yang dilakukan KPK bisa menjadi penghalang atau penghambat pembangunan.
Investor yang sudah menanamkan investasi besar dalam suatu proyek tiba-tiba terhambat karena adanta OTT.
"Sekiranya OTT yang dikatakan itu kegiatan terencana. OTT itu suatu tindak pidana yang seketika terjadi. Kalau ada dan penyadapan, harusnya disampaikan daripada ditangkap disidik dan diperiksa sehingga menghabiskan uang negara" tutur Tanak.
5. Lili Pintauli Siregar (Advokat)
Lili dikenal sebagai Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) periode 2008-2013 dan 2013-2018.
Anggota LPSK, Lili Pintauli Siregar, seusai berkoordinasi dengan penyidik tentang perlindungan maksimal terhadap 10 saksi kasus dugaan korupsi Bupati Seluma, Murwan Effendi, di kantor KPK, Jakarta, Selasa (17/1/2012). (Tribunnews.com/Abdul Qodir)
Tak lagi mengabdi di LPSK, Lili kemudian mengurus kantor konsultan hukum pribadinya, namun baru jalan beberapa bulan ia maju sebagai calon pimpinan KPK.
6. Luthfi K Jayadi (Dosen)
Luthfi Jayadi merupakan Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Malang. Luthfi dikenal sebagai aktivis antikorupsi di Kota Malang dan menjadi pendiri Malang Corruption Watch (MCW).
7. Nawawi Pamolango (Hakim)
Nawawi merupakan satu-satunya hakim karier yang masuk 10 besar seleksi Capim KPK periode 2019-2023.
Alexander Marwata memang berasal dari hakim.
Namun, Alex, sapaan Alexander Marwata merupakan hakim adhoc, sementara Nawawi merintis karier sebagai hakim sejak 1988.
Selama 30 tahun berkarier sebagai hakim, lulusan Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi itu pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Poso, Wakil Ketua Pengadilan Bandung, Ketua Pengadilan Samarinda, dan Ketua Pengadilan Jakarta Timur.
Saat ini, Nawawi menjabat sebagai hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar, Bali.
Pria kelahiran Manado, 28 Februari 1962 ini pun telah mengantongi sertifikasi hakim tipikor sejak 2006.
Nawawi pernah menangani sejumlah perkara korupsi besar, di antaranya Luthfi Hasan Ishaaq, Fatonah, Irman Gusman, Patrialis Akbar itu
8. Nurul Ghufron (Dosen)
Nurul Ghufron tercatat sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember.
Ghufron juga kerap menjadi saksi ahli bidang hukum di berbagai persidangan.
Sebelum menjadi dosen PNS, pria kelahiran Madura, 22 September 1974 ini juga punya pengalaman sebagai lawyer.
9. Roby Arya Brata (Pegawai Sekretaris Kabinet)
Di antara 10 kandidat yang lolos seleksi, Roby Arya mungkin yang paling berpengalaman mengikuti seleksi Capim KPK.
Roby Arya yang kini menjabat Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal, dan Badan Usaha pada Kedeputian Bidang Perekonomian Sekretariat Kabinet (Setkab) tercatat telah dua kali ikut seleksi Pimpinan KPK yakni pada 2014 dan seleksi pimpinan KPK periode 2015-2019, namun gagal.
Tak patah arang, Roby kembali ikut seleksi menjadi Penasihat KPK dan lagi-lagi gagal.
Sebelum mengikuti seleksi Capim KPK periode 2019-2023, Roby mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi Sekjen KPK.
Namun, gagal kembali.
10. Sigit Danang Joyo (PNS Kementerian Keuangan)
Sigit saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Bantuan Hukum Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.
Sigit diketahui pernah menjadi anggota tim pelaksana Tim Reformasi Perpajakan yang dibentuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada 2016 silam.
Daftar Harta Kekayaan
Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Firli Bahuri tercatat sebagai orang terkaya di antara 10 kandidat yang lolos dalam seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK.
Harta kekayaan Irjen Firli Bahuri yang sekarang menjabat sebagai Kapolda Sumsel sebesar Rp 18,2 miliar per 29 Maret 2019.
Sementara advokat Lili Pintauli Siregar yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi per 31 Desember 2017, harta kekayaannya paling sedikit; Rp 70 juta.
Daftar kekayaan ke-10 calon pimpinan KPK berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang dikeluarkan KPK.
Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel Capim KPK) telah menyerahkan 10 nama capim KPK kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penyerahan tersebut disampaikan Pansel Capim KPK secara langsung kepada Jokowi di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/9/2019).
"Sepuluh nama itu sudah ada. Satu, Alexander Marwata, Firli Bahuri, I Nyoman Wara, Lili Pintauri Siregar, Namawi Pangolango, Luthfi Jayadi, Johanes Tanak, Roby Arya, Nurul Ghufron, Sigit Danang Joyo," kata Ketua Pansel KPK Yenti Garnasih, Senin (2/9/2019).
Setelah menerima ke-10 nama tersebut, Jokowi mengharapkan Pansel tidak perlu terburu-buru dalam memutuskan 10 nama capim KPK periode 2019-2023.
"Kita harapkan, saya kira kita juga tidak harus tergesa-gesa. Yang paling penting menurut saya, apa yang akan saya sampaikan ke DPR itu betul-betul nama yang layak dipilih DPR," kata Jokowi di Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Nantinya Jokowi akan mengirim 10 kandidat capim lembaga antirasuah ke DPR untuk menjalani tahapan fit and proper test.
Berikut adalah jumlah harta kekayaan yang dimiliki Capim KPK berdasarkan latar belakang profesi:
KPK
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, pada Februari 2019, hartanya Rp3,9 miliar.
Kepolisian
Kapolda Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Firli Bahuri.
Saat menjabat Wakapolres Lampung Tengah pada 2002 hartanya Rp162 juta.
Per 29 Maret 2019, hartanya mencapai Rp 18,2 miliar.
Auditor BPK
I Nyoman Wara. Pada 31 Desember 2018, hartanya Rp 1,6 miliar.
Jaksa
Direktur Tata Usaha Negara pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Usaha, Johanis Tanak. Pada Juni 2019, harta kekayaannya Rp 8,34 miliar.
Advokat
Lili Pintauli Siregar pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Korban dan Saksi.
Menurut LHKPN yang dilaporkan pada 31 Desember 2017, harta kekayaannya Rp 70 juta.
Dosen
_ Luthfi J. Kurniawan dikenal sebagai akademisi dan pendiri Malang Corruption Watch.
Data LHKPN miliknya tak ada di KPK, karena Luthfi bukan penyelenggara negara.
- Nurul Ghufron, saat menjabat Dekan di Universitas Jember harta kekayaannya Rp 1,8 miliar.
Hakim
Hakim Pengadilan Tinggi Denpasar, Nawawi Pomolango, pada 31 Desember, hartanya Rp1,8 miliar.
PNS
- Roby Arya saat ini menjabat Asisten Deputi Bidang Ekonomi Makro, Penanaman Modal dan Badan Usaha.
Pada 31 Desember 2018, jumlah hartanya Rp 1,8 miliar.
- Kepala Subdirektorat Bantuan Hukum Dirjen Pajak Kemenkeu, Sigit Danang Joyo.
Pada 2016, hartanya Rp 2,3 miliar.
KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNNEWSWIKI.COM
#Daftar 10 Calon Pimpinan KPK Diserahkan ke Presiden Jokowi: Cek Harta Kekayaan dan Profilnya