Serda Rikson Gugur Kena Panah: Kerusuhan Terjadi di Deiyai Papua
Anggota TNI Angkatan Darat Serda Rikson gugur dalam kerusuhan dan kontak senjata yang terjadi di Distrik Waghete
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAYAPURA – Anggota TNI Angkatan Darat Serda Rikson gugur dalam kerusuhan dan kontak senjata yang terjadi di Distrik Waghete, Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8). Serda Rikson gugur akibat terkena anak panah dan sabetan parang.
Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Cpl Eko Daryanto membenarkan seorang anggota TNI Angkatan Darat yang gugur dalam kejadian tersebut adalah Serda Rikson.
Baca: Pembunuh Suami Terlilit Utang Rp 10 M
Serda Rikson meninggal dunia akibat mengalami luka pada bagian kepala karena terkena senjata tajam dan luka panah pada bagian kepala. Jenazah Serda Rikson dibawa ke Nabire untuk diberangkatkan ke Jakarta pada Kamis (29/8).
"Satu orang anggota TNI AD meninggal terkena panah dan sabetan parang," ujar Eko kepada Tribun Network via telepon, Rabu (28/8).
Dua anggota TNI lainnya juga terluka akibat sabetan senjata tajam dan parang. Mereka adalah Sertu Sunendra dan Serka Arif Y. Sertu Sunendra terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan, sedangkan Serka Arif Y terkena senjata tajam di bagian kepala dan pelipis.
Selain anggota TNI, terdapat lima anggota Polri yang terluka. Tiga di antaranya adalah Bripda Dedi, Bripka Rifki dan Barada Akmal. Mereka bertiga terluka akibat terkena panah.
Baca: Mendengkur Adalah Tanda Tubuh Kelelahan, Bisa Menjadi Bahaya Jika Ini Terjadi
"Seorang anggota TNI AD gugur, ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat, red) panah," jelas Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu (28/8).
Menurut Letkol Cpl Eko, para aparat keamanan yang menjadi korban akan dievakuasi ke Nabire atau Timika menggunakan pesawat terbang maupun helikopter, Kamis (29/8).
Aksi unjuk rasa di Deiyai adalah yang kedua kalinya terjadi dalam beberapa hari terakhir. Aksi serupa terjadi sebelumnya terjadi pada Sabtu (24/8) lalu. Mereka menuntut Bupati Deiyai menandatangani persetujuan referendum di Papua.
Menurut penuturan Brigjen Pol Dedi Prasetyo demonstrasi bermula ketika 150 orang pendemo menuntut Bupati Deiyai ikut menandatangani surat pernyataan keinginan referendum.
Usai menyampaikan tuntutan sempat terjadi negosiasi antara aparat kepolisian dengan 150 pendemo tersebut. Saat negosiasi berlangsung, tiba-tiba ribuan masyarakat datang dari berbagai penjuru dan menyerang aparat menggunakan senjata tajam dan panah.
Menyikapi kerusuhan ini, Polri mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi. Polri meminta bantuan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk menjaga masyarakat dari provokasi.
"Terus mengimbau masyarakat, melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan dan tindakan anarkistis lainnya," kata Dedi.
Upaya Provokasi
Baca: Pengamat Hukum Sebut KPK Jangan Cuma Andalkan OTT Kasus Ecek-Ecek
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut kontak senjata yang terjadi di Deiyai, Papua, Rabu (28/8) adalah upaya provokasi dari kelompok bersenjata. Moeldoko mengatakan poros gerakan politik di Papua sedang masif.
"Kemarin saya juga katakan ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/8).
Mantan Panglima TNI ini mengatakan aparat keamanan tak perlu emosional dalam menghadapi kelompok bersenjata ini. Ia mengingatkan aparat keamanan untuk tidak terpancing provokasi yang sengaja dibuat oleh kelompok bersenjata.
"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu, maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol. Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuannya apa? Agar kita melakukan tindakan. Apalagi TNI-Polri itu sungguh sangat diharapkan," katanya.
Menurut Moeldoko saat ini beredar kabar ada enam warga yang tewas akibat kerusuhan di Deiyai. Kabar ini bahkan diwartakan oleh media luar negeri. Moeldoko mengatakan kabar tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.
"Tadi saya cek ke lapangan, ke Pangdam, benar atau tidak ada enam orang yang tertembak. Justru yang meninggal dari TNI satu orang. Luka dari kepolisian dua orang, tapi beritanya sampai media di luar negeri enam masyarakat sipil diberondong oleh aparat keamanan," ujar Moeldoko.
"Memang ada upaya masif membentuk opini di luar yang dilakukan dan konfirmasi kebenarannya masih belum jelas," imbuhnya. (Tribun Network/git/dit/sen/ant/kps)
Kabupaten Deiyai
Provinsi Papua
Tanggal Peresmian 26 November 2008
Ibu Kota Tigi
Luas 537,38 km2
Wilayah Administratif
Kecamatan 5
Kelurahan 31
Kerusuhan Deiyai, Rabu (28/8/2019)
11 senjata api jenis SS1 hilang
1 anggota TNI gugur
5 anggota Polri terluka
Kronologi Kerusuhan Deiyai
1.000 orang bergabung dengan warga
Mereka berorasi di depan kantor bupati Deiyai
Massa tiba-tiba datang dan menyerang aparat keamanan yang sedang melakukan pengamanan
Gejolak di Papua Barat dan Papua
15/8
Mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua berunjuk rasa di Surabaya, Jawa Timur
16/8
Sejumlah ormas berdemonstrasi di depan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya. Aksi ini dilatarbelakangi penyobekan bendera Merah-Putih. Pelaku penyobekan belum diketahui.
Aksi ormas-ormas dibubarkan, aparat menjaga asrama.
17/8
Aparat keamanan coba dialog dengan mahasiswa Papua di asrama mahasiswa Papua.
Polisi membawa 15 mahasiswa Papua untuk dimintai keterangan. Sebanyak 30 orang rekan mereka kemudian minta ikut dibawa.
18/8
Sebanyak 43 mahasiswa Papua dipulangkan ke asrama.
19/8
Kericuhan terjadi di Manokwari. Gedung DPRD Papua Barat terbakar.
Massa bakar ban saat ricuh di pintu masuk Jl. Trikora Wasi, Manokwari
19/8
Kerusuhan merembet ke Sorong, Papua Barat
21/8
Terjadi aksi demonstrasi dan pembakaran kios di Fakfak, Papua Barat.
28/8
Kerusuhan terjadi di Deiyai, Papua. Seorang anggota TNI tewas, lima orang anggota Polri terluka. Sebanyak 11 senjata api milik TNI dilaporkan hilang.