Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ricuh Mahasiswa Papua di Surabaya: Ini Permintaan Gubernur Lukas

Gubernur Papua, Lukas Enembe, meminta aparat kepolisian profesional dalam menangani kasus ricuh mahasiswa Papua di Surabaya

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Gubernur Papua Lukas Enembe 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAYAPURA – Gubernur Papua, Lukas Enembe, meminta aparat kepolisian profesional dalam menangani kasus ricuh mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Gubernur meminta agar penegakan hukum terhadap warganya yang sedang kuliah di Pulau Jawa tidak diskriminasi.

Baca: Bom Pesta Nikah Tewaskan 63 Orang di Afganistan: Begini Tanggapan Taliban

"Selaku Gubernur Papua saya perlu menyampaikan empati dan prihatin atas insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Kota Semarang dan Kota Malang yang berakibat adanya penangkapan dan pengosongan Asrama Mahasiswa Papua dl Kota Surabaya oleh aparat keamanan," ujarnya kepada wartawan saat jumpa pers di Gedung Negara Jayapura, Minggu (18/8/2019).

Lukas mengatakan bahwa pemerintah provinsl Papua menghargai upaya hukum yang dlIakukan oleh aparat keamanan sepanjang dilakukan secara proposional, profesional dan berkeadilan.

"Aparat keamanan diharapkan untuk tidak melakukan pembiaran atas tindakan persekusi atau main hakim sendiri oIeh kelompok atau individu, yang dapat melukai hati masyarakat Papua. Hindari adanya tindakan-tindakan menganggu represif yang dapat menimbulkan korban iiwa, kegaduhan politik, dan rasa nasionalisme sesama anak bangsa," katanya.

Dia juga menegaskan Provinsi Papua merupakan Wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai Miniatur Indonesia sesungguhnya yang Berbhineka Tunggal lka.

Baca: Israel Serang Gaza Pakai Roket: Tembak Mati 3 Warga Palestina

"Penduduk provinsi Papua beragam, multietnis, multi agama, multi budaya, yang hidup secara berdamplngan. Masyarakat asal Papua menyambut baik dan memperlakukan masyarakat non Papua secara terhormat dan selajar. Oleh karenanya kami berharap kehadiran masyarakat Papua di berbagal wllayah Provinsi dl Indonesia harus juga dlperlakukan sama," katanya.

Ricuh di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) di Jalan Kalasan Surabaya, berlangsung pada Sabtu (17/8), sore. Polisi berencana menjemput mahasiswa asal Papua di asrama terkait insiden pembuangan bendera merah putih. Namun, sudah 1 jam ditunggu, mahasiswa itu tak mau keluar.

Karena peringatannya tak diindahkan, polisi akhirnya memilih untuk melakukan tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata. Terdengar ada hampir 20-an tembakan yang menggema.

Baca: Terkait Kebijakan Klaster Perguruan Tinggi, Begini Tanggapan Edino Lomban

Polisi juga menggeledah asrama dan menemukan sebuah tas dengan desain logo bintang kejora. Dalam penggeledahan ini, polisi juga menemukan alat kontrasepsi, busur, dan anak panah. 43 orang sempat diamankan dan sudah dipulangkan pada Minggu sore. (tribun/dtc)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved