Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Indonesia

Kisah 'Che Guevara' Dari Sulut, Sembilan Nyawa di Filipina, Gugur Oleh Westerling

Filipina, 7 Januari 1945, Sebuah konvoi berisi puluhan tentara Jepang dihadang oleh sekelompok gerilyawan.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Adolf Lembong (kanan) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Filipina, 7 Januari 1945, Sebuah konvoi berisi puluhan tentara Jepang dihadang oleh sekelompok gerilyawan.

Tembak menembak terjadi.

Tentara Jepang waktu itu terkenal tangguh, reputasi mereka di medan pasifik cukup terkenal. Cukup membuat Amerika dan Inggris was-was kalau berhadapan dengan mereka. 

Namun hari itu mereka kehilangan sengat.

Tentara yang pernah mempermalukan Jenderal Douglas Mc Arthur, Komandan Tertinggi Sekutu di medan perang pacific ini, roboh satu persatu bagai ayam dalam pembantaian.

Sebanyak 27 tentara Jepang tumpas. Hebatnya lawannya tak kehilangan satu prajurit pun.

Ini bukan adegan film hollywood tapi benar-benar kisah nyata. 

Berita Populer

Baca: 6 Selebritis ini Tega Permalukan Mantannya Sendiri, Mulai dari Air Susu hingga Syahwat

Baca: Intip Penampilan Luna Maya di Pernikahan Putra Raam Punjabi, Sempat Dikira Salah Kostum

Baca: VIRAL Mahasiswi Unima Baru Lulus Ujian Akhir Menangis di Samping Jenazah Ayahnya: Papa Kita So Kelar

Kaum gerilyawan penumpas tentara Jepang itu punya latar belakang unik.

Mereka berasal dari negeri seberang, tepatnya sebuah daerah di Pulau Celebes bernama Minahasa.

Pemimpinnya bernama Adolf Gustaaf Lembong atau Adolf Lembong.

Bermula dari KNIL.

Catatan yang dihimpun Tribun Manado dari sejumlah sumber menyebut, Lembong awalnya opsir muda KNIL yang bertugas sebagai operator radio.

Jepang menginvasi Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda medio 1942 dan Lembong tertawan.

Ia dijadikan budak tentara Dai Nippon di Filipina. Lembong bersama sejumlah eks KNIL asal Minahasa seperti Alexander Rawung, Jan Pelle, Marcus Taroreh, Alexander Kewas, Albert Mongdong, Andris Pakasi, William Tantang serta Hendrik Terok, berhasil melarikan diri.

Mereka kemudian bergabung dengan tentara AS yang bergerilya kala itu dan tentara Filipina di Luzon.

Lembong yang pintar bahasa inggris serta punya keahlian militer mumpuni berhasil meraih kepercayaan seorang perwira Amerika bernama Kapten Robert Lapham.

Lembong lantas diserahi tugas memimpin skuadran 270 yang berisi koleganya asal Minahasa.

Ia beroleh pangkat Letnan dua. Skuadran 270 adalah bagian dari divisi ke enam tentara Amerika. Kiprah Lembong sebagai gerilyawan memang bak film.

Ia pernah beberapa kali menyusup ke daerah yang dikuasai musuh dengan cara menyamar. Pernah pula merebut gudang makanan dan peralatan Jepang.

Ia makin mirip jagoan film holywood yang tak melupakan asmara dalam sengkarut perang kala menjalin hubungan cinta dengan Asuncion Angel, wanita asal Filipina. Kisah cinta keduanya begitu mengharukan. Angel memutuskan menikahi Lembong.

Ia turut Lembong kembali ke Indonesia.Saat Lembong memutuskan keluar dari KNIL untuk bergabung dengan Indonesia, mereka jatuh miskin.

Berita Seleb

Baca: Deretan Artis yang Pernah Jadi Paskibra Sebelum HUT ke-74 RI, Ada yang Sampai Tingkat Nasional

Baca: 3 Artis Ini Pura-Pura Sombong di Layar Kaca, Watak Aslinya Dermawan Lho

Baca: Ogah Tanggapi Sindiran Sejumlah Artis, Nikita Mirzani Malah Ungkap 11 Kategori Artis Pansos

Namun Angel tak mengeluh. tetap setia pada suaminya. Bahkan ia kemudian berjuang untuk indonesia.

Menjelang berakhirnya perang dunia ke 2, Lembong mulai berpikir kembali ke kampung halamannya di Amurang yang masih diduduki Jepang.

Ia mengusulkan sebuah misi penyusupan ke Sulut. Dia berencana menyusun kekuatan gerilya di Manado, Tondano, Tonsea, Tomohon serta Kawangkoan.

Namun rencana itu tak terlaksana. Ketika perang dunia berakhir ia memutuskan kembali ke KNIL dan diberi langkat Letnan Satu.

Mendarat di Surabaya tahun 1946, setahun kemudian ia memilih bergabung dengan Indonesia saat agresi militer pertama Belanda.

Putra Ongkaw Minsel ini bergabung dengan Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) di Jogjakarta.

KRIS lantas bergabung dengan Tentara Republik Indonesia (TRI).

Saat TRI berubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Lembong menjadi Komandan Brigade XVI di Jogja dengan pangkat Letnan Kolonel.

Bulan September, Lembong sempat diculik atas suruhan Kahar Muzakar, salah satu perwira bawahannya.

Namun ia berhasil dibebaskan oleh Ventje Sumual.Lembong pun dicopot dari jabatannya.

Ia kemudian dimutasi sebagai perwira staf di markas besar TNI Yogjakarta.

Lembong lantas diwacanakan untuk menjadi atase militer Indonesia di Filipina dengan Sam Ratulangi sebagai duta besar.

Penempatan Lembong dimaksudkan untuk menggalang kekuatan Indonesia di Filipina dengan tugas pertama membebaskan Minahasa dari Belanda. Namun rencana itu urung terlaksana.

Belanda menyerang Indonesia lagi pada agresi militer ke 2.Lembong ingin kembali bergerilya.

Sport dan Kesehatan

Baca: Sejarah Hari Ini 17 Agustus - Gol Beckham dari Tengah Lapangan yang Meroketkan Namanya

Baca: Barcelona Serius dan Tak Main-main Soal Philippe Coutinho: Tinggalkan Stadion Camp Nou

Baca: Cara Mengetahui Tubuh Tengah Kekurangan Asupan Protein

Namun ia tertangkap tentara Belanda, dipenjarakan di Ambarawa dan dibebaskan setelah perjanjian Roem Royen.

Setelah penyerahan Kedaulatan Indonesia, Lembong beroleh jabatan mentereng sebagai kepala diklat TNI.

Untuk maksud ini ia berkunjung ke Bandung demi bertemu pasukan Siliwangi yang dipimpin Leo Kailalo.

Saat itu, Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) sedang menyerang pasukan Siliwangi.

Dan Lembong ternyata ditakdirkan wafat di Indonesia.

Ia yang seperti punya sembilan nyawa di Filipina, jadi korban keganasan pasukan APRA di bawah pimpinan Raymond Westerling dalam pembantaian di Bandung pada 23 Januari 1950.

Nama Lembong lantas dijadikan nama jalan di Kota Bandung.Jejak perjuangannya seakan tenggelam.

Padahal Lembong memiliki latar belakang perjuangan yang unik.Ia adalah pejuang dengan reputasi gerilya luar negeri.Satunya lagi adalah Tan Malaka. (art)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved