Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Penuh Energi Negatif, Indonesia Malu-malu Kucing Deklarasikan Status sebagai Negara Bebas

Tanpa disadari, kata Surya Paloh, nilai-nilai Pancasila mulai terkikis menuju negara kapitalis.

Editor: Frandi Piring
DIAN MAHARANI
Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyinggung kondisi sosial Indonesia yang menurutnya sebagai negara kapitalis.

Hal itu ia katakan saat memberikan kuliah umum kebangsaan bertajuk 'Tantangan Bangsa Indonesia Kini dan Masa Depan', di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019).

Awalnya, ia menuturkan proses Pemilu yang menurutnya dikuasai oleh orang-orang yang memiliki sumber keuangan melimpah.

Hingga, ia mengatakan Indonesia merupakan negara kapitalis.  

"Ketika kita berkompetisi, wani piro."

"Saya enggak tahu lembaga pengkajian UI ini sudah mengkaji wani piro itu? Saya enggak tahu."

Pasangan capres dan cawapres dari poros PDIP, Joko Widodo-Jusuf Kalla didampingi Ketua Umum PKPI Sutiyoso (kiri), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandari, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Hanura Wiranto (kanan) saat acara Rakernas II Partai Nasdem di Jakarta Utara, Selasa (27/5/2014). Rakernas ini untuk kesiapan pemenangan pilres Juli mendatang.
Pasangan capres dan cawapres dari poros PDIP, Joko Widodo-Jusuf Kalla didampingi Ketua Umum PKPI Sutiyoso (kiri), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandari, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Hanura Wiranto (kanan) saat acara Rakernas II Partai Nasdem di Jakarta Utara, Selasa (27/5/2014). Rakernas ini untuk kesiapan pemenangan pilres Juli mendatang. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

"Praktiknya yang saya tahu money is power."

"Bukan akhlak, bukan kepribadian, bukan attitude, bukan juga ilmu pengetahuan."

"Above all, money is power."

"Artinya apa? Artinya sebenarnya kita ini malu-malu kucing untuk mendeklarasikan Indonesia hari ini adalah negara kapitalis, yang liberal, itulah Indonesia hari ini," paparnya.

Surya Paloh didampingi Maximilian Lomban.
Surya Paloh didampingi Maximilian Lomban. (TRIBUN MANADO/RYO NOOR)

Menurutnya, kini Pancasila hanya sebatas ucapan tanpa dimaknai dan diimplementasi.

Tanpa disadari, kata Surya Paloh, nilai-nilai Pancasila mulai terkikis menuju negara kapitalis.

"Kalau ini memang kita masuk dalam tahapan apa yang dikategorikan negara kapitalis," tegasnya.

Selain itu, menurutnya, dari proses pemilu lalu, menunjukkan Bangsa Indonesia terlalu banyak membuat hal-hal negatif.

Dimulai dari pertikaian antar-warga hingga politik transaksional para politikus.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved