Kabinet Menteri
KABINET Menteri Jilid II, Ada yang Digabung dan Ada Kementrian Baru, Ini Penjelasan Jokowi
Jokowi mengakui ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya bersama Maruf Amin.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Jokowi belum mau terbuka soal kementrian yang akan digabung.
Namun Jokowi mengakui ada perubahan nomenklatur kementerian di kabinet barunya bersama Maruf Amin.
Selain ada kementerian baru, ada kementerian lama yang akan dilebur menjadi satu.
"Ada (perubahan nomenklatur). Ada yang digabung, ada yang muncul yang baru," kata Jokowi selepas menghadiri HUT Pramuka di Bumi Perkemahan Cibubur, Rabu (14/8/2019) petang.
Jokowi pun meminta publik sabar menunggu dan tidak berspekulasi lebih jauh.
"Nanti kalau sudah waktunya tahu semua. Jangan nebak-nebak," kata Jokowi.
BERITA TERPOPULER: BIODATA Adian Napitupulu, Tuama Manado Anggota Aktivis 98 yang Diisukan jadi Calon Menteri Agraria
BERITA TERPOPULER: (VIDEO) Pria dan Wanita Kepergok Polisi Bersetubuh di Semak-semak, Polisi: Pake Celana Dulu
BERITA TERPOPULER: Rocky Gerung Bandingkan Ahok dan Anies: Gubernur Akal dan Gubernur Mulut
Jokowi sebelumnya sudah buka-bukaan dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa di Istana Merdeka, Rabu siang tadi.
Jokowi menyebut, ia akan membentuk dua kementerian baru di kabinet periode keduanya.
Kementerian tambahan itu yakni Kementerian Digital dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Investasi.
"Kita melihat perkembangan dunia yang begitu cepat dan pemerintah ingin merespons itu secara cepat maka
ada kementerian-kementerian baru," kata Jokowi.
Adapun untuk pengumuman lengkap nama-nama yang akan mengisi kabinet barunya, Jokowi mengaku akan melihat momentum yang tepat.
"Kita melihat momentumnya. Mendesak atau tidak mendesak kebutuhan itu. Kita lihatlah, tetapi kalau kita lihat
masyarakat menunggu, pasar juga menanti sehingga sebetulnya semakin cepat diumumkan semakin baik, tetapi
ini masih tetap kita hitung," kata dia. (Ihsanuddin)
Menteri Muda Kabinet Jilid II Jokowi
Presiden Joko Widodo pada kesempatan lain mengatakan, dirinya sudah memilih menteri berusia muda untuk masuk ke dalam pemerintahan periode kedua bersama Maruf Amin.
Usia calon menteri ada yang di bawah 35 tahun, bahkan ada yang di bawah 30 tahun.
"Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat," ujar Jokowi di Istana
Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa.
Berita Populer: Seorang Remaja Berhubungan Dengan Pengantin Wanita Saat Malam Pertama, Belum Disentuh Suaminya
Berita Populer: TERBARU Panglima TNI Mutasi 56 Jenderal Termasuk 2 Pangdam, Ada Suami Bella Saphira, Ini Daftarnya!
Berita Populer: Luar Biasa, Ini Manfaat Teh Hijau Bagi Tubuh, Termasuk Meningkatkan Konsentrasi
Terkait dengan usia muda ini, ketika ditanya apakah mereka berasal dari start up, Jokowi hanya tersenyum.
Ia tidak mengiyakan, tidak juga menampiknya.
Jokowi pun menceritakan, ketika menyaring calon-calon menteri usia muda ini, banyak sekali nama yang masuk.
"Tetapi saya mempertimbangkan kemampuan manajerialnya. Ada yang sangat percaya diri, tapi lemah manajerialnya," ujarnya.
Jokowi melanjutkan, menteri usia muda ini akan duduk di kementerian yang lama, bukan yang baru.
"Makanya dibutuhkan manajerial yang kuat," katanya.
Jokowi sebelumnya juga telah mengungkapkan ingin ada anak- anak muda yang menjadi menteri di kabinet periode keduanya.
Menurut Jokowi, ia tak hanya akan mempertimbangkan anak-anak muda yang berasal dari kalangan profesional, tapi juga partai politik.
"Saya minta dari partai juga ada yang muda, ada dari profesional juga," kata Jokowi saat ditanya wartawan di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Jokowi mengaku sudah mempersilakan parpol untuk mengusulkan sebanyak-banyaknya nama calon menteri.
Ia berharap ada nama-nama politisi muda dari sejumlah nama yang diusulkan.
"Ya enggak apa-apa, mau minta 10, mau minta 11, mau minta 9, kan enggak apa-apa, wong minta saja," kata dia.
Di sisi lain, Jokowi juga akan mencari anak-anak muda dari kalangan profesional.
Ia juga menilai saat ini banyak anak muda yang hebat di berbagai bidang.
"Kalau enggak ada dari partai, kita cari sendiri dari profesional. Profesional muda kan banyak banget," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Namun hitung-hitungan lembaga independen Charta Politika, berlandaskan etika dan tradisi, seperti dikutip
Wartakotalive dari Kompas TV pada liputan berjudul "Otak-Atik Kursi Menteri, Pasar Inginkan Porsi Lebih Besar
dari Kalangan Profesional", maksimal 50 persen jatah kursi menteri biasanya diberikan kepada partai politik.
Tradisi jatah kursi menteri tersebut di Indonesia sudah berlangsung lama mulai zaman Orde Baru hingga Reformasi.
Dari 50 persen jatah kursi menteri tersebut, kemudian dibagi berdasarkan perolehan kursi di parlemen para
partai koalisi dan tambahan bagi koalisi baru.
Kondisi jatah kursi menteri tersebut ternyata membuat sejumlah ekonom pesimis, karena peluang mendapatkan
menteri kalangan profesional relatif sulit.
Padahal ekpektasi pasar cukup tinggi terhadap menteri dari kalangan profesional untuk menjawab tantangan global. (*)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO TV:
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul TERUNGKAP Kabinet Jilid II Jokowi Ada Kementerian yang Akan Digabung & Ada Kementerian Baru