17 Agustus 2019
Kebiasaan Bung Karno Bikin Pidato 17 Agustus, Libatkan Emosi hingga Air Mata
Dikenal sebagai orator ulung, pidato yang disampaikan Soekarno mampu membangkitkan emosi mereka yang mendengarnya.
Ia juga mengobarkan semangat kepada seluruh rakyatnya agar terus bersemangat mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang bersifat membangun. Sehingga kemerdekaan bukan hanya sebatas slogan, melainkan kebebasan yang benar-benar dapat dirasakan maknanya.
“Resapkanlah, endapkanlah, renungkanlah, bahwa kita ini sudah 20 tahun merdeka. Apa artinya 20 tahun dalam sejarah tergantung saudara-saudara, tergantung dari peranan iuran kita kepada sejarah itu.
Manakala kita melempem, manakala jiwa kita lembek, manakala kita menyerah sebagai obyek sejarah dan tidak berusaha menjadi subjek sejara, maka jangankan 20 tahun, 200 tahun sekalipun akan tertancap dalam debu sejarah sebagai bukan apa-apa. Ya, bukan apa-apa
Tapi manakala kita berlawan, berjuang, menjebol, dan membangun, mendestruksi dan mengkonstruksi, berfantasi dan berkreasi, manakala kita berjiwa elang rajawali dan bersemangat banteng, manakala kita pantas disebut pejuang sebagaimana 20 tahun ini kita membuktikannya.
Maka jangankan 20 tahun, 2 tahun saja pun, tapi 2 tahun yang dahsyat demikian itu akan tercatat abadi dalam sejarah dan akan abadi sebagai teladan.”
Menanggapi pidato yang disampaikan Bung Karno, 17 Agustus 1965, Menko saat itu, Roeslan Abdoelgani, menyebutnya sebagai konsep politik yang rasional dan ilmiah.
“Adapun konsep ‘Berdikari’ adalah suatu konsepsi politik yang rasionil serta ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, karena sikap berdikari itu adalah respons yang tepat terhadap challenge pihak Nekolim di segala bidang terhadap revolusi dan Republik Indonesia kita, terutama challenge mereka di bidang ekonomi,” kata Roeslan, dikutip dari artikel Kompas edisi 24 Agustus 1965.
Sementara, Pemuda Katolik ketika itu menganggap isi pidato Soekarno itu menjadi cambuk bagi semua pihak untuk mewujudkan Indonesia yang dapat berdiri di atas kaki sendiri, untuk berbagai bidang keperluan.

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kebiasaan Bung Karno Bikin Pidato 17 Agustus, Pandang Bintang di Langit, Bermunajat dan Tulis Tangan,
Tonton: