Astronomi
Matahari Tak Selamanya Menyinari Kita, Bagaimana Akhir Kisah Bintang Itu
Ya, matahari tak selamanya akan menyinari kita. Ada waktunya bintang di tata surya kita itu mati.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Para astronom sedang mengamati proses kematian sebuah bintang.
Pengamatan ini diharapkan bisa memberi gambaran ketika matahari dalam tata surya kita mati.
Ya, matahari tak selamanya akan menyinari kita. Ada waktunya bintang di tata surya kita itu mati.
Sudah beberapa dekade ini, para astronom melakukan pengamatan yang terbilang langka terhadap sebuah bintang yang menua.
Bintang tersebut dalam proses menuju kematiannya.
Baca: Seorang Pria Meninggal Mendadak Setelah Minum Air Dingin Seusai Berolahraga, Ini Penjelasan Dokter
Baca: Sepele Sih, Tapi Gatal-gatal Bisa Sangat Mengganggu, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Baca: Sebelum Memutuskan Operasi Mengencangkan Aset Anda, Perhatikan Risikonya
Instagram Tribun Manado :
Peneliti pun mengungkap, pengamatan ini setidaknya dapat memberi gambaran tentang nasib Matahari di akhir kehidupannya.
Bintang yang diamati itu dikenal sebagai T Ursae Minoris (T UMi) yang terletak di konstelasi Ursa Minor, sekitar 3000 tahun cahaya dari Bumi.
T UMi mirip dengan Matahari kita, namun lebih tua dan lebih dekat akhir masa hidupnya.
Menurut Meridith Joyce, peneliti dari The Australian National University, bintang berusia 1,2 miliar tahun itu telah mengalami serangkaian fase dalam proses kematiannya.
Hal tersebut membuat ukuran, kecerahan, serta temperatur menjadi berubah-ubah.
"Produksi energi di T UMi menjadi tidak stabil. Selama fase ini, fusi nuklir meledak jauh di dalam, menyebabkan semacam letusan-letusan yang kita sebut sebagai denyut termal," kata Joyce.
Denyut ini menyebabkan perubahan drastis pada ukuran dan kecerahan bintang yang dapat dideteksi selama berabad-abad.
Selanjutnya dalam beberapa ratus ribu tahun ke dapan, peneliti memperkirakan bahwa T UMi akhirnya akan menjadi bintang katai putih, yang telah menghabiskan sebagian besar hidrogen dan heliumnya serta secara bertahap mendingin saat mencapai akhir hidupnya.
Selama tiga dekade terakhir, tim peneliti sendiri telah mengamati denyut tersebut dan memberikan pandangan mengenai proses penuaan bintang.
"Kami percaya jika T UMi telah memasuki fase terakhir kehidupannya.
"Ini menjadi peluang langka untuk mengamati secara langsung sebuah bintang menjelang kematiannya," tambah Joyce.
Baca: Tak Hadapi Musuh Bebuyutan, Timnas Indonesia Akan Hadapi Tuan Rumah di Semifinal Piala AFF U-15
Baca: PSM vs Persija, Ribuan Personel dari 10 Polres Akan Amankan Final Leg Kedua Piala Indonesia
Baca: Transfer Pemain, Manchester United Resmi Miliki Bek Timnnas Inggris
Facebook Tribun Manado:
Meskipun belum tentu Matahari kita akan bernasib sama, namun setidaknya yang terjadi pada T UMi tersebut memberikan gambaran mengenai masa depan bintang kita.
Selama ini ada hipotesis saat fase kematian terjadi, Matahari akan berubah menjadi bintang raksasa merah dan menjadi bintang katai putih dalam waktu 5 Miliar tahun dari sekarang.
Peneliti akan terus mengamati evolusi bintang tersebut selama beberapa dekade mendatang. Ini bertujuan untuk melihat langsung dari prediksi mengenai kematian bintang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Astronom Pelajari Bintang Langka untuk Ketahui Akhir Kisah Matahari
Berita Populer
Baca: Daftar 16 Ponsel dengan Tingkat Radiasi Paling Tinggi, HP Kamu Masuk Urutan Berapa?
Baca: Pintu Jokowi Tertutup, Sosok Ini Bisa jadi Utusan PDIP di Pilpres 2024, Ahok?
Baca: PROFESI Ahok Sekarang Terbongkar, Diluar Dugaan!
Channel Youtube Tribun Manado:

 
			:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/badai-matahari1.jpg)
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											