Cerita Satu Keluarga Tewas Tertimpa Truk Tanah: Mama Jangan Tinggalin Kaila Ma
Jerit tangis anak kecil dan keluarga pecah saat jenazah korban kecelakaan maut tertimpa truk tanah tiba di rumah duka.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Petugas memecahkan kaca mobil untuk mengevakuasi Aisyah. Selanjutnya Aisyah dibawa ke Klinik Rani yang tidak jauh dari lokasi kejadian di Jalan Imam Bonjol, Karawaci, Cibodas, Kota Tangerang. "Anaknya alhamdulillah sehat," ujarnya. Proses evakuasi korban juga sempat mengalami kesulitan. Proses evakuasi itu pun berlangsung selama 4 jam.
Ade, keponakan Fatmawati, menjelaskan tante dan para pamannya tersebut hendak ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Dia (Fatmawati) memang mau ke Pasar Tanah Abang mau beli barang dagangan di sana. Mau belanja pakaian-pakaian, kadang dua kali seminggu kadang seminggu sekali tergantung stok," kata Ade menahan tangis.
Kakak beradik tersebut mempunyai dagangan di Pasar Malabar Tangerang yang tak jauh dari rumah dukanya. "Punya lapak di sana, di Pasar Malabar. Niatnya itu untuk dijual lagi di Pasar Malabar habis beli dari Tanah Abang," sambung Ade. Namun, perjalanan keempatnya tidak berjalan sesuai rencana.
Baca: Wawancara Khusus AFPI : Tantangan Fintech, Antara Kebutuhan Masyarakat dan Keamanan Data Digital
Sopir Menyerahkan Diri
Sopir truk tanah yang menimpa mobil Sigra di Jalan Imam Bonjol, Panunggangan Barat, Cibodas sempat melarikan diri. Sopir berinisial SEJ (39) yang mengendarai truk tanah itu melarikan diri untuk menghindari massa.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir mengatakan usai sempat melarikan diri sopir truk tanah tersebut akhirnya menyerahkan diri kepada polisi. Saat ini, polisi tengah memeriksa sopir truk di Polres Kota Tangerang guna mengetahui lebih lanjut kronologi kecelakaan maut itu. "Terduga tersangka sudah menyerahkan diri dan dibawa ke Polres Kota Tangerang," ungkap Nasir.
Nanda Berencana Menikah Sebelum Maut Menjemput
Nanda (24) satu dari empat korban meninggal kecelakaan maut tertimpa truk tanah di Tangerang ternyata berencana menikah. Ia berencana bertunangan dengan kekasih hatinya, Irma Sanita (21).
Namun, takdir berkata lain karena Nanda menjadi korban kecelakaan maut bersama dua saudaranya. Nanda menghembuskan nafas terakhirnya bersama kedua kakaknya, Fatmawati (40) dan Wandi (22) dan satu sopir grab bernama Eddy (45).
Ia meninggalkan satu keponakannya bernama Aisyah (11) untuk selamanya. Aisyah saat itu ada di dalam mobil namun nyawanya selamat.
Ditemui di rumah duka di bilangan Cibodas, Kota Tangerang, Irma mengaku kaget tak karuan bahwa sang sudah pergi untuk selamanya. Ia menangis histeris setelah mendekati dan melihat wajah Wandi untuk terakhir kalinya dan sudah terbujur kaku.
Pada 25 Agustus nanti, Irma mengaku menjadi tanggal hidupnya akan melangkah ke tahap selanjutnya alias tunangan. "Saya tidak percaya kalau tunangan saya meninggalkan saya, padahal kita berdua ingin melangsungkan tunangan bulan ini tanggal 25 dan menikah habis lebaran tahun depan," ujar Irma.
Irma mengatakan, Nanda adalah sosok yang sangat baik, sopan, dan pintar mengambil hati orang tuanya. Bahkan ia merasa kekasihnya itu orang yang selalu perhatian.
"Nanda orangnya periang, bahkan sangat baik kepada siapapun. Orang tua saya juga setuju untuk menikah dengan Nanda, apalagi dia sosok pria yang bertanggungjawab dan pekerja keras," ungkapnya.
Irma menjelaskan, pertemuan ia dengan Nanda sudah sangat lama. Bahkan sebelum tinggal di Tangerang, dirinya sudah mengenal Nanda pada saat masih di Padang.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/tertimpa-truk-tanah.jpg)