Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

363 Kilogram Sampah Plastik Berhasil Diangkut dari Pesisir Desa Bajo Minsel

Hatta juga meminta agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak menbuang sampah plastik ke laut.

Penulis: Nielton Durado | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/NIELTON DURADO
Sampah yang berhasil di angkut dari pesisir Desa Bajo Minsel kemudian ditimbang 

Laporan Wartawan Tribun Manado, Nielton Durado

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Aksi bersih pantai yang dilakukan oleh Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado di desa Bajo, Kabupaten Minsel, Sulut.

Ternyata berhasil mengumpulkan sampah plastik sebanyak 363 kilogram.

Aksi bersih pantai ini juga dilombakan dan diikuti oleh 3 dusun yang ada di Desa Bajo.

Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi mengatakan jika dusun II menjadi tim yang mengumpulkan sampah terbanyak.

"Juaranya dusun II. Karena mereka berhasil mengumpulkan sebanyak 128 kilogram sampah plastik," ujarnya.

Hatta juga meminta agar masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan dengan tidak menbuang sampah plastik ke laut.

"Stop buang sampah plastik ke laut dan ayo jaga laut kita agar tetap bersih," ungkapnya.

363 kilogram sampah plastik ini kemudian dijual ke Bank Sampah dan memperoleh uang senilai Rp 263.000.

"Uangnya juga kita serahkan ke pengurus masjid," tegasnya.

*Masyarakat Antusias Angkat Sampah Plastik

Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado menyambangi Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Sabtu (27/7/2019).

Kedatang mereka bertujuan untuk membersihkan Pantai Desa Bajo, yang sangat tercemar dengan sampah plastik.

Namun cara membersihkan sampah plastik yang dilakukan BKIPM Manado sangat unik.

Mereka mengadakan lomba angkut sampah plastik, yang diikuti oleh 3 dusun di Desa Bajo.

Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi menamakan kegiatan ini 'Aksi Bersih Pantai'.

Menurutnya Aksi Bersih Pantai ini adalah salah satu rangkaian dari penutupan Bulan Bakti KIPM Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Gemasatukata) 2019.

"Kami ingin masyarakat di Desa Bajo sadar bahaya tentang membuang sampah plastik ke laut.

Karena dampaknya akan kembali pada tubuh kita, makanya kegiatan seperti ini diperlukan," ujarnya.

Ia menambahkan jika masyarakat sering membuang sampah plastik.

Maka nantinya akan di makan oleh ikan, dan menjadi mikroplastik.

"Ketika kita mengkonsumsi ikan yang mengandung mikroplastik, maka akan beresiko kanker, dan itu adalah ulah kita sendiri," tegasnya.

Meski begitu, Hatta mengaku antusias masyarakat sangatlah luar biasa dalam Aksi Bersih Pantai ini.

"Semuanya antusias, dan ini patut di apresiasi," ungkapnya.

Sementara itu, Hukum Tua Desa Bajo, Kaharudin Papeo mengapresiasi kegiatan ini.

"Masyarakat disini masih sangat awam. Jadi perlu terus diingatkan tentang hal seperti ini.

Saya berterima kasih atas kepedulian dari BKIPM Manado pada masyarakat kami," tegasnya.

*Angkut Sampah Plastik di Bawah Pohon Mangrove

Laju langkah kaki Widya terhenti ketika menatap ke arah pepohonan mangrove, Sabtu (27/7/2019) di Desa Bajo, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan (Minsel), Provinsi Sulut.

Dengan susah payah, wanita paruh baya ini menemubus akar pohon mangrove untuk mengambil sampah tersebut.

Bukan hanya botol plastik, pembungkus deterjen pun nampak berserakan di bawah rindangnya pohon mangrove itu.

"Ini buat ikut lomba di acara Aksi Bersih Pantai," ujar Widya sewaktu memunggut sampai.

Widya adalah satu dari sekian banyak masyarakat yang ikut kegiatan Aksi Bersih Pantai.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Manado.

Kali ini masyarakat desa Bajo adalah sasarannya.

"Belum pernah ada lomba seperti ini sebelumnya.

Makanya kami sangat antusias ikut kegiatan ini," ungkapnya.

Ibu dua anak itu mengaku, mengumpulkan sampah karena ingin membeli susu untuk anaknya.

"Kami ada beberapa orang dari dusun II yang ikut lomba ini.

Nanti kalo juara uangnya akan dibagi," aku dirinya.

Dirinya berpesan, agar kegiatan seperti ini bisa dilakukan oleh pemerintah kabupaten maupun dinas terkait di Minsel.

"Karena dengan menukar sampah dengan uang, maka masyarakat akan lebih terpacu lagi.

Sekarang ini masyarakat malas mengangkat sampah karena tak ada nilai ekonomis, tapi jika dibeli pasti banyak yang mau cari," aku dia.

Sementara itu, Kepala BKIPM Manado, M. Hatta Arisandi mengaku ini adalah kegiatan terakhir yang dilakukan pihaknya.

Dalam rangka memeriahkan Bulan Bakti KIPM Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Gemasatukata) 2019.

"Ini kegiatan terakhir kami dalam rangka Bulan Bakti Gemasatukata 2019. Sudah banyak sekali rangkaian kegiatan yang kami lakukan dalam satu bulan ini," aku dia.

Dirinya juga meminta agar masyarakat tidak lagi membuang sampah ke laut.

Dikarenakan dampaknya akan kembali kepada diri kita.

"Sampah plastik ketika berada di laut itu seperti ubur-ubur. Ini jika dimakan ikan, dan kita mengkonsumsi ikan ini, maka banyak penyakit akan menyerang tubuh kita. Salah satunya kanker," ungkap Hatta.

Tak lupa Hatta memberikan apresiasinya kepada panitia yang sukses menyelenggarakan kegiatan ini.

"Semoga tahun yang akan datang bisa lebih meriah lagi," pungkasnya. (Nie)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved