Pengucapan Syukur
Pengucapan di Langowan, Lebih Ramai Dari Natal, Diwarnai Petasan, Cara Pendeta Atasi Miras
Pengucapan syukur di Langowan, Minahasa, diwarnai dengan penyalaan petasan.Amatan Tribun, di sejumlah tempat terdengar bunyi petasan di malam hari.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengucapan syukur di Langowan, Minahasa, diwarnai dengan petasan.
Amatan Tribun, di sejumlah tempat terdengar bunyi petasan di malam hari.
Donald seorang warga mengatakan petasan tersebut merupakan sisa perayaan tahun baru.
"Saya buka kas eh ternyata masih ada sisa petasan," kata dia.
Baca: Hasjrat Toyota Meriah, DP Rendah Cicilan Ringan, New Avanza Mulai Rp 18 Jutaan
Baca: Ini Pengakuan Terbaru Nunung, Setelah Diperiksa Penyidik Ditresnarkoba
Baca: Tips Setelah Makan Daging dan Cara Turunkan Kolesterol, Asam Urat dan Darah Tinggi
Baca: Angelina Jolie Disebut Akan Bergabung Dengan Keluarga Superhero Marvel, Main di Film Ini
Baca: Tari Katrili, Akulturasi Budaya Eropa dan Minahasa, Begini Busana hingga Cara Pementasannya
Secara umum, pengucapan langowan berlangsung meriah namun aman.
Orang-orang berkunjun sejak pagi.
Saking paginya, beberapa warga Manado ikut masuk gereja.
Seperti di GMIM Paulus Winebetan.
Baca: Akhir 2019, Produksi Bawang Merah di Boltim Meroket
Baca: Tendangan Keras Bek Persija Berhasil Tundukan PSM Makassar di Final Pertama Piala Indonesia
Baca: Pastor Johanis Pinontoan Lantik Panitia Pesta Seni dan Budaya Kevikepan Tomohon
Banyak warga luar yang masuk gereja.
Mereka disuruh menyanyi.
Kemacetan parah melanda seluruh Langowan.
Arus manusia tak henti datang, dari arah kKawangkoan dan Kakas.
Ada yang sudah pulang. Tapi banyak pula yang baru datang.
Kepadatan terjadi hingga malam.
Makanan yang tersedia seperti biasa. Ekstrem.
Ada ular, tikus dan babi hutan.
Namun bebek langowan tetap jadi menu favorit.
Hampir semua rumah tersedia bebek langowan.
"Saya datang khusus dari Minut karena ingin makan bebek langowan," beber dia.
Untuk mencegah pesta miras dan angka kriminalitas, para pendeta sedari pagi mewanti wanti jemaatnya untuk tidak miras.
Seperti dilakukan pendeta Mario Repi.
Repi dalam khotbahnya berulangkali mewanti wanti agar jemaat menjauhi miras.
"Jika kita miras ucapan syukur kita jadi tidak tulus dan penuh keduniawiaan, itu tidak mendatangkan berkat," kata dia.
Ia meminta jemaatnya untuk menunjukkan kasih kepada manusia lewat pengucapan.
Roy Roring Bupati Minahasa menyamakan Pengucapan Minahasa dengan hari Thanks Giving di Amerika.
Ia minta warga untuk menjauhi hura hura dan miras.
"Kalau pengucapan lebih meriah dari natal, tapi ingat harus kita laksanakan sebagai ibadah ucapan syukur agar mendatangkan berkat," kata dia. (art)