Kisah Sukses
Kisah Anak Panti Asuhan, Sempat Terkendala Saat Bersekolah, Kini Menjadi Direktur Utama
Akhmad Mundholin, penghuni panti asuhan yang kini menjadi Direktur Utama Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK) Kendal, Jawa Tengah.
Jadi anak panti
Suatu saat, ada tetangganya yang menawari Mundholin untuk masuk ke panti asuhan.
Hal itu dilakukan agar dirinya bisa melanjutkan ke SMP dan sekolah menengah atas (SMA).
Tawaran tersebut langsung diterima.
“Tetangga saya itu pengurus panti asuhan,” jelasnya.
Sejak itu, ia harus hidup di panti asuhan dan pisah dengan keluarga.
Segalanya dilakukan supaya Mundholin bisa sekolah. Mundholin mengatakan, di panti asuhan dirinya dididik mandiri.
Ia harus mulai mencuci baju sendiri, merapikan kamar, bersih-bersih, menyapu, mengepel hingga memasak sendiri.
Bisa masuk SMP, Mundholin mengaku sangat senang sekali, meskipun jarak sekolah dengan panti asuhan sekitar 7 kilometer.
Ia harus berjalan kaki ketika berangkat dan pulang sekolah.
“Kadang bonceng teman yang memakai sepeda ontel. Kalau tidak ada boncengan ya terpaksa jalan kaki,” kata Mundholin.
Demi cita-citanya supaya bisa sekolah tinggi, Mundholin tetap menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, meskipun di sekolah ia sering dipandang sebelah mata oleh teman-temannya, karena status sosialnya sebagai anak panti asuhan.
Rasa minder, tidak percaya diri, merasa dikucilkan, ada dalam diri Mundholin kecil.
Tetapi, karena mempunyai semangat supaya bisa sekolah, rasa itu ia abaikan.
Mundholin tetap rajin belajar dan terus berdoa. Hasilnya, di sekolahnya ia mempunyai prestasi yang sangat baik.