Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tetty Lirik 8 Daerah Pilkada: Begini Plot Golkar untuk Kota Manado dan Sulut

Tahapan Pilkada Serentak 2020 akan dimulai September tahun ini. Sejumlah partai politik mulai ramai menyeleksi figur calon kepala daerah.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Tetty Paruntu dan Michaela Paruntu 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG – Tahapan Pilkada Serentak 2020 akan dimulai September tahun ini. Sejumlah partai politik mulai ramai menyeleksi figur calon kepala daerah. Tak terkecuali Partai Golkar Sulawesi Utara. Parpol yang masuk tiga kekuatan politik terbesar di Bumi Nyiur Melambai ini pasang kuda-kuda menghadapi pesta demoktasi 5 tahunan.

Baca: Blak-blakan Jokowi Seusai Bertemu Prabowo

Sebagai kekuatan politik yang pernah berjaya di Sulut, Golkar termasuk diunggulkan menguasai perhelatan di 8 kabupaten dan kota terpasuk Pilkada Sulut. Berikut petikan wawancara khusus tribunmanado.co.id dengan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulut Christiany Eugenia Paruntu atau yang akrab disapa Tetty via telepon seluler, Kamis (18/7/2019).

Bagaimana Anda melihat peluang Partai Golkar di Pilkada Serentak 2020?

Dasarnya kita menatap Pilkada 2020 dengan penuh optimistis karena Golkar makin dicintai masyarakat Sulut. Buktinya pada Pemilu 17 April 2019 baru-baru ini, suara kita naik dibanding Pemilu 2014.

Dari 8 pilkada se-Sulut, daerah mana yang berpeluang Golkar merebut kemenangan?

Kami yakin bisa merebut kemenangan di semua daerah tentunya. Kami memohon dukungan dari semua kader dan simpatisan Golkar sampai ke tingkat paling bawah.

Golkar punya dua daerah yang menjadi basisnya, yakni Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon. Saya yakin itu bisa kami pertahankan.

Baca: MA Tanggapi Aksi Pengacara Serang Hakim saat Sidang

Selain itu, di Kota Manado, kami punya Pak Imba (Jimmy Rimba Rogi) yang sudah siap maju dengan Golkar. Saat ini, elektabilitas beliau sangat tinggi.

Kalau daerah lain (Minahasa Utara, Bitung, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow Selatan dan Sulut), bagaimana peluang dari Beringin?

Untuk Bitung, Bolsel, Boltim dan Minut, kami juga punya kader-kader yang siap dimajukan dalam pilkada. Kami tentunya akan fokus juga untuk daerah-daerah ini.

Bagi Golkar, tidak ada daerah yang menjadi nomor dua, semua menjadi nomor satu dalam rangka merebut kemenangan.

Dalam waktu dekat ini apa yang dilakukan sebelum memasuki tahapan Pilkada Serentak?

Kami akan perkuat konsolidasi di semua daerah sampai ke tingkat desa dan kelurahan.

Untuk Pilkada Sulut tak kalah ramai. Tanggapan Anda?

Karena kursi kami tak cukup di DPRD Sulut kami siap dan partai terbuka lebar untuk berkoalisi dengan parpol manapun. Kami yakin juga akan mampu merebut kemenangan di Pilgub Sulut.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kota Tomohon Jimmy Eman menyatakan kesiapan Golkar memenangkan Pilkada 2020. Itu baginya mutlak. "Sebagai partai semua harus siap. Itu target partai," katanya saat ditemui di rumah dinas Wali Kota Tomohon, Kamis (18/7/2019).

Eman lalu menegaskan soal partai-partai yang bisa mengusung calon. Ia mengingatkan soal aturan. "Boleh bicara. Tapi ingat persyaratan dan aturan," katanya.

Ia mengingatkan soal partai yang bisa mengusung. Itu adalah Golkar dan PDIP. "Hanya ada dua partai yang bisa mengusung di Tomohon. Itu Golkar dan PDIP," ujarnya. Untuk pilgub, Eman tidak berpikir seperti itu. Baginya perlu ada kesiapan. "Harus ada kendaraan. Juga dukungan politik," katanya.

Baca: Prabowo Bahas Dukungan ke Jokowi: Kumpulkan Dewan Pembina Partai

Ada beberapa calon kuat Golkar yang akan bertarung di Pilkada 2020. Syerly Adeline Sompotan (SAS) menyatakan diri maju. "Saya akan maju," katanya beberapa waktu lalu. Itu diulanginya saat ditemui di Kakaskasen belum lama ini. Hanya SAS belum menyebut soal partai. Ia menjawab diplomatis. "Masih menunggu petunjuk partai," ujarnya.

Miky Junita Linda Wenur, Ketua DPRD Kota Tomohon belum memberikan jawaban untuk itu. "Nanti. Masih jauh itu," katanya. Ia mengatakan semua tergantung partai. "Dalam partai masih ada mekanisme," katanya.

Dari keluarga besar Eman belum ada yang menyatakan keinginannya untuk maju. Nama-nama yang santer terdengar ialah Christo Eman dan Gaby Eman.
Eman saat ditanya soal itu, ia menjawab diplomatis. "Calon ditentukan Dewan Pimpinan Pusat," ujarnya.

Sekretaris DPD Golkar Kota Bitung Karel Tumuyu angkat bicara terkait kontestasi pilkada. “Partai Golkar Kota Bitung yang dipimpin Cindy Wurangian, Anggota DPRD Provinsi Sulut periode 2014-2019 dan Anggota DPRD Sulut terpilih, hasil Pemilu Pileg 2019 sudah sangat siap untuk bertarung,” katanya.

"Golkar akan melalui tahapan dan mekanisme internal partai, mulai dari menjaring nama-nama sekitar lima orang untuk dikirim ke DPD Golkar Tingkat I (Sulut). Selanjutnya dirapatkan bersama DPD II dan DPD I, dilanjutkan hingga ke DPP nanti keputusan dari DPP Golkar," kata Karel.

Ketua Golkar Bitung Cindy Wurangian hampir dipastikan masuk penjaringan. Nama Cindy sudah diputuskan dalam rakerda partai bulan Desember 2019, sehingga otomatis masuk dalam daftar penjaringan.

Untuk nama lain seperti Arianty Baramuli Putri yang diusung Golkar pada Pilkada 2015 berpasangan dengan Santy G Luntungan. "Kami belum tahu nama-nama yang lain. Nanti sesudah ketua pulang akan rapat pleno DPD II Golkar dan kecamatan diperluas , untuk menentukan penjaringan," tambahnya.

Golkar pada Pileg 2019 meraih 4 kursi, bertambah 1 kursi dari Pileg 2014. Jumlah empat kursi membuat Golkar yang finish di posisi kedua tingkat nasional pada Pemilu 2019 masih harus mencari dua kursi lagi, sebagai syarat bisa mengusung calon pada Pilkada 2020.

Di Pilkada 2020, hanya PDIP (8 kursi) dan Nasdem (7 kursi) yang bisa mengusung langsung. Syarat 6 kursi di DPRD Bitung sudah bisa mengusung.

Samsi Hima, pemerhati politik dan pemerintahan Kota Bitung melihat posisi Golkar saat ini ibarat nona manis. Peluang Golkar untuk melobi dan berkomunikasi dengan partai seperti Gerindra (1 kursi) dan Perindo (1 kursi) dan PAN (2 kursi).

Samsi juga punya prediksi Golkar akan mengusung Cindy sebagai figur andalan, potensial, merakyat dan didukung pendanaan. Nah, siapun saja yang nantinya berpasangan atau menjadi papan satu dari Cindy peluang menangnya di angka 90 persen.

Golkar Boltim, bakal menantang PAN di Pilkada 2020. PAN merupakan partai pemenang di Pileg 2017 memperoleh suara terbanyak sekitar 11 ribu dengan jumlah 4 kursi di DPRD Boltim. Sedangkan Golkar yang dipimpin Sumardia Modeong memperoleh 3 kursi di DPRD. Rencananya Golkar, bakal bersaing memperebutkan bupati dan wakil bupati periode 2020 sampai 2025.

"Waktu Pilkada 2016, Partai Golkar, tidak mengusung calon bupati atau wakil untuk besaing. Nanti tahun ini," ujar Sumardia, Kamis (18/7/2019).
Kata Sumardia, memang untuk mengusung calon di Pilkada 2020, Golkar perlu berkoalisi dengan partai lain.

Saat ini, Golkar sudah serius menjani komunikasi dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Lanjut Ketua DPD II Boltim, calon bupati dan wakil bupati akan diambil dari kader Golkar. Namun tidak menutup kemungkinan khusus calon wakil bupati bakal dari luar Golkar. "Nanti kita lihat saja ke depan seperti apa. Sebab tahapannya belum ada,” kata dia.

Pada Pileg 2019, Golkar, mampu persaing dengan partai lain seperti PAN, PDIP dan Nasden. Sehingga memperoleh 3 kursi. Langkah strategi Golkar ke depan bakal memanfaatkan kekuatan kader di bagian pesisir dan pegunungan, untuk memenangkan Pilkada 2020.

Bendahara DPC Boltim Partai Amanat Nasional, Fuad Landjar mengatakan, PAN siap menantang siap saja dalam Pilkada 2020. PAN merupakan partai pemenang pada Pileg 2019. Apa lagi PAN memiliki sejumlah kader yang memiliki kualitas dan layak diusung di Pilkada 2020.

Namun, untuk berkoalisi dengan partai lain, PAN tetap ‘welcome’ bagi partai lain. PAN mempunyai sejumlah nama yang bakal diusung ke depan seperti Nursiwin Dunggio, Amalia Landjar, Rusdi Gumalangit, Fuad Landjar, Marsaole Mamonto dan Samsudin Dama. "Kami sudah siap untuk bertarung di Pilkada 2020," ujar Fuad Landjar.

Pengamat politik Alfons Kimbal
Pengamat politik Alfons Kimbal (istimewa)

Politik Elektoral Bergeser

Alfons Kimbal, pengamat politik dari Unsrat, menilai Golkar Sulut di masa lalu begitu jaya. Untuk mengembalikan itu, butuh kerja keras dan cerdas. Ada dua hal yang perlu dicermati. Pertama, kekuasaan hari ini tidak bisa berdiri pada simpul-simpul tradisi kekuasaan Golkar yang sudah berdiri sebelumnya. Sehinggga simpul-simpul kekuasaan Golkar saat ini, tidak mayoritas dalam perpolitikan.

Maksudnya, semisal pengalaman di masa Golkar di bawah tampuk kepemimpinan Jimmy Rimba Rogi (Imba) dan Stevanus Vreeke Runtu berkuasa, itu tidak menjamin menjadi simpul kekuasaan yang terbangun untuk Golkar saat ini dalam kontestasi pilkada provinsi, kabupaten dan kota.

Jadi kehadiran tokoh-tokoh Golkar yang pernah berkuasa sebagai kepala daerah tidak menjadi harga mati sebagai sesuatu kekuatan dari Golkar. Mengapa? Karena tidak mempunyai simpul kekuasaan yang kuat dalam perpolitikan saat ini. Politik elektoral sudah terjadi pergeseran saat ini.

Jadi masalahnya Vreeke seorang tokoh politik partai, tetapi tidak memiliki jaringan informalitas untuk membangun kekuatan politik termasuk juga Imba, merupakan tokoh Golkar tetapi tidak memiliki jaringan politik yang kuat. Imba punya kekuatan ‘kenangan’.

Ada kekuatan manis dalam psikologis masyarakat Kota Manado maupun Sulut. Jadi kepemimimpinan Imba ada efek kepemimpinan daya ingat dari masyarakat, tetapi sebaliknya kekuatannya itu akan menghadapi kekuatan politik saat ini dalam kontestasi pilkada, yakni PDIP.

Bagaimanapun opini publik sudah terbentuk, PDIP punya kekuasaan terstruktur yang sangat kuat di daerah baik provinsi, kota, kabupaten sampai di tingkat desa. Prediksi kekuataan Golkar, yakni berkumpulnya tokoh Golkar yang pernah menjabat publik tetapi telah kehilangan basis dan jaringan politik.

Kedua secara politik formal hari ini, Golkar tidak memegang simpul birokrasi, provinsi, kabupaten, kota. Jadi dalam pelaksanaan pilkada, dukungan birokrasi sangat lemah untuk mendukung calon dari Golkar dalam kontestasi pilkada. 

Melisa Mandey
Melisa Mandey (Istimewa)

Kemenangan
di Depan Mata

Partai Golkar masuk tiga besar pada Pemilu 2019 di Sulawesi Utara. Modal itu cukup untuk mengklaim bakal memenangkan Pilkada Serentak 2020 di Sulut.

Kader Golkar Sulut optimistis kemenangan besar akan diraih. Demikian tanggapan gadis bernama lengkap Melisa Nicky Mandey. Ia yakin Pilkada 2020 adalah tahun untuk Golkar.

Keyakinan itu bukan tanpa alasan. Golkar punya kader mumpuni di 7 kabupaten kota se-Sulut yang menggelar pilkada termasuk di Sulut. Misalnya di Kota Manado. Golkar punya kader yang lagi populer dan pernah menjadi wali kota Manado. "Saya yakin Pak Imba (Jimmy Rimba Rogi) berpeluang menang di Pilwako Manado" ujar gadis kelahiran 12 November 1989 ini, Kamis (18/7/2019).

Daerah lainnya seperti Minsel, kata dia, Golkar punya nama Michaela Elsiana Paruntu. Sosok Paruntu, kata Melisa, merupakan putri asli Minsel dan dikenal luas masyarakat. "Di Tomohon, Bitung, Minut, Bolsel dan Boltim, Golkar juga punya kader yang mengakar di masyarakat dan berpeluang menang. Kalau mau bilang saya 100 persen yakin Golkar akan menang," ujar Ketua Golkar Kecamatan Wenang, Kota Manado ini.

Dia menambahkan, saat ini, sosok Ketua DPD Golkar Sulut Chrisitiany Eugenia Paruntu mampu membesarkan Gokkar Sulut. Suara Golkar naik signifikan dibanding pada Pemilu 2014. "Namun itu semua juga butuh topangan semua kader di Sulut. Jika kita solid, kemenagan akan gampang diraih," kunci dia.  (dru/ven/crz/dma/ryo)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved