Kecelakaan Lalu Lintas
Aparatur Sipil Negara Kendarai Mobil Kemudian Tabrak Ayah dan Anak, Dia Sudah Ditahan Polisi
JK alias Jon (44) Pengemudi roda empat jenis Toyota Rush warna putih dengan nomor polisi DB 2389 CC yang terlibat peristiwa kecelakaan lalu lintas di
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Handhika Dawangi
Di bagian samping peti jenazah, Siska Runtuwene istri dan ibu korban, dan Oma Adolfina Tanod, bergantian mengelus-elus jidat si bocah.
"Lapar kasian dia, ini sudah jam makan Ade Aurel," ujar Siska sambil mengusap-ngusap jidat Aurel yang sudah terbujur kaku di peti jenazah warna putih.
Siska mengenang sosok anaknya Aurel. Kata dia, kalau ada orang yang menyapa dengan sebutan ade atau nona, sering diluruskan oleh sang bocah dengan menyebut namanya secara lengkap Aurel Karunia Christoffel, hingga penghujung nama sesekali ditambahkan dengan menyebut marga sang ibu Runtuwene.
Peristiwa kecelakaan yang menimpah ayah dan anak perempuannya terjadi saat keduanya hendak pergi ke pasar Girian.
Hari itu keluarga berencana untuk pergi ke keluarga di Tomohon, pada siang harinya usai sang ibu selesai bekerja di Perusahan Ikan Nutrindo Tanjung Merah.
Keseharian korban kerja sebagai ojek. Profesinya terus di kenang oleh Adolfina Tanod ibunda almarhum.
Menurut Oma Adolfine sosok anak pertama dari empat bersaudara, sangat dipercayai warga yang menggunakan jasanya sebagai tukang ojek.
Kerja hingga larut malam, meski hujan tetap mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga di rumah.
"Setiap dia (almarhum) mengantar penumpang di malam hari, saya doa-doakan supaya dia di jalan baik-baik saja dan pulang ke rumah dengan baik," kata Oma Adolfine.
Eli Christoffel paman korban dan adik almarhum Jhony punya kenangan indah yang terus dan selalu dikenang.
Oleh almarhumah Aurel, sering memanggilnya dengan sebutan uncle atau paman.
"Sebelum kejadian Aurel minta saya bawa dodol dari pengucapan," kenang Eli.
Di saat kejadian Eli sedang dalam perjalanan ke Minahasa Selatan (Minsel), bersama rekan-rekannya untuk pesiar pengucapan kepada sanak saudara.
Belum sampai di Amurang, Eli mendapat telepon berisi kabar duka yang dialami keponakan dan kakak kandungnya.
Tak hitung tiga Eli meminta rekannya bergantian membawa motor lalu kembali ke Bitung.