Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Alasan Ustaz Baequni Minta Maaf Sebar Hoaks KPPS Meninggal Diracun

Ustaz Rahmat Baequni ditangkap dan ditahan polisi sejak Kamis (20/6) malam di Mapolda Jabar, Bandung, untuk diperiksa.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Ustaz Rahmat Baequni (kiri), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei saat berfoto usai berdialog membahas polemik desain masjid di Gedung Pusdai Jabar, Senin (10/6/2016). 

Direktur Ditreskrimsus Polda Jabar, Kombes Samudi via pesan elektronik. Polisi pihaknya menerima pelimpahan berkas perkara dari Mabes Polri. Dari pelimpahan itu, pihaknya melakukan serangkaian penyelidikan.

Polda Jabar juga mengagendakan pemeriksaan terhadap Rahmat Baequni‎. "Hasil penyelidikan untuk ditindaklanjuti. Belum ada rencana pemanggilan terhadap yang bersangkutan (Rahmat Baequni)," ujar Samudi.

Meski begitu, pihaknya akan mengagendakan pemeriksaan terhadap Rahmat Baequni. "Nanti setelah diperiksa baru bisa menentukan ada atau tidaknya perbuatan pidana. Penyelidikan itu untuk mencari perbuatan pidananya," ujar dia.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menambahkan penyelidikan itu karena pelimpahan dari Mabes Polri. "Ya, kami menerima pelimpahan berkas dari Mabes Polri," ujarnya. 

Persoalkan Bentuk Bangunan Masjid

Ustaz Rahmat Baequni membuat isu viral bukan hanya terkait ceramah hoask mengenai ratsuan petugas KPPS Pemilu 2019 meninggal karena diracun. Baequni juga berpolemik dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait desain Masjid Al Safar.

Diskusi menyerupai simbol iluminati berbuntut panjang. Keduanya sepakat untuk menggelar dialog terbuka yang ditengahi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat. Adu argumen itu dihelat di Bale Asri Gedung Pusat Dakwah Islam (Pusdai), dua pekan lalu, Senin (10/6) sekitar pukul 10.00 WIB.

Sebelumnya, agenda pertemuan itu disebar masing-masing pihak di akun sosial media Instagram. Dialog itu pun menyita atensi ribuan warga. Bahkan, banyak warga yang tak bisa masuk lantaran kapasitas ruangan terbatas.

Dalam pertemuan itu, hadir pula para pimpinan MUI Jabar termasuk Ketua MUI Jabar Rahmat Syafei yang turun tangan sebagai moderator. Ridwan Kamil dan Rahmat Baequni mendapat waktu masing-masing 30 menit untuk menjelaskan hal tersebut.

Dalam kesempatan itu, Rahmat Baequni memberikan presentasi berjudul Paganisme Moderen. Salah satu isinya, menggambarkan perkembangan sejarah terbentuknya simbol-simbol yang berkaitan dengan zionisme mauapun illuminati.

Ia sempat menunjukkan sejumlah monumen di dunia yang menunjukan simbol segitiga dan ornamen mata satu. Salah satu yang dicontohkan yakni logo kepolisian Arab Saudi, dan tugu geometri engenerring square Jeddah.

"Ingat zionis Yahudi bergerak ingin menguasi dunia. Mereka ingin menciptakan tatanan dunia baru di mana mereka lah yang jadi penguasanya. Dan mereka bergerak dalam tiga ranah, simbol, ritual, dan arsitektur," ujar Rahmat Baequni dalam penggalan pidatonya.

Pada akhir pemaparannya, Rahmat Baequni juga menyinggung soal simbol di Masjid Pusdai Jabar yang ia sebut punya ornamen seperti bendera Yahudi.

"Simbol ini pernah muncul di Masjid Pusdai Jabar. Saya katakan itu simbol Yahudi, kenapa simbol itu ada dalam masjid? Saya kira tidak layak simbol semacam itu ada dalam masjid. Ketika itu saya temui langsung, saya tidak berkoar di media saya temui DKM-nya. Tidak ada respons yang berarti saat itu. Maka selama simbol itu tidak dihilangkan di Masjid Pusdai Jabar, saya tidak akan shalat di Masjid Pusdai Jabar," ucapnya.

Namun, sebelum membahas Masjid Al Safar, Rahmat Baequni terpaksa menghentikan pemaparannya karena terbatas waktu. Ridwan Kamil dalam pemaparannya menjelaskan soal latar belakang karya arsitekturnya di sejumlah masjid. Sebelumnya, ia juga menyinggung soal multitafsir dalam dunia arsitektur. Salah satu yang ia bahas yakni desain Masjid Pusdai Jabar yang merupakan karya dosen ITB Slamet Wirosanjaya.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved