Begini Alasan Ustaz Baequni Minta Maaf Sebar Hoaks KPPS Meninggal Diracun
Ustaz Rahmat Baequni ditangkap dan ditahan polisi sejak Kamis (20/6) malam di Mapolda Jabar, Bandung, untuk diperiksa.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengatakan, selain KPPS yang meninggal, sebanyak 4.602 KPPS jatuh sakit saat bertugas. "Berdasarkan data hingga pukul 08.00 WIB pagi tadi, ada 469 KPPS wafat dan 4602 KPPS jatuh sakit," ujar Evi kepada wartawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Jumlah KPPS yang tertimpa musibah ada 5071 orang. Evi mengakui, saat ini KPU tetap menunggu data KPPS yang tertimpa musibah dari daerah. Sebab, KPU daerah yang saat ini memiliki informasi yang lebih konkret.
Kepala Staf Presiden Moeldoko menegaskan, informasi yang menyebutkan petugas KPPS meninggal karena diracun adalah informasi hoaks. "Kami sudah undang semua pihak terkait bahwa sudah sangat clear, meninggalnya teman-teman KPPS itu (bukan diracun) tapi status kesehatanya, meninggal wajar. Ini yang ngomong menteri (kesehatan) loh, meninggalnya diduga karena kecapean," ujar Moeldoko, di Bandung Kamis (20/6).
Namun, ia menyayangkan Rahmat Baequni menyampaikan itu ke publik dan diyakini sebagai kebenaran. Rahmat Baequni dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri terkait ceramahnya tentang petugas KPPS meninggal karena diracun. Saat ini, kasusnya dilimpahkan ke Ditreskrimsus Polda Jabar.
"Saya pikir begini ya, kami ini berpikir jujur dan berkata jujur. Apalagi yang bersangkutan (sebagai ustadz), ngomongnya jangan ngawur, saya harus tegas," ujarnya. Ia meminta semua pihak untuk tidak menyampaikan informasi tidak pasti ke publik dan membuat kegaduhan. Padahal faktanya tidak seperti yang disampaikan. "Jadi jangan lagi di bahasanya itu justru meracuni, kasihan masyarakat dan kasihan keluarganya itu sudah rela," ujarnya.
Minta Maaf
Menanggapi viralnya tuduhan terhadapnya yang dianggap menyebarkan berita hoaks tentang anggota KPPS mati diracun, Ustaz Rahmat Baequni, mengaku tidak bermaksud menyebarkan hoaks tersebut.
"Saya Rahmat Baequni, yang selama ini menjadi viral bahwa saya dituduh menyebarkan berita hoaks tentang anggota KPPS yang saya katakan mati diracun. Sekali lagi, demi Allah saya bersumpah atas nama Allah bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks itu," ujar Ustaz Rahmat Baequni saat ditemui Tribun Jabar di Masjid Al Lathiif, Jalan Saninten, Kota Bandung, Kamis (20/6) malam.
Ustaz Rahmat Baequni mengaku hanya mengutip berita di media sosial dan saat di majelis tersebut jemaah sudah banyak yang tahu soal tersebut. Menurutnya, pemberitaan KPPS mati diracun sudah ditayangkan dimedia televisi nasional.
Baca: DPRD Minahasa Gelar Paripurna Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2018
"Saya hanya mengutip, berita yang saat itu beredar di media sosial di Instagram, semua orang pun bahkan di majelis itu juga pada mengatakan bahwa 'iya tahu' bahwa ada informasi mereka seperti itu," ujarnya.
Soal ucapan itu, Ustaz Rahmat Baequni meminta maaf kepada kepolisian, KPU, dan seluruh masyarakat. Ia mengatakan tidak bermaksud menyebarkan hoaks. "Maka dari itu saya meminta maaf kepada aparat kepolisian RI dan kepada masyarakat termasuk kepada KPU, bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks. Sekali lagi itu hanya mengutip pemberitaan yang sudah ada di medsos," ujarnya.
Kejahatan Ustaz Baequne ditemukan atas hasil patroli Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, telah menemukan video ujaran yang diduga dilakukan Rahmat Baequni terkait KPPS meninggal diracun.
Berkas laporan tersebut telah dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Barat untuk diselidiki lebih lanjut.
Rahmat membantah dirinya menyebarkan hoaks terkait isu KPPS meninggal diracun. Dia bersumpah tak bermaksud menyebarkan hoaks. "Saya Rahmat Baequni, yang selama ini menjadi viral bahwa saya dituduh menyebarkan berita hoaks tentang anggota KPPS yang saya mengatakan mereka mati diracun.Sekali lagi demi Allah saya bersumpah atas nama Allah bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks itu," katanya.
Penyidik Ditreskrimsus Polda Jabar mendalami keterangan pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) sebuah mesjid, tempat Rahmat Baequni menyampaikan petugas KPPS di Pemilu 2019 tewas diracun.