Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Olly Semeja dengan Menteri Jokowi: Begini Kata Kader PDIP soal Calon Menteri

Kabinet Kerja Jilid II Presiden Jokowi menjadi perbincangan hangat. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey masuk bursa calon menteri

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Istimewa
Gubernur Sulut Olly Dondokambey Silaturahmi di Rumah Megawati 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kabinet Kerja Jilid II Presiden Jokowi menjadi perbincangan hangat. Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey masuk bursa calon menteri Jokowi-Ma’ruf Amin. Tak kalah hangat, cawapres 02 Sandiaga Uno dari Partai Gerindra yang jadi lawan Jokowi di Pilpres 2019 dan oposisi selama lima tahun periode pertama Pemerintahan Jokowi ikut meramaikan bursa menteri.

Momen Idulfitri 1440 Hijriah jadi sarana saling silaturahmi. Tak terkecuali para elite politik nasional. Gubernur Sulut Olly Dondokambey memanfaatkan momen Lebaran untuk silaturahmi ke Presiden ke V RI Megawati Soekarnoputri.

Bersama Olly hadir pula jajaran Menteri Kabinet Indonesia Kerja. Pada tangkapan foto yang diunggah Olly di mesia sosialnya, Gubernur akrab duduk satu meja bersama menteri.

Para Menteri di antaranya Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basoeki Hadimoeljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Baca: Kencan Tak Sesuai Bayaran, Wanita Short Time Dianiaya Seorang Pria, Begini Endingnya

Pemandangan Olly akrab bersama menteri bukan hal baru. Dalam berbagai kesempatan Olly sering menemui para menteri untuk urusan lobi pembangunan Sulut. Apalagi belakangan ini, Olly diisukan masuk Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin menjabat Menteri BUMN.

Ketika diwawancarai soal kandidat Menteri, Olly memilih tak gembar-gembor. "Memilih menteri itu urusannya Pak Jokowi, " kata Gubernur.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf belum dilantik, tapi isu kabinet kerja berisi nama-nama calon menteri sudah mencuat ke publik, belakangan malah jadi viral. Tak hanya daftar nama calon, lengkap juga dengan jabatan menteri serta perubahan nomenklatur kementerian.

Gubernur Olly rupanya masuk dalam daftar sebagai calon Menteri BUMN. Isu Gubernur Sulut diproyeksi jadi menteri di Kabinet Presiden Jokowi bukan isapan jempol. Olly pun pernah menyentil isu itu ketika membawakan sambutan ada acara Penamatan Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Manado di Aula Mapalus Kantor Gubernur,

"Mudah-mudahan pak Presiden Joko Widodo tidak memanggil saya menjadi menteri, karena kepercayaan masyarakat Sulut masih besar," ungkap Gubernur beberapa waktu lalu
Olly didampingi istri Rita Maya Tamuntuan bersilaturahmi dengan Presiden RI ke V Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2019).

"Silaturahmi di Hari Raya Idulfitri di kediaman Ibu Megawati Soekarnoputri." demikian status media sosial Instagram yang dibagi Olly.
Olly merupakan Bendahara Umum PDIP sementara Megawati juga adalah Ketua Umum PDIP.

Olly dan istri disambut langsung Megawati dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Puan Maharani. Setelah bersalaman dengan Megawati dan Puan, baik Olly serta Ibu Rita bersalaman juga dengan para tamu yang berada maupun kebetulan hendak pulang dari kediaman Megawati.

Pertemuan berlangsung penuh kekeluargaan. Gubernur Olly beserta tamu lainnya turut menikmati hidangan khas Lebaran yang telah disajikan Megawati saat gelaran open house.

Capres terpilih Jokowi juga memberikan bocoran soal calon menteri yang akan mendampinginya di tahun 2019-2024 mendatang. Dua nama sosok muda yang saat Pilpres 2019 berseberangan dengan Jokowi pun masuk radar sebagai calon menteri pada Kabinet Kerja Jilid II.

Dua nama itu yakni Cawapres 02, Sandiaga Uno dan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca: Viral, Balita Idap Kanker Darah karena Kecanduan Main Handphone, Begini Bantahan RSUP Dr Sardjito

Jokowi pun mengungkapkan seputar kriteria calon menteri di periode keduanya. Hal ini dikatakan Jokowi saat melakukan wawancara di televisi swasta nasional, Rabu (29/5/2019).
Mulanya, pembawa acara bertanya soal adakah gambaran dari Jokowi dalam membangun Kabinet Kerja Jilid II mendatang.

"Pak Jokowi membangun bangsa tentu membutuhkan tim yang solid, bagi seorang presiden ini bisa diwujudkan melalui kabinet kerja yang baik, sudah ada gambaran profil kabinet kerja jilid II seperti apa?," tanya pembawa acara.

Jokowi lalu mengisyaratkan bahwa kabinetnya di periode mendatang berbeda dengan lima tahun lalu. Dikarenakan 5 tahun mendatang, Jokowi akan fokus untuk membangun sumber daya manusia (SDM). "Jadi setiap periode itu membutuhkan karakter menteri yang berbeda karena tantangannya berbeda, kalau kemarin infrastruktur sekarang SDM," jawab Jokowi.

"Seperti apa kriteria menteri Kabinet Kerja Jilid II?" tanya pembawa acara lagi. "Dia harus ekesekutor kuat, mengerti manajemen dan memiliki manajerial yang baik. Integritasnya juga tidak diragukan, yang muda-muda ini juga kita akan berikan ruang yang ada di kementerian, ya nanti dilihatlah yang muda-muda. Mungkin bisa saja umur 20-25 mungkin bisa saja," jawab Jokowi.

"Bisa saja umur 30-an, saya kira yang muda-muda karena sesuai dengan tantangan yang ada sekarang lah, digital ekonomi, industri kreatif ya ini kan milik anak-anak muda," tambahnya.
Pembawa acara lalu menyinggung AHY dan Sandiaga yang santer diisukan.

"Katanya Ketua Kogasma AHY dan juga cawapres kubu seberang Mas Sandiaga Uno masuk katanya pak dalam kabinet jilid II ini upaya rekonsiliasi dengan kubu sebrang atau bagaimana ni Pak," tanya pembawa acara lagi.

Jokowi lalu menjawab bahwa dirinya belum bisa memastikan hal tersebut karena masih banyak urusan Pilpres 2019 yang belum selesai. "Kita ini belum belum berbicara sampai sedetail itu, belum sejauh itulah, yang pertama kita masih menunggu proses di Mahkamah Konstitusi (MK)," kata Jokowi.

"Lembaganya sendiri juga masih kita pikirkan apakah perlu kementerian baru, kemudian siapa yang mengisi ini masih dalam proses. Tapi yang jelas sebelum 20 Oktober itu bayangannya sudah ada," tambah Jokowi.

"Saya terbuka untuk siapapun bersama-sama bekerja sama membangun negara ini, memajukan negara ini, siapapun, partai di luar koalisi ya saya terbuka asal memiliki visi yang sama." "Jadi termasuk Mas AHY dan Pak Sandiaga ya Pak?," tegas pembawa acara. "Ya kenapa tidak," jawab Jokowi sembari tertawa.

Wakil Sektaris Jenderal PDIP, Ahmad Basarah mengatakan nama calon menteri yang berasal dari partainya menjadi wewenang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dia menyebutkan, dalam aturan main yang tercantum di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, bahwa Ketua Umum memilik hak preogratif ke dalam dan keluar untuk keputusan strategis.

"Oleh karena itu, jabatan kabinet, jabatan ketua DPR, jabatan pimpinan MPR, itu adalah jabatan-jabatan strategis yang akan menentukan masa depan negara maka keputusan-keputusan tersebut ada di tangan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai pemegang hak prerogatif ke dalam dan ke luar," ujar dia di Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 Juni 3019.

Menurut dia, di internal PDIP sendiri belum ada pembahasan mengenai nama calon menteri. Basarah mengatakan bahwa PDIP, termasuk Megawati masih berkonsentrasi untuk mendukung Presiden Jokowi melakukan rekonsiliasi nasional.

Baca: Saran Wayne Rooney Untuk Mantan Klubnya Manchester United

Ia menilai terlalu jauh kalau PDIP sudah membuat daftar nama calon menteri. "Toh bulan Oktober yang akan datang kabinet itu baru disusun oleh presiden terpilih," ujarnya.
Karena itu, dia mengatakan tugas PDIP sekarang adalah bersama-sama dengan Jokowi dan partai koalisi lainnya menyatukan kembali seluruh kekuatan Bangsa Indonesia.

"Menyatukan kembali komponen masyarakat Indonesia karena Pak Jokowi ini terpilih sebagai Presiden RI, bukan presidennya TKN (Tim Kampanye Nasional) atau presidennya partai-partai koalisi," kata Ahmad Basarah.

Beredar isu bahwa Partai Gerindra mendapatkan tawaran posisi menteri dalam pemerintahan 5 tahun ke depan. Terkait hal itu, Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengaku tak mengetahui secara persis apakah ada tidaknya usulan menteri kepada Gerindra.

Pasalnya, ia melihat Jokowi selaku pemegang hak prerogatif yang menentukan struktur dan personel kabinet. Hingga saat ini belum membicarakan mengenai struktur apalagi kabinet dengan partai-partai koalisi.

"Karena beliau masih berkonsentrasi untuk merajut persaudaraan bangsa Indonesia sebagai implikasi Pileg-Pilpres kemarin," ujar Ahmad Basarah, di Gedung DPP PA GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2019).

Basarah menilai terlalu prematur apabila dirinya memberikan penilaian apakah ada proposal menteri kepada partai Gerindra atau tidak. Terutama, karena saat ini pihaknya masih berfokus pada rekonsiliasi nasional. Wakil Ketua MPR itu juga mengaku PDI Perjuangan sendiri belum berbicara mengenai kemungkinan kadernya berada dalam Kabinet. "Belum ada.

Karena PDIP termasuk Ibu Mega sendiri masih berkonsentrasi untuk mendukung Pak Jokowi untuk rekonsiliasi nasional ini, menyatukan kembali komponen masyarakat Indonesia," ucapnya.

Pasca pengumuman hasil Pilpres 2019, Jokowi mulai berani angkat suara soal calon menteri. Jokowi menyebut Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia cocok jika menjadi menteri.

"Saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI, sebagimana dikutip dri Tribunnews.

Menurut Jokowi, Bahlil merupakan sosok yang cerdas dan pintar menghidupkan suasana. Ia pun menanyakan ke para peserta acara apakah Bahlil cocok menjadi menteri. "Kan pas, kan?" tanya Jokowi. "Pas," jawab para peserta secara serentak.

"Siapa yang setuju?" tanya Jokowi lagi. "Setuju," jawab para peserta. "Jadi kalau nanti beliau ini terpilih ya enggak usah kaget," sambung Jokowi.

Sandiaga membantah mendapatkan tawaran dari Jokowi untuk posisi calon menteri. "Ke saya sih enggak ada. Nanti mungkin bisa dicek ke Pak Prabowo, tapi ke saya enggak ada tawaran sama sekali," ungkap Sandiaga Uno ditemui usai menghadiri acara di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan pihaknya masih fokus menyelesaikan proses pemilu hingga ke tahap akhir. "Saya yakin semua pihak masih menahan diri karena ini kan bukan tentang bagi-bagi jabatan," tuturnya.

Melansir dari Kompas.com, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar bahkan sudah mengajukan 20 nama untuk posisi calon menteri di kabinet Jokow-Maruf Amin.

Hal itu dilakukan saat Muhaimin diterima oleh Presiden Jokowi di Istana, Selasa (21/5/2019). "Tadi sudah saya sebutkan 20 nama (ke Presiden). Terserah beliau," kata Muhaimin Iskandar kepada wartawan usai pertemuan, sebagimana dikutip dari Kompas.com.

Menurut Muhaimin Iskandar, PKB memiliki banyak kader mumpuni yang layak untuk menjadi pembantu presiden. Namun Cak Imin membantah ia turut menyodorkan namanya sendiri sebagai calon menteri. "Kalau saya enggak. Pokonya tak sebutin ini nama-namanya, Pak. Dipilih sendiri, dipilih monggo," kata dia.

Cak Imin menegaskan bahwa partainya sah-sah saja mengajukan nama calon menteri. Namun hak prerogatif serta keputusan akhir tetap ada di tangan Jokowi. "Pokoknya nama saya kasih, terserah beliau," ujarnya.

Selain PKB, Partai Demokrat juga disebut-sebut akan mendaptkan jatah menteri di kabinet Jokowi-Maruf Amin. Sinyalemen tersebut terlihat saat Jokowi mengadakan pertemuan dengan kader AHY.

Paling terbaru, Jokowi bahkan mengundang Komandan Komando Tugas Bersama Partai Demokrat itu setelah pengumuman dari KPU. Sebelumnya, Jokowi juga sempat menerima AHY di Istana pada Kamis (2/5/2019) lalu.

Saat itu, AHY mengaku kedatangannya ke Istana atas undangan Jokowi untuk sekedar bersilaturahmi.
Seusai pertemuan, AHY juga berpesan agar semua pihak menunggu hasil pilpres yang akan diumumkan KPU pada 22 Mei 2019.

Sementara melansir dari Tribun Timur.com, 2 wanita muda juga digadang-gadang menjadi menteri di kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Keduanya bahkan sempat mencalonkan diri menjadi Caleg untuk DPR RI.

Namun kedua wanita ini gagal lolos ke Senayan. Di antara nama yang mulai dibicarakan perwakilan generasi Milenial di kabinet Jokowi-Maruf Amin adalah Angela Herliani Tanosoesoedibjo dan politisi Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany.

Saat ini, Angela menjabat sebagai Wakil Direktur Utama RCTI dan GTV, memimpin ribuan karyawan di media televisi terbesar di tanah air.

Sementara Tsamara Amany tercatat segaia politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sebelumnya juga telah beredar polling di dunia maya tentang sosok-sosok yang akan mengisi Kabinet Kerja Jilid II.

Polling tersebut berisi semacam konsultasi publik dan usulan tentang sosok-sosok yang nantinya akan membantu Jokowi di Kabinet Kerja Jilid II. Sejumlah nama diusulkan dalam polling tersebut.

Ada muka-muka lama yang saat ini masih menjabat sebagai menteri. Namun banyak juga muka baru yang dianggap potensial untuk duduk di pos kabinet kerja.

Muka-muka lama yang masih masuk dalam polling tersebut, diantaranya, Arcandra Tahar, Ignatius Jonan, Sri Mulyani Indrawati dan Tjahjo Kumolo.

Sementara sejumlah muka baru yang diusulkan masuk dalam kabinet terdapat nama, Djarot Saiful Hidayat, Budiman Sudjatmiko, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, serta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, termasuk Sandiaga Uno. (Tribun/tpc/dtc/kps/ryo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved