Cerita Momen Kedatangan AHY-Ibas di Teuku Umar, Diabadikan Puan Swafoto Bersama Megawati
Kedatangan dua putra Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Kedatangan dua putra Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono ke rumah Presiden kelima Hj Megawati Soekarnoputri, dan menyempatkan swafoto dengan Puan Maharani menjadi perbincangan hangat di tanah air.

Banyak yang menilai momen ini positif, untuk kelanjutan pemerintahan Presiden Jokowi kedepan yang didukung oleh PDI Perjuangan dan koalisinya yang kini bertambah kuat dengan masuknya Partai Demokrat.
Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menerima sejumlah tamu saat Idul Fitri di kediamannya di Teuku Umar, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Kediaman Megawati tetap didatangi para tokoh meskipun tidak ada open house.
Pada Rabu siang, dua putra Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono berkunjung ke kediaman Megawati.
Keduanya ditemani istri masing-masing, yakni Annisa Pohan dan Aliya Rajasa.
Baca: Begini Pandangan Pengamat Terhadap AHY, Terakhir Temui Mega dan Jokowi
Baca: Indonesia Police Watch Duga Ada Penyalahgunaan Wewenang soal Mobil Hitam yang Berpelat Polri
Baca: Ubur-ubur Sengat Ratusan Warga di Pantai Gunung Kidul, Korban sampai Sesak Nafas
Momen kehangatan saat AHY dan Ibas berkunjung dapat terlihat dari unggahan putri Megawati, Puan Maharani melalui akun Instagram pribadinya @Puanmaharaniri.
Puan mengunggah momen di mana dia bersama kakaknya Muhammad Prananda Prabowo dan Megawati berswafoto dengan AHY, Annisa, Ibas, dan Aliyah.
Dalam unggahan tersebut, Puan menuliskan keterangan di Teuku Umar dengan AHY dan EBY.

Puan juga menambahkan simbol senyuman dan memberi taggar #IdulFitri2019.
Politisi PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan, kedatangan AHY dan Ibas dapat menjadi langkah awal rekonsiliasi politik pascapemilu.
Editor: Agung Budi Santoso