Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lebaran

Mana Lebih Dulu Puasa Syawal atau Puasa Qadha? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Ada amalan yang sangat dianjurkan yakni Puasa Syawal. Puasa ini dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal.

Editor: Aldi Ponge
Screenshot Video
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Simak penjelasan Ustaz Abdul Somad soal Puasa Syawal atau puasa ganti (Qadha)

Begitu Ramadhan berakhir, maka datanglah bulan Syawal.

Di bulan ini, ada amalan yang sangat dianjurkan yakni Puasa Syawal.

Puasa ini dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal.

Dalam salah satu hadist, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim).

Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa setelah menyelesaikan puasa Ramadhan dan dilanjutkan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, maka bagi yang melakukan akan seperti berpuasa selama setahun.

Mengutip dari Tribunnews, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq, M.Ag mengatakan bahwa puasa syawal dilakukan enam hari di bulan Syawal, yaitu hari kedua Syawal (sehari setelah hari raya Idul Fitri) dan seterusnya.

Puasa Syawal dimulai di hari kedua karena pada hari pertama Syawal merupakan Hari Raya Idul Fitri, maka diharamkan untuk berpuasa.

Akan lebih baik jika dilakukan secara berturut selama enam hari mulai hari kedua Syawal.

Namun, jika merasa kesulitan, maka diperbolehkan tidak berurutan, asalkan berpuasa sebanyak enam hari dan masih di bulan Syawal.

Tanggal 1 bulan Syawal dimulai pada 6 Juni 2019 hingga 3 Juli 2019.

Lantas bagaimana dengan nasib kaum muslim yang harus mengganti karena masih punya hutang puasa di bulan Ramadhan?

Apakah harus mendahulukan puasa Syawal atau puasa ganti (Qadha) terlebih dahulu?

Baca: Terlahir Kreatif, 3 Zodiak Ini Selalu Berinovasi dan Lakukan Hal Berbeda, Zodiakmu Termasuk?

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Selasa 4 Juni 2019, Leo Santai Virgo Protektif

Baca: TES KEPRIBADIAN - Melalui Huruf Pertama Namamu Ternyata Bisa Ungkap Sifat Aslimu, Ini Rinciannya

Baca: Profil Suami Baru Angelina Sondakh yang Menikah Siri di Penjara, Ini Penjelasannya

Baca: Idul Fitri di Depan Mata, Ini Jawaban Dari Ucapan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum

Baca: Playboy Meninggal karena HIV/AIDS, 40 Pacar Datang Melayat, Terungkap Berapa Wanita Terjangkir Virus

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan Ustaz Abdul Somad berikut ini.

Pria yang akrab dipanggil UAS ini menjelaskan bahwa puasa ganti diprioritaskan terlebih dahulu.

"Ibu-ibu yang kemarin punya hutang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal Qadha (puasa ganti) dulu 7 hari," jelasnya.

Setelah itu, baru mereka bisa menjalankan puasa Syawal.

"Nanti setelah puasa 7 hari baru puasa 6 (Puasa Syawal," imbuhnya.

Kendati demikian, UAS juga mengatakan orang tersebut bisa puasa ganti saja.

"Namun jika tidak bisa, ibu bisa puasa Qadha saja," ungkap UAS.

"Siapa yang puasa Qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," imbuhnya.

Berikut videonya:

Niat puasa Syawal

Berikut ini niat untuk puasa sunnah di bulan Syawal :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”

(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)

KLIK TAUTAN AWAL TRIBUNSTYLE

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved