Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu?

Sebuah video menjadi viral. Video itu memperlihatkan sepasang bule yang tengah mengamen di MRT.

Editor: Indry Panigoro
kolasetribunmanado.co.id/worldofbuzz.com
VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu?VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah video menjadi viral.

Video itu memperlihatkan sepasang bule yang tengah mengamen di MRT.

Aksi pasangan bule ngamen di MRT, menjadi viral di media sosial atau medsos.

WartaKotaLive melansir Suar.Id, baru-baru ini, video pasangan bule mengamen di MRT jadi viral di medsos.

Diketahui, pasangan bule nyanyikan lagu The Beatles di MRT berjudul "Twist & Shout".

Aksi pasangan bule mengamen di kereta MRT terjadi di MRT Singapura.

Alasan mereka mengamen belum diketahui, dan oleh karena itu banyak warganet yang menjadi khawatir.

BERITA POPULER:

Baca: Angelina Sondakh Nikah Siri Dengan Brotoseno di Penjara, Sang Putri Unggah Fotonya

Baca: Karena Bersemangat, Komandan Rayon Militer Pelda Johny Berikan Anggotanya THR

Baca: Pria Batal Mudik setelah Tak Bayar Tarif Wanita Malam 1,2 Juta, Teriakan berakhir Pengeroyokan

Carol, orang yang memposting video di Twitter pada Selasa (28/5/2019), menikmati pertunjukan mereka.

"Just a normal day travelling on train and met these amazing tourist on board that brought smiles to alot faces thankyou for starting my day right"

Namun banyak warganet yang tidak mendukung.

Beberapa warganet takut kalau banyak pengamen lain menjadi ikut-ikutan.

Jelas pengamen di angkutan umum cukup menganggu, apalagi bila jumlahnya sangat banyak.

Salah satu warganet juga berbagi pengalamannya bahwa dia pernah melihat pasangan itu sebelumnya di Kuala Lumpur, Malaysia.

Jadi bayangkan berapa banyak uang yang mereka kumpulkan jika mereka berhasil pindah dari Malaysia ke Singapura?

Pengamen lokal atau asing, mengamen di Singapura tanpa izin ternyata dapat didenda hingga 10 ribu dolar Singapura (sekitar Rp 100 juta).

Itu adalah alasan mengapa banyak warganet yang kurang setuju dengan pengamen bule itu.

Orang asing sering datang ke negara-negara Asia yang mungkin tidak mengetahui undang-undang dan kebiasaan setempat. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Viral Soal Hutang MRT Jakarta

Komikus Jepang, Onan Hiroshi, menyindir Pemerintah Indonesia terkait utang pembangunan MRT Jakarta. (Instagram)

Pemerintah Indonesia, khususnya PT Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, disindir terkait utang Indonesia kepada Jepang.

Sindiran ini dibuat dalam bentuk komik oleh seorang komikus Jepang, Onan Hiroshi, soal utang pembangunan MRT.

Dalam komik yang diunggah di situs web onanhiroshi.com tersebut, Onan menyentil Pemerintah Indonesia agar segera melunasi utang tersebut.

Onan bahkan menyematkan kutipan "Dear, Indonesia Gov, please pay! For Japan reward".

Komik itu menggambarkan dua orang Jepang dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) yang mengenakan jas dan helm proyek berwarna kuning menagih utang kepada MRT Jakarta.

Namun, pihak MRT Jakarta dan pemerintah enggan membayar.

VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu?VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu?
VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu?VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen di MRT, Warganet Takut Kalau Sampai Terjadi Hal Ini, Apa Itu? (kolasetribunmanado.co.id/worldofbuzz.com)

Komik tersebut juga menggambarkan sosok Presiden Joko Widodo yang dieluk-elukan terkait prestasinya membangun MRT.

Alhasil, komik yang awalnya hanya diunggah di website pribadi Onan itu menjadi viral karena tersebar di media sosial.

PT MRT klaim tak ada keterlambatan pembayaran

Menanggapi sindiran Onan, PT MRT Jakarta menyayangkan adanya komik tersebut.

Division Head Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin menyebutkan, masalah pembayaran sudah diatur antara Pemerintan Indonesia dan Jepang.

"Iya jadi menyayangkan ya kalau ada yang membuat kartun seperti itu. Tapi itu kan sebetulnya sudah ada prosesnya ya dan memang tidak ada keterlambatan (pembayaran)," ucap Kamaluddin saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/4/2019).

Pihaknya tak ingin membesarkan-besarkan hal tersebut karena menurutnya itu hanyalah opini pribadi.

"Dan ini kan baru di sosmed, jadi kami tidak memberikan komentar resmi kecuali di media resmi kami menyampaikan hak jawab karena hanya di sosmed pribadi. Yang penting semua sudah sesuai proses dan peraturan pinjaman dan kontrak dengan kontraktor," kata dia.

Follow Instagram Tribun Manado:

Akan lunas dalam 40 tahun

Kamaluddin menyebutkan, utang Pemerintah Indonesia kepada Jepang untuk pembangunan tersebut akan dibayarkan secara bertahap selama 40 tahun.

Tenor pelunasan utang selama 40 tahun dengan masa tenggang atau grace period selama 10 tahun.

Itu artinya, Pemerintah Indonesia baru mulai mencicil pinjaman 10 tahun setelah pinjaman itu ditandatangani.

"Sudah masuk dalam cicilan kan untuk 40 tahun pembayarannya dan sebetulnya sekarang belum masuk dalam pembayaran, masih ada grace period selama 10 tahun, baru nanti tahun ke-10 akan mulai pembayaran," katanya.

Perjanjian utang itu sudah sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Jepang, khususnya JICA.

"Tidak ada yang namanya keterlambatan pembayaran oleh pemerintah dan MRT Jakarta," kata dia.

Biaya pembangunan MRT

Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan, awalnya pinjaman yang diajukan pemerintah ke JICA untuk Fase I sebesar 123,36 miliar yen atau Rp 14,2 triliun.

Namun, dalam prosesnya terdapat revisi desain guna menambah kemampuan daya tahan gempa, yaitu dari magnitudo 7 menjadi 9.

"Itu (penambahan biaya) yang dinamakan price adjusment dari variatif order karena kontraknya sifatnya design and build. Begitu sambil desain, sambil bangun, di lapangan ada regulasi baru," ungkap Tuhiyat.

Hal itulah yang akhirnya menyebabkan biaya pembangunan Fase I sepanjang 16 kilometer mencapai Rp 16 triliun.

Untuk Fase II, Pemerintah Indonesia meminjam 217 miliar yen atau setara Rp 25 triliun.

Di fase II PT MRT Jakarta akan membangun receiving sub station atau gardu induk di kawasan Monas, Jakarta Pusat.

Kendati demikian, biaya yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembangunannya sekitar Rp 22,5 triliun.

"Kenapa Rp 25 triliun? Karena yang Rp 2,5 triliun ini untuk membiayai kekurangan Fase 1," ujar dia.

Dana pinjaman itu kemudian dibagi dua bebannya, yaitu untuk pemerintah pusat sebesar 51 persen dan Pemprov DKI sebesar 49 persen.

Bunga yang harus dibayar pemerintah ke JICA pun relatif kecil, yakni hanya 0,01 persen.

Hal itu disebabkan, saat pinjaman ditandatangani, commercial bank interest berkisar 3-4 pesen.

"Karena sifatnya tide loan, itu ada persyaratan. Kata Jepang, kontraktor harus dari kami, pemimpinnya Japan Company, enggak ada yang lain. Nah itu yang namanya tide, tapi itu sudah diambil pemerintah," ujarnya.

Setelah proyek ini berjalan, kontraktor yang menagih pembayaran akan dikumpulkan seluruh bukti pekerjaannya.

Setelah itu, dilakukan proses verifikasi oleh tim gabungan dari MRT, Kementerian Perhubungan, dan Pemprov DKI.

Hasil verifikasi tersebut akan dibawa pemerintah pusat untuk kemudian diserahkan ke pemerintah Jepang melalui JICA.

"Nanti JICA akan verifikasi lagi, lalu dia akan bayar langsung ke kontraktor. Uangnya enggak ada sama kami," kata Tuhiyat. (Ryana Aryadita Umasugi)

Artikel ini telah tayang di Suar.Id berjudul "Video Viral: Bule Ngamen di MRT dan Membuat Banyak Perdebatan dari Warganet" dan di Wartakotalive dengan judul "VIRAL Sindiran Komikus Jepang soal Utang MRT Jakarta, Ini Jawaban PT Moda Raya Terpadu"

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul VIDEO VIRAL Pasangan Bule Ngamen Nyanyikan Lagu The Beatles di MRT, Kini Jadi Perdebatan Warganet,

Tonton dan subscribe:

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved