Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kerukunan Umat Beragama

Kebersamaan Beda Agama, Ini Yang Dilakukan di Bulan Ramadan

Sulawesi Utara (Sulut) punya tradisi membangun kebersamaan antar umat beda agama. Di hari raya Idul Fitri nantinya pemuda gereja yang menjaga salat

Penulis: | Editor: Handhika Dawangi
TRIBUN MANADO/DAVID MANEWUS
Kebersamaan Beda Agama di Sulut, Non Muslim Yang Beri Tasbih dan Jilbab 

TRIBUNMANADO.CO ID - Sulawesi Utara (Sulut) punya tradisi membangun kebersamaan antar umat beda agama. Di hari raya Idul Fitri nantinya bisa jadi ada pemuda gereja yang menjaga salat. Begitu pula sebaliknya.

Pada saat bulan puasa ada pula yang buka puasa bersama.

Ada yang memberi sembako. Bahkan ada pula yang memberi jilbab dan tasbih.

1. Wanita Katolik Katedral Beri Jilbab dan Tasbih

Misalnya, ada pemandangan yang berbeda di Mesjid Miftahul Jannah, Pierre Tendean Manado, Sabtu (1/5/2019) malam. Ibu-ibu berjilbab dan pria bersarung juga berpeci buka puasa bersama dengan beberapa wanita berseragam Wanita Katolik RI.

Usai buka puasa, para wanita Katolik itu setia menunggu jamaah yang sementara Salat Maghrib. Semua kegiatan ditutup dengan pemberian bantuan jilbab dan tasbih.

Itulah kegiatan buka puasa bersama jamaah mesjid Miftahul Jannah dengan Wanita Katolik RI Cabang Hati Tersuci Maria Katedral Manado Ranting Santa Anna.

Jilbab dan Tasbih itu diserahkan secara simbolis kepada imam mesjid Zukifly Bahetam. Jilbab dan Tasbih itu akan dibagi-bagikan.

Zulkifly mengatakan jemaah menerima dengan sepenuh hati kegiatan seperti ini. Saling sapa antar umat beragama merupakan hal yang biasa.

Ketua Cabang Hati Tersuci Maria Katedral Wanita Katolik RI Sherly Kerap Undeng mengatakan ini merupakan bagian silahturami. Ini katanya sarana membangun kebersamaan.

"Kita sesama umat manusia. Harus membangun kebersamaan," katanya.

Ketua Badan Takmir Mesjid Taufik Nusi mengucapkan terima kasih atas kegiatan. Ia berterima kasih atas bantuan.

2. Buka Puasa Bersama Dengan Wanita Katolik RI dan DPP HKY Tomohon

Pada waktu yang sama, bertempat di Masjid Agung Al-Mujahidin Tomohon terselenggara Buka Puasa bersama Wanita Katolik RI dan Dewan Pastoral Paroki Hati Kudus Yesus bersama dengan umat Muslim Tomohon.

Acara didahului dengan doa oleh Imam Sutardi Abdul Karim. Selanjutnya sambutan dari Yayasan Al-Mujahidin oleh Bpk. Suryadi Sawidin, S.Ag.

"Kami berterimah kasih atas upaya Wanita Katolik Paroki Hati Kudus Yesus yang telah datang dan bersama-sama menyelenggarakan buka puasa dengan kami umat Islam," kata Sawidin.

"Kami merasa terhormat dikunjungi oleh saudara-saudara umat Katolik, semoga acara ini semakin mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan antar umat beragama."

Meiske Lasut Rampengan, sebagai ketua Wanita Katolik RI, mengatakan bahwa, acara ini sudah yang kedua kali, sebelumnya pada tahun 2016. Acara ini merupakan salah satu program WKRI di bidang kemasyakatan, dengan bekerjasama lintas kelompok dan agama, dengan tujuan membangun persaudaraan yang sejati di kalangan umat beragama dan masyarakat Tomohon.

"Kami merasa terbantu karena umat Muslim selalu ambil bagian dengan menjaga keamanan dalam perayaan-perayaan keagamaan umat Kristiani di Tomohon", kata Meiske.

Sementara itu, Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd, sebagai Kepala Seksi Bimas Katolik Kemenag Tomohon, mewakili Kepala Kantor, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi dan mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini.

Dua hal yang ditekankan Lastiko, yakni, pertama, dalam konteks keagamaan, acara ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Puasa, Bulan Ramadhan, beriringan juga dengan sebelumnya tanggal 30 Mei dirayakan Hari Kenaikan Isa Almasih bagi umat kristiani yang merupakan akhir Masa Paskah.

"Aktivitas-aktivitas keagamaan menjadi kesempatan untuk membangun iman, skaligus kesempatan membangun persaudaraan walaupun berbeda-beda", katanya

Konteks yang kedua, yakni, konteks nasional, di mana pada setiap tanggal 1 Juni diperingati Hari Lahir Pancasila.

Kebersamaan umat Muslim dan Katolik di Masjid Al-Mujahidin ini, merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila, yakni nilai Ketuhanan, kita mengabdi Allah dan Tuhan kita. Nilai kemanusiaan di mana kita saling berbagi, menghormati dan mengasihi. Nilai persatuan, kita walaupun berbeda tetap bersatu dan bersaudara.

"Harapan kami, kegiatan-kegiatan seperti ini akan berkelanjutan dengan bentuk yang sama ataupun bentuk yang lain", tutur Lastiko.

Hadir pula para biarawan- biarawati katolik, yakni para bruder Tujuh Duka Cita (BTD) , dan para suster Jesus Maria dan Joseph (JMJ).

3. Buka Puasa Bersama Pemuda Lintas Agama

Jumat (31/5/2019) malam, organisasi yang beranggotakan para pemuda lintas iman di Kota Tomohon ini pun melakukan buka puasa bersama umat muslim di Masjid Nurul Iman, Kelurahan Kampung Jawa, Kecamatan Tomohon Selatan.

Ketua Forum Pelita Kota Tomohon Toar Pangkey ST, MT mengatakan, buka puasa bersama ini merupakan bentuk solidaritas bersama umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.

“Kerukunan ini harus dijaga. Salah satunya melalui buka puasa bersama umat muslim di Kota Tomohon, khususnya yang ada di Masjid Nurul Iman Kelurahan Kampung Jawa ini,” ujarnya.

Pangkey pun menjelaskan, Forum Pelita merupakan wadah berkumpulnya para pemuda lintas iman yang ada di Kota Tomohon, yang dibentuk oleh para pemuda-pemuda yang perhatian terhadap kondisi bangsa.

“Kami meminta dukungan dalam pelaksanaan program Forum Pelita dan juga mendukung program-program dari Pemerintah Kota Tomohon, khususnya dalam menjaga kerukunan dan perdamaian di Kota Religius ini,” katanya.

Sekretaris Daerah Kota (Sekkot) Tomohon Ir Harold V Lolowang M.Sc, M.Th yang turut hadir dalam kesempatan itu pun mengaku berbangga dan berbahagia bisa hadir untuk berbuka puasa bersama umat muslim di Kampung Jawa yang diprakarsai oleh Forum Pelita Kota Tomohon.
Dia mengatakan, dalam upaya menjaga toleransi, ada tiga pilar yang harus diperhatikan. Yang pertama, kata Lolowang, yakni kerukunan dalam agama itu sendiri. Kemudian, kerukunan antaragama dan yang ketiga kerukunan agama dengan pemerintah.

“Jika tiga pilar ini terjadi, maka daerah itu dikatakan memiliki toleransi agama yang luar biasa dan Tomohon sudah memiliki itu,” ujar Lolowang.

Apalagi, kata Lolowang, dengan adanya Forum Pelita yang diprakarsai oleh semua pemuda dari seluruh agama yang ada di Kota Tomohon.

“Kita berbangga beberapa waktu lalu Tomohon bisa menjadi Kota Harmoni dan Kota Toleran. Kita bangga, ini terjadi oleh karena kita memiliki toleransi antaragama yang luar biasa indah dan memiliki hubungan yang erat sekali, jadi ini merupakan satu hal yang berbahagia. Perbedaan itu, lanjut Lolowang, adalah untuk menjadi serba-serbi yang indah,” tuturnya.

Ketua Badan Tamir Masjid (BTM) Nurul Iman Agus Salim Saleh S.Pd mengatakan, momen kebersamaan saat ini merupakan kebanggaan bagi sesama umat beragama.

“Itu penting bagi kita mengimplementasikan hubungan antar sesame umat beragama. Silahturahmi kita mantapkan melalui buka puasa bersama ini,” katanya.

Dia pun mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas perhatian, serta bantuan dari Forum Pelita dan juga Pemerintah Kota Tomohon tersebut.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten Satu Setda Kota Tomohon Drs ODS Mandagi, jajaran Forum Pelita Kota Tomohon, pengurus BTM Nurul Iman Kampung Jawa, serta para pemuda lintas agama

4. Fakultas Teologi UKIT YPTK Baksos di Mesjid

Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Yayasan Pendidikan Tinggi Kristen (YPTK) Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) mengadakan bakti sosial di Mesjid Nurul Iman, Kampung Jawa, Jumat (24/5/2019) malam. Temanya, "Kasih Mempererat Tali Silahturami Untuk Kerukunan".

Uniknya, bakti sosial pemberian diakonia ini dalam rangka perayaan Paskah bagi umat Kristen. Diakonia itu diberikan kepada jamaah Nurul Iman.

Yang hadir dari Fakultas Teologi UKIT YPTK antara lain Rektor Pendeta Richard Siwu, Dekan Fakultas Teologi UKIT Pendeta Lientje Kaunang, Denny Pinontoan dan beberapa dosen lain. Para mahasiswa-mahasiswi juga hadir.

Yang menerima ialah ketua Badan Ta'mir Masjid (BTM) Nurul Iman Agus Salim Saleh, Imam masjid Suharto Abusalam dan ketua Forum Kerja Sama Antar Umat Beragama Zyamroni Khan.

Siwu mengatakan kegiatan ini merupakan pengungkapan rasa kebersamaan dalan perbedaan. Ini katanya menerima dan menghargai perbedaan.

"Ini sebenarnya diakonia selebrasi Paskah. Moga menjadi teladan apalagi dalam situasi kebangsaan seperti ini," katanya.
Saleh mengatakan ia merupakan alumni UKIT. Ia FKIP UKIT tahun 1997.

"Ini kegiatan membangun kerukunan. Apalagi dalam masyarakat yang majemuk," katanya.
Lientje kaunang mengatakan kegiatan ini untuk memupuk persaudaraan. Dengan adanya ini, mereka diharapkan jadi agen-agen persaudaraan dan kerukunan.

Suharto Abusalam bahkan berbahasa Tombulu dalam sambutan. Suharto menyebut kerukunan sudah lama dibangun di Tomohon.

Siwu mengapresiasi hal itu. Nuansa budaya itu diperkenalkan.

Usai buka puasa bersama, Fakultas Teologi menyerahkan bantuan secara simbolis. Ada dialog sebelum itu. (DMA)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved