Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Kronologi Seorang Satpam Mengaku Sebagai Imam Mahdi hingga Kondisi Terakhir Setelah Ditemui MUI

salah satu pengikut Trisula Weda, Mahfuzi, mengatakan dirinya hanya mengikuti apa yang diajarkan Winardi yang mengaku Imam Mahdi.

Editor: Aldi Ponge
KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA
Mushollah seperti Kakbah di Jalan Haji Komat Dua, RW 005 RT 004, Rabu (29/5/2019) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang berprofesi sebagai satpam bernama Winardi yang mengaku sebagai Imam Mahdi.

Hal tersebut tersebut diketahui warganet setelah viralnya undangan Terbuka Keluarga Besar Trisula Weda untuk open house halalbihalal Idul Fitri 1440 H bersama sang pembaharu (Imam Mahdi) di Padepokan Trisula Weda yang berada di Kampung Prigi Bedahan, Bedahan, Sawangan.

Undangan tersebut diunggah di media sosial Instagram @info_depok.

Ketua RW 005 RT 004, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Hasan mengaku kaget dengan adanya ajaran tersebut.

"Saya baru tahu ini dari aparat. Ini dulunya digunakan sebagai tempat pengobatan alternatif," ucap Hasan di lokasi.

Padepokan yang dibangun sejak tahun 2013, saat ini berubah menjadi tempat perkumpulan pengikut Trisula Weda.

"Pengikutnya di daerah sini tidak ada. Namun pengikutnya ada dari segala daerah," ucapnya.

Sementara diwawancara terpisah, salah satu pengikut Trisula Weda, Mahfuzi, mengatakan dirinya hanya mengikuti apa yang diajarkan Winardi yang mengaku Imam Mahdi.

Baca: Sempat Mengaku Tidur Hanya 2 Jam Sehari, Ria Ricis Jatuh Sakit hingga Harus Dibius Total

Baca: Ria Ricis dan Verrell Bramasta Berikan Klarifikasi Soal Hubungan Mereka, Ricis Minta Maaf

Baca: Pengakuan Ria Ricis, Hanya Tidur Dua Jam Sehari Demi Hasilkan Konten YouTube

Baca: Terkenal Dermawan, Pengusaha Kosmetik Meninggal di Bulan Ramadhan, Anaknya: Mami Adik Rindu

Baca: Gara-gara Penyakit HIV, Suami Habisi Nyawa Istri dan Gantung Jenazah di Pohon, Begini Kronologinya

Baca: Pelaku Paksa Berhubungan Intim Gadis 16 Tahun, Tidak Tau Itu Adik Kandungnya, Ini Kronologinya

Winardi diketahui bekerja sebagai security di wilayah Jakarta.

"Ya di sini kami belajar, belajar ilmu, tuntunan. Sifatnya lebih untuk mengetahui dan memperdalam ilmu agama. Untuk mengetahui agama yang selurus-lurusnya," ucapnya.

Weda mengatakan, bangunan 2 X 3 meter menyerupai kabah yang dipersoalkan masyarakat karena bentuk dan warnanya merupakan musala rumah Winardi.

Bentuk kabah ini dipersoalkan karena bangunan itu dinilai menjadi tempat ritual. "Itu karena catnya mungkin ya padahal itu sebenarnya tempat musala biasa," ucapnya.

Mediasi para tokoh agama dan Winardi yang mengaku Imam Mahdi di Kecamatan Sawangan, Depok, Rabu (29/5/2019).
Mediasi para tokoh agama dan Winardi yang mengaku Imam Mahdi di Kecamatan Sawangan, Depok, Rabu (29/5/2019). (KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA)

Berawal dari Mimpi

Winardi mengaku-ngaku sebagai Imam Mahdi berawal dari mimpi.

Ia mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi atas anugerah Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.

Dalam mimpi, Winardi bercerita telah melalui perjalanan roh dari Padepokan Trisula Weda di Kampung Perigi, Kelurahan Belahan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat ke kampung halamanya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Di kampung halamannya Winardi kemudian bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.

Setelah itu dirinya mengajak sekeluarganya ke Tanah Suci, Arab Saudi.

"Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi)," kata Winardi di Kantor Kecamatan Sawangan, Rabu (29/5/2019) malam.

Sesampainya di Tanah Suci, sambung Winardi, ia mengarahkan para leluhurnya untuk menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram.

Kemudian, ia juga memandu keluarganya untuk menjalankan ibadah jamrah aqabah dengan mengambil tujuh batu kerikil.

"Saya mengambil tujuh batu kerikill dan melempar jamrah. Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah," cerita dia antusias.

Mimpi tersebut yang kemudian membuat Winardi mengaku sebagai Imam Mahdi.

Namun, kini Winardi telah bertobat setelah mendapat nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah sesat dan keliru.

Ia juga mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat).

"Tadi saya sudah sampaikan kegiatan saya ditutup. Saya tobat dan saya menyesal," ucapnya.

Winardi juga berjanji menutup kegiatannya dan mengubah warna cat musala rumahnya yang awalnya dianggap sebagai tempat ritual, sebab warna dan bentuknya seperti kabah.

"Saya akan menutup kegiatan ini selamanya. Besok juga saya akan merubah cat musala rumah saya agar masyarakat tidak salah sangka," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua MUI Kota Depok KH Dimyati Badruzzaman, mengatakan hasil dari musyawarah atau tabayun (konfirmasi) pihaknya bersama sejumlah ulama terhadap Winardi dan para muridnya, disepakati bahwa ajaran dan pengakuan dari Winardi menyesatkan.

Hal tersebut diungkapkannya merujuk pada penjelasan Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang dituliskan dalam tiga buku yang judulnya khusus berkaitan dengan Imam Mahdi.

"Orang yang tak lagi sesuai dengan ajaran hadis maka ini salah, keliru, dan tidak benar. Maka ini ajaran yang menyimpang. Kami meminta agar Winardi bertobat dan gelar Imam Mahdi agar ditinggalkan. Dan muridnya dapat meninggalkan karena tak sesuai dengan ajaran," ucap Dimyati.

KLIK TAUTAN AWAL KOMPAS.COM

KLIK TAUTAN AWAL KOMPAS.COM

Baca: Terkenal Dermawan, Pengusaha Kosmetik Meninggal di Bulan Ramadhan, Anaknya: Mami Adik Rindu

Baca: Gara-gara Penyakit HIV, Suami Habisi Nyawa Istri dan Gantung Jenazah di Pohon, Begini Kronologinya

Baca: Pelaku Paksa Berhubungan Intim Gadis 16 Tahun, Tidak Tau Itu Adik Kandungnya, Ini Kronologinya

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved