Prabowo Terbang dengan Jet Pribadi Rusia: Ini yang Ia Lakukan di Dubai
Calon Presiden sudah dua kali bertolak ke luar negeri, usap pelaksanaan Pemilihan Presiden 2019. Pertama, ia bersama mantan Ketua MPR
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Namun, itu merupakan kunjungan biasa untuk kepentingan bisnis maupun bertemu teman-temannya. "Pak Prabowo itu kan banyak sekali kawan-kawannya, koleganya yang selama ini berteman bukan kemarin sore tapi puluhan tahun," ujar Fadli.
Fadli malah mempertanyakan beredarnya manifes keberangkatan Prabowo ke luar negeri. Menurut dia, itu merupakan informasi pribadi yang tidak boleh disebarluaskan. "Jadi menurut saya agak aneh. Ini informasi yang bersifat privat kemudian disebarluaskan sedemikian rupa," kata dia.
Bertolaknya Prabowo ke luar negeri juga dibenarkan Kabag Humas Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham, Sam Fernando. "Ya. Itu (Informasi tersebut) benar," kata Sam Fernando.
Saat dikonfirmasi soal kegiatan Prabowo pergi ke luar negeri, Sam tak memiliki informasi soal itu. "Kami tidak memiliki informasi tersebut," kata dia.
Parlemen Rusia
Dua warga negara Rusia dalam rombongan, Mikhail Davydov dan Anzhelika Butaeva disebut-sebut pernah diundang DPR RI ke Jakarta. Keduanya disebutkan mewakili Sekretariat Parlemen Rusia (DUMA) yang diundang untuk menyaksikan pemilu di Indonesia.
Dua orang Sekretariat Parlemen Rusia ikut dalam rombongan Prabowo Subianto yang berkunjung ke Wina, Austria. Keduanya pernah diundang ke DPR RI sebagai pemantau pemilu, yang diinisiasi oleh Waketum Partai Gerindra Fadli Zon, yang merupakan Wakil Ketua DPR.
Fadli Zon pun memberi penjelasan. Dia mengatakan, dalam undangannya saat itu, Mikhail Davydov dan Anzhelika Butaeva, dua orang Rusia yang dimaksud, batal menghadiri acara tersebut.
Baca: Final Liga Europa - Sarri Kesal Lihat Higuan dan Luiz Bertengkar
"Sebenarnya waktu itu yang warga Rusia itu pernah kita undang tapi nggak hadir. Yang untuk observer. Jadi maksudnya bukan dia yang diundang, tapi kan semua parlemen-parlemen," ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu.
"Waktu itu kan kita mengadakan, apa namanya, tim untuk observer pemilu. Waktu itu saya buka di sini tanggal 16. Tanggal 16 di sini ada briefing-nya, biasa itu. Parlemen antara negara-negara saling mengundang itu biasa," kata dia.
Fadli mengatakan saat itu beberapa negara juga diundang dalam acara tersebut, di antaranya Amerika Serikat, Australia, dan Malaysia.
"Yang hadir kan akhirnya cuma beberapa negara, dari Turki akhirnya hadir, Malaysia hadir, Singapura kalau nggak salah hadir. Rusia kita undang, Amerika kita undang, Australia juga kita undang. Tapi yang dari Rusia yang tadinya mau confirm tidak jadi hadir," ujar Wakil Ketua DPR RI ini.
Anggota BPN Prabowo-Sandiaga itu mengatakan tak ada yang aneh dari undangannya terhadap parlemen Rusia. Dia pun menegaskan kebersamaan Mikhail Davydov dan Anzhelika Butaeva bersama Prabowo di Dubai dan Austria tak berkaitan dengan urusan kenegaraan ataupun Pemilu 2019.
"Biasa-biasa aja ya. Perkawanan-perkawanan itu kan biasa saja. Cuma kalau kali ini saya kira urusan privat, urusan biasa," kata Fadli.
Denis Tetyushin, Press-attaché Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, mengaku tidak mendapat informasi soal itu. "Kedutaan Besar tidak mempunyai informasi bahwa dalam rombongan Bapak Prabowo Subianto ada perwakilan resmi yang mewakili Federasi Rusia," jawab Denis dikutip Tirto.id.
Selain itu, Denis juga memastikan bahwa nama Mikhail Davzdov dan Anzhelika Butaeva, tidak terdaftar sebagai anggota parlemen, baik di Duma, atau Federasi. "Sebagaimana kami ketahui mereka tidak dalam daftar anggota parlemen, baik Duma, maupun Dewan Federasi. Informasi ini dapat dicek di website resmi dua Badan" katanya. (tribun network/kompas.com)