Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Aksi 22 Mei

Pakar Bidang Politik Sebut Lihat Saja yang Sering Dapat Serangan, Targetkan Pemimpin Lembaga Survei

Hermawan Sulistyo menyebutkan ancaman pembunuhan sudah tak lagi aneh pada zaman tertentu.

Editor: Frandi Piring
TRIBUN/DANY PERMANA
Diduga Perusuh Aksi 22 Mei di Bawaslu Diangkut Pakai Mobil Ambulans, Ada Rekaman CCTV 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi menyebutkan target perusuh aksi 22 Mei ada empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei.

Namun, identitas empat tokoh dan pimpinan lembaga survei yang dimaksud tak disebutkan pihak Kepolisian. 

Hal tersebut menjadi tanda tanya bagi publik.

Hermawan Sulistyo sabagai Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional (Puskamnas) Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ), mengatakan memang ada sejumlah tokoh dan pejabat yang berpotensi mendapatkan ancaman pembunuhan.

Hermawan Sulistyo menyebutkan ancaman pembunuhan sudah tak lagi aneh pada zaman tertentu.

"sebetulnya gak aneh, misalnya zaman pembunuhan, mungkin bercanda atau marah, tapi orang itu tidak tahu atau lupa aparat punya instrumen yang bisa mendeteksi itu dengan cepat," kata Hermawan Sulistyo dikutip dari tayangan Metro Tv.

Berlanjut, Hermawan Sulistyo menambahakan tindakan polisi saat ini mengungkap jejak perusuh 22 Mei sangat tak disangka mulai dari pemberangusan hoaks pasca Pilpres 2019.

Sehingga penangkapan pihak-pihak yang terlibat mendompleng kerusuhan 22 Mei.

"gak nyangka akan bisa sejauh itu aja, contohnya penangkapan Sunarko, akan menyelundupkan senjata dari Aceh ke Jakarta ke kontak hp pasti ketahuan lah, polisi kan untuk tindakan preemtif," kata Hermawan Sulistyo

Hermawan Sulistyo mengatakan bahwa Polri kini memiliki alat canggih untuk mendeteksinya.

"cyber patrol Mabes Polri punya instrumen canggih yang mendeteksi jadi hati-hati bisa kena uu ITE nih," kata Hermawan Sulistyo

Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin pun tak menjelaskan soal empat tokoh nasional dan pimpinan lembaga survei yang menjadi target pembunuhan oleh perusuh 22 Mei

Menurut Ali Ngabalin, polisi memiliki data valid yang tak bisa diragukan.

Bahkan Ali Ngabali mengatakan tetap berikhtiar ketika ditanya apakah ikut menjadi target perusuh 22 Mei.

"saya pikir tentu polisi punya data yang validitasnya tidak diragukan, tetapi bagi orang seperti saya Profesor Hermawan juga harus berikhtiar, namanya juga kita manusia biasa kita tidak tahu orang punya hati pak, kami tetap berikhtiar dalam rangka segala kemungkinan yang kita tidak tahu," kata Ali Ngabalin.

Sumber: Tribun Bogor
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved