Keluarga Megawati Punya Jasa ke Prabowo, Bisa Pertemukan Jokowi dan Prabowo
Megawati Soekarno Putri bisa menjadi tokoh untuk mempertemukan kedua calon presiden Joko Widodo (Jokowi)-Prabowo Subianto pasca-Pilpres 2019.
Walau aktif di Golkar, kata Qodari, tetapi track record JK sangat kuat dengan isu-isu keislaman.
Apalagi JK juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2012-2022.
"Sementara di sekitarnya Pak Prabowo selama ini, termsuk rerorika yang muncul adalah retorika keagamaan."
"Sehingga Pak JK lebih mudah diterima Pak Prabowo, minimal oleh orang-orang di sekitarnya," kata dia.
Qodari juga mengatakan, dulu, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo setelah Pilpres 2014 lebih mudah dilakukan.
Sebab saat Pilpres 2014, masih ada presiden incumbent yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi penghubung kedua tokoh ini.
"Saat itu, Pak SBY tidak berkontestasi secara langsung. Meski pada akhirnya ia ikut kontestasi dalam kapasitasnya sebagai Ketua Demokrat, yang pada saat-saat terakhir, Demokrat memberikan dukungan pada Prabowo-Hatta Rajasa," kata dia.
Setelah hasil Pilpres 2014 dan keputusan MK diumumkan, SBY mengundang Jokowi dan Prabowo bertemu di Cikeas.
"Karena yang memanggil presiden, tokoh paling utama, senior, minimal dengan Pak Prabowo keduanya teman lama, akhirnya bisa ketemu," kata Qodari.
Sayangnya, peran serupa tak bisa dilakukan lagi oleh SBY.
Selain tak lagi menjadi presiden, SBY kini juga tengah menunggu dan merawat sang istri, Ani Yudhoyono yang tengah sakit di Singapura.
Qodari menyarankan, yang paling penting sekarang, mencari tokoh yang cocok dan bisa diterima kedua kandidat Pilpres 2019 untuk mempertemukan keduanya.
"Kemarin ada info, Pak Jokowi kirim Pak Luhut untuk berkomunikasi dengan Pak Prabowo."
"Alasannya, pernah sama-sama di militer, sama-sama di pasukan komando, berteman lama, dan sejarahnya, selalu ada pertemuan antara keduanya," ujar Qodari.
Namun, karena ada perubahan dinamika saat ini, lanjut Qodari, sehingga saat ini, Luhut Binsar Panjaitan sulit bertemu dengan Prabowo.