Katolik
Misa Pertama Imam Baru di Saronsong, Dikuatkan Pengalaman Gembira Dengan Uskup Rolly
"Ini keputusan saya (menjadi imam). Juga didukung oleh Monsegniur Rolly, Monsegniur Suwatan pastor dan umat," katanya
Penulis: | Editor: Maickel Karundeng
Misa Pertama Imam Baru di Saronsong, Dikuatkan Pengalaman Gembira Dengan Uskup Rolly
TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa canda tawa dengan Uskup Keuskupan Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC sangat membekas di hati Pastor Eki Lalio, imam yang baru ditahbiskan. Peristiwa itu banyak dialaminya saat bertugas sebagai asisten pribadi uskup saat menjadi diakon.
Ia menceritakan kisah yang dianggapnya lucu saat bertugas saat acara usai misa pertama bersama Rukun Maris Stella Banggai Sulut, Paroki Saronsong, dan keluarga besar STP Don Bosco Tomohon di aula paroki Saronsong, Sabtu (18/5/2019).
Ia dipestakan bersama Pastor Rikon Patiama.
"Ini keputusan saya (menjadi imam). Juga didukung oleh Monsegniur Rolly, Monsegniur Suwatan pastor dan umat," katanya.
Secara khusus ia menceritakan tugasnya mendampingi uskup. Ia awalnya menceritakan saat sudah selesai misa di suatu tempat. Ia menghilangkan empat stipendium (sumbangan suka rela umat beriman dalam bentuk uang kepada seorang imam dengan permintaan agar dirayakan satu atau sejumlah misa untuk ujud/intensi dari penderma).
Baca: 42 Paroki Siap Mengikuti Festival Seni Budaya Dalam Rangka HUT ke-30 KBK Keuskupan Manado
Baca: ISKA Siap Dalam Satu Barisan Menjaga Konstitusi, Tolak Pengerahan Massa Atau People Power
Baca: Mor Bastian: Tetap Rendah Hati Dalam Kapasitas Selaku Pejabat
"Dalam kondisi takut saya mengaku. Uskup hanya berkelakar dan berkata biar saja berarti orang laeng membutuhkan, bukan diakon," katanya.
Ia menceritakan juga di suatu hari mereka bertugas dari pagi sampai siang. Mereka pulang mandi di keuskupan untuk bertugas lagi.
"Selesai mandi sore, saya sedikit berbaring tapi ternyata tertidur terus. Uskup akhirnya menunggu dan setelah sampai di mobil, uskup berkelakar, da tidor situ eh," katanya.
Baginya nuansa kegembiraan dan bimbingan uskup membantu dalam panggilan.
"Suatu hari juga di Paroki Sulubombong (Sulawesi Tengah) di stasi Boloak dengan 145 kk Katolik semua ada pengalungan bunga. Karena ada banyak bunga saya juga dipaksa umat mendapatkan kalung bunga. Uskup kembali mengoda "dapa situ eh". Belum puas uskup kembali berkata baru pertama kali ka apa?" katanya.
Baginya pengalaman umat dan pengalaman itu menjadi kekuatan baginya.
Dalam acara itu hadir pula uskup Rolly, Uskup Suwatan dan pastores asal Luwuk Banggai. Sebagai tuan rumah Pastor Adri Dahlia.
Awalnya Hanya Mencari Kerja
Pastor Rikon mengaku bersyukur dalam kelemahan ia boleh menjadi gembala. Ia datang ke Manado sebenarnya hanya untuk mencari kerja.
"Pastor Adri Dahlia lalu membantu kuliah di STP Don Bosco Tomohon. Akhirnya diarahkan menjadi imam," katanya.
Ia mengaku tidak pintar tapi ia tahu Pastor Yohanes Maria Vianney, pelindung diosesan juga tidak pintar. Ia berkelakar Pastor Vianney tidak skripsi sedangkan ia selesai skripsi. Baginya jalan keselamatan tidak disangka-sangka.
"Itu mirip saat saya ulang tahun, uskup dan pastor Eki (dulu diakon) berkunjung tiba-tiba di paroki tempat saya bertugas (Watutumou). Tanpa persiapan. Begitulah jalan keselamatan," ujarnya berkelakar.
Ia mengaku bersyukur dengan semua ini. Ia bersyukur bersama orang tua angkatnya di paroki Saronsong.
Pastor ke-29 dan 30
Uskup Rolly dalam sambutan mengatakan acara ini dibuat di kampung halamannya. Pastor Rikon dan Pastor Eki, pastor asal Luwuk Banggai ke 29 dan ke-30 yang ditahbiskan.
"Dari keseluruhan tahbisan mereka ke 119-120. Ini berarti 25 persen," ujarnya.
Ia mengucapkan terima kasih atas kontribusi Kevikepan Luwuk Banggai. Ia juga berterima kasih atas acara ini.
"Mereka luar biasa. Pastor Rikon akan melayani 20 stasi di Poso. Pastor Eki akan melayani 20 stasi beteleme. Semoga ini menjadi dorongan perutusan bagi kita semua," katanya.
Baca: Ketua PAN Sulut Akui Kemenangan Kubu Jokowi- Maruf di Pilpres 2019
Baca: Putri Marino Tuturkan Perkembangan Surinala Carolina Jarumilind
Baca: Belajar dan Bertamasya, Serunya Field Trip Siswa-siswa Manado Independent School