Pemilu
Liando Sebut Gerakan People Power Tak Pengaruh, Politikus Sulut Sudah Dewasa
Liando meyakini ini bukan inisiatif Prabowo, tetapi Prabowo hanya dimanfaatkan untuk memenuhi ambisi para aktor-aktor yang penuh ambisi
TRIBUNMANADO.CO.ID - People power tidak ada terminologi yang baku. Hanya saja sejumlah negara pernah mengalami itu. pengamat politik Sulawesi Utara Ferry Liando mengambil contoh di Filipina.
Di negara tetangga ini pernah terjadi gerakan people power karena Presiden Ferdinan Marcos kerap terbukti menyalahgunakan kekuasaan. Keluarganya berpestapora di tengah himpitan krisis ekonomi negara.
Untuk menjatuhkannya sangat sulit dilakukan lewat pemilu karena setiap kali pemilu pihak pemerintah selalu melakukan kecurangan. Maka masyarakat Filipina yang dipimpin Aquino melakukan gerakan perlawanan.
Kasus serupa pernah terjadi juga di Indonesia pada tahun 1998, lanjut Liando. Menjatuhkan rezim orde baru lewat pemilu amatlah sulit karena pemilih di era orde baru, pemenanganya sudah diketahui sebelum tahapan pemilu berjalan.
Jadi people power terjadi karena ketidakpuasan rakyat atas tindakan sewenang-wenangnya penguasa. Perjuangan rakyat biasanya mendapat dukungan tentara, mahasiswa ataupun kaum buruh.
Gerakan people power yang dikumandangkan amin Rais, Kivlan Zein dan Eggi Sudjana sesungguhnya tidak memenuhi unsur sebagaimana pengalaman di atas. Selama ini pemerintah bekerja dengan baik sehingga tidak ada alasan untuk menggantikannya secara inkonstitusional.
Kemudian penggeraknya murni dari kekuatan rakyat bukan oleh elit-elit politik sendiri. Ancaman gerakan people power pasca penetapan hasil pemilu 22 Mei nanti digerakkan oleh politisi yang penuh ambisi kekuasaan tapi selalu gagal mendapatkannya.
Amien Rais yang menjadi bagian meruntuhkan kekuasaan orde baru ternyata berambisi jadi presiden tapi gagal. Kivlan Zein yang mengekalkan mengamankan Jakarta saat kerusuhan 1998 ternyata pernah kecewa karena tidak diberi jabatan oleh Presiden Habibie.
Eggy Sudjana dua kali calon ketua parpol berbeda tapi kalah. Berkali-kali jadi caleg tapi gagal. Sempat dua kali calon kepala daerah juga gagal. Gerakan people power yang digerakkan oleh elit hanya sekadar berebut kekuasaan pasti akan berakhir dengan kegagalan. Apalagi gerakan ini tidak di dukung oleh tentara, mahasiwa dan buruh.
Liando meyakini ini bukan inisiatif Prabowo, tetapi Prabowo hanya dimanfaatkan untuk memenuhi ambisi para aktor-aktor yang penuh ambisi ini tapi selalu gagal.
Saya yakin jiwa ksatria Prabowo yang menerima hasil Pilpres 2014 lalu akan sama dengan semangat pada pemilu saat ini. Namun sayang Prabowo banyak dikelilingi oleh aktor-aktor yang frustrasi karena sulit mendapat kekuasaan
Mengenai pengaruh di Sulut, sepertinya tidak akan berpengaruh. Aktor-aktor politik di Sulut sudah sangat dewasa dalam hal menghadapi perbedaan kepentingan. Para aktor politik di daerah ini sangat menghormati imbauan-imbaua tokoh agama agar menerima keputusan KPU apapun hasilnya.
Hal itu bisa dilihat pasca pleno rekapitulasi dan penetapan hal perhitungan suara peserta pemilu pada Minggu 12 Mei 2019 lalu oleh KPU Sulut. Tak ada satu aktor dan kekuatan politik apapun yang menolak hasil itu.
Baca: Pria Berusia 52 Tahun Tebas Teman Sekampungnya Hingga Tewas Gara-gara Ditanya Kapan Nikah
Baca: Jadwal Libur Lebaran dan Cuti Bersama Tahun 2019 bagi PNS, TNI & Polri, Catat Tanggalnya!
Baca: Jelang Tanggal 22 Mei, Panglima TNI Ditemui 16 Tokoh Bangsa termasuk Mahfud MD
KPU Segera Umumkan Perolehan Kursi dan Penetapan Calon Terpilih |
![]() |
---|
Kubu 01: Sejak Awal Dua Mantan Purn Tidak Sepikiran, Koalisi Jadi Penyebab? |
![]() |
---|
Soal Problem Antar Generasi, Fahri Hamzah: Orang yang Tak Perlu Dibela, Kita Akan Lawan |
![]() |
---|
Ratusan Petugas Meninggal di Pemilu 2019, Claudia Sangari Berharap Ada Evaluasi di 2024 |
![]() |
---|
Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan Suara Tingkat Provinsi Sulut Diskors |
![]() |
---|