Tetty Buka Peluang Koalisi Pilgub: Steven Jadi Suksesor Olly
Konstelasi politik memanas jelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2020. Petahana Olly Dondokambey diplot
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Konstelasi politik memanas jelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2020. Petahana Olly Dondokambey diplot masuk kabinet Presiden Joko Widodo. PDIP menjagokan Steven Kandouw sebagai suksesor Olly.
Partai Nasdem punya sejumlah ‘joker’ seperti Bupati Talaud terpilih Elly Lasut, Wali Kota Manado Vicky Lumentut, Wali Kota Bitung Max Lomban. Partai Golkar punya idola Christiany Eugenia Paruntu (CEP). Bahkan beberapa partai kabarnya sudah mendekati Ketua DPD Golkar Sulut ini untuk suksesi tahun depan.
Golkar Sulut mulai memanaskan konstelasi pilkada serentak. Beringin bakal mengusung CEP sebagai bakal calon gubernur 2021-2026. Nama Tetty, sapaan akrab CEP, tambah melejit usai Pemilu 2019. Suara Golkar di tingkat pusat naik dibanding pemilu lalu.
Kepada tribunmanado.co.id, Tetty tak menampik bakal maju pada konstelasi kepala daerah yang tahapannya dimulai pertengahan tahun ini. Menurut CEP, Golkar sudah didekati partai lain untuk koalisi. Beringin yang memiliki 7 kursi (hitungan sementara) di DPRD Sulut membutuhkan 2 kursi lagi menjadi 9 kursi agar bisa mengusung kandidat. "Kalau partai, apa saja itu rahasia. Yang pasti sudah ada," kata dia, Rabu (15/5/2019).
Ia mengatakan, Golkar sangat terbuka bagi partai apa saja yang ingin berkoalisi. "Partai Golkar buka peluang untuk berkoalisi. Karena lebih banyak partai yang gabung kan lebih bagus," ujar Paruntu. Namun untuk menentukan calon gubernur, Golkar akan melakukan survei. Siapa yang paling teratas akan disusung pada Pilgub 2020.
Isu Olly diproyeksi masuk kabinet mengencang. Olly sempat menyentil isu itu ketika membawakan sambutan ada acara Penamatan Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Manado di Aula Mapalus Kantor Gubernur, kemarin. "Mudah-mudahan Pak Presiden Jokowi tidak memanggil saya menjadi menteri, karena kepercayaan masyarakat Sulut masih besar," ungkap Gubernur.
Pengamat politik, Taufik Tumbelaka mengungkapkan, nama Olly sudah berkali-kali masuk burs calon menteri. Wajar karena ia punya segudang pengalaman. Pernah menempati posisi strategis di DPR RI. Sampai saat ini, menempati posisi strategis di partai politik penguasa sebagai Bendahara Umum PDIP.
"Tidak banyak orang yang dapat menempati posisi-posisi seperti didapat Olly dengan level nasional. Menjadi wajar ketika namanya digadang-gadang masuk dalam jajaran kabinet," kata Taufik, Rabu kemarin.
Ia menganalisa ada dua pertimbangan Olly bisa jadi menteri. Olly jadi menteri mungkin sudah sejak lama. Pertanyaannya, tawaran menteri bidang apa dulu? "Kalau saya menilai Olly jadi menteri tergantung tawaran jadi menteri apa. Cenderung Olly tertarik jadi menteri di bidang perekonomian," ujar Taufik.
Ada daftar segelintir menteri berkaitan dengan bidang kerja Olly, semisal Menteri BUMN, Menteri Perdagangan atau Menteri Perindustrian. Jika tawaran menteri bidang lain, kemungkinan Olly lebih memilih jadi gubernur.
Kata dia, fokus Olly saat ini, membangun Sulut yang secara kepentingan nasional akan jadi pintu gerbang di timur Indonesia.
Dampaknya terasa secara nasional kemudian, Sulut akan semakin berkembang. Ada kementerian tertentu yang bisa mewujudkan cita-cita ini.
Nampaknya ada peluang Olly belum akan mengambil tugas sebagai menteri. Andai pun diusulkan PDIP atau dipilih Jokowi.
Alasannya, Olly masih akan fokus menghadapi Pilgub 2020. Di mana nama dia juga dijagokan untuk menjabat dua periode dengan Steven Kandouw.
"Melihat posisi ini nampaknya OD akan mengejar dulu dua periode bersama Steven Kandouw dan nantinya baru akan melirik untuk masuk kabinet," kata dia. (

Kekuatan Figur Relatif Berimbang
Pilgub Sulut diprediksi tanpa Olly Dondokambey. Menurut pengamat politik, Max Rembang, tanpa kehadiran Olly, kompetisi pilgub relatif akan berimbang.
"Penentunya mesin partai, kader atau figur yang dicalonkan," kata Max kepada tribunmanado.co.id, Rabu (15/5/2019). "Siapa yang mampu manage (mengelola) maka jadi pemenang," kata dia. Sulit menyangsikan prestasi Olly selama menjadi gubernur. Jika Olly absen di Pilgub 2020, pertanyaannya siapa calon PDIP. "Tentu saja di daftar pertama incumbent Wakil Gubernur Steven Kandouw, siapa lagi yang paling berpeluang," kata dia.
Matang dan sudah teruji kontestasi politik, figur yang mumpuni, dan punya posisi sentral di struktur PDIP Sulut. PDIP pun tak kekurangan kader, ada Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap dan Bupati Minahasa Roy Roring.
Mewujudkan perpaduan Minahasa-Bolmong, ada pula Herson Mayulu, mantan Bupati Bolsel yang sudah teruji di pilkada dan Pileg DPR RI.
Sementara Nasdem yang jadi saingan akan tergantung pertarungan internal antara Vicky Lumentut, Elly Lasut atau Max Lomban. "Siapa yang tidak mau jadi gubernur kalau ada kesempatan," kata dia.
Figur Bolmong Raya pun mencuat bisa diduetkan ada Bupati Bolmong Yasti Soepredjo dan Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara. "Kontestannya hanya berkembang di daftar figur kepala daerah saja," ungkap dia.
Paling ideal memang menduetkan pasangan figur Minahasa dan Bolmong. Tapi tidak juga demikian. Dari sejarah masa lalu, pilgub tidak harus memajukan pasangan berdasarkan etnis.
Sementara Golkar, figur berpeluang yakni Ketua DPD Partai Golkar Sulut Tetty Paruntu yang juga Bupati Minsel atau Wali Kota Tomohon Jimmy Eman. "Mungkin jika koalisi Golkar Nasdem bisa menjadi kekuatan yang bakal diperhitungkan, " ujar dia.
Figur alternatif lainnya Bupati Boltim Sehan Landjar. Cuma tantangannya PAN sedang tak bersinar di Pileg 2019. Paling mencolok kehilangan kursi DPR RI.

Olly Angkat Derajat Sulut
Pengamat politik dari Unsrat, Ferry Liando menilai, isu petahana Olly Dondokambey jadi menteri Jokowi bukan isapan jempol. Bisa jadi, nama Olly merupakan satu di antara kader yang diusulkan PDIP (menjadi menteri).
Dari aspek organisatoris, kemungkinan karena Olly adalah kader yang sangat loyal. Di tangan Olly, PDIP bisa sebesar ini. Tanggung jawab sebagai bendahara partai tentu tidak ringan. Olly mampu mengendalikan tanggung jawab itu dengan baik.
Dari aspek sosiologis, Olly merupakan kader yang paling dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Banyak momen yang menunjukan hubungan keduanya seperti ibu dan anak.
Banyak pihak yang ingin membuka akses dengan Ibu Megawati menggunakan jalur Olly. Kemudian secara politis, Olly berhasil menjalankan kepemimpinnya di daerah. Sulawesi Utara adalah satu di antara daerah yang tingkat presentase perolehan suara PDIP sangat tinggi, selain Bali dan Jawa Tengah.
Selain suara PDIP melambung tinggi, PDIP juga menguasai separuh jumlah kursi di Dapil Sulut. Prestasi yang bisa mengangkat derajat Olly ketika Jokowi mampu menang telak dengan hasil 1.220.524 suara dibanding Prabowo (Subianto) yang hanya memperoleh 359.685 suara.
Tentu ini prestasi yang cukup bagus sehingga Pak Olly diperhitungkan sebagai nominasi menteri. Untuk memutuskan apakah Pak Olly bersedia jadi menteri atau tetap sebagai kepala daerah tentu yang paling tepat adalah yang bersangkutan.
Beliau yang paling tahu mana yang paling aman ketika memberi diri dalam pengabadian politik. Sepanjang motif politiknya adalah untuk mengabdi bagi rakyat sebetulnya menjadi menteri atau tetap sebagai gubernur, kedua jabatan memiliki derajat yang sama.
Di satu sisi jika ingin mengangkat derajat masyarakat Sulut, maka yang paling ideal jika jabatan menteri diterima. Ada kebanggaan bagi masyarakat Sulut jika ada putra daerahnya berada dalam jajaran kabinet. Branding Sulut tentu akan lebih berwibawa karena ada perwakilan putra daerah di kabinet.
Kemudian jika Olly ke Jakarta maka di PDIP masih banyak deretan nama-nama kader PDIP yang bisa menggantikan posisinya. Hubungann dengan Steven Kandouw yang cukup solid dan harmonis selama tentu menjadi satu hal yang patut dipertimbangkan sebagai kader penerus. (ryo)