Mutiara Hikmah
Ketika Rasulullah Tak Sempat Penuhi Janji Hingga Beliau Wafat, Ini yang Dilakukan Sahabat
hingga Rasulullah SAW wafat, sahabat Al-Ala Al-Hadhrami yang ditugasi oleh Rasulullah di sana tidak juga mengirimkan harta jizyah ke Madinah.
Rasulullah SAW adalah manusia biasa. Ia lahir layaknya manusia dan wafat sebagaimana juga semua manusia.
Meski begitu Sang Pembawa Risalah ini memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda dengan manusia lainnya.
Ia penyampai pesan Tuhan, rahmat bagi semesta alam, serta role model utama bagi setiap muslim dalam masalah akhlak, ilmu dan agama.
Tetapi siapa yang mengira Rasulullah masih menyisakan janji dengan sahabatnya yang belum sempat dipenuhi hingga ia wafat?
Hal ini dikisahkan dalam riwayat Bukhari dan Muslim, sebagaimana yang dilansir dari laman NUOnline:
Rasulullah SAW suatu ketika pernah menjanjikan sebagian harta jizyah dari Bahrain kepada sahabat Jabir bin Abdillah RA.
Ternyata hingga Rasulullah SAW wafat, sahabat Al-Ala Al-Hadhrami yang ditugasi oleh Rasulullah di sana tidak juga mengirimkan harta jizyah ke Madinah.
Kisah ini diceritakan dalam hadits Riwayat Imam Bukhari dan Muslim:
“Dari Jabir RadiAllahhu Anhu (RA) , ia berkata, Nabi Muhammad SAW pernah berkata kepadaku, ‘Kalau harta dari Bahrain datang, Aku akan berikan kepadamu segini, segini, segini.’
Harta dari Bahrain itu tak kunjung tiba hingga Rasulullah SAW wafat.
Ketika harta itu datang, Khalifah Abu Bakar RA berseru: Siapa yang pernah terikat janji atau piutang dengan Rasulullah, silakan datangi kami.’
Aku (Jabir RA) lalu menemui Abu Bakar RA dan mengatakan: Rasulullah SAW pernah mengatakan kepadaku demikian, demikian.
Abu Bakar RA lalu meraup harta tersebut untukku. Setelah kuhitung, ternyata ada 500. Ia berkata kepadaku, ‘Ambillah dua kali darinya,’”
Hikmah yang Bisa Dipetik
Kisah ini mengajarkan umat Islam agar seseorang dan juga sahabat atau penerusnya untuk istiqamah dalam memenuhi janji atau kesepakatan yang pernah dibuat.
Kisah Rasulullah dan sahabat Abu Bakar RA merupakan cerita teladan bagi umat Islam sepanjang zaman.
Oleh karena itu, pihak keluarga di masyarakat kita pada saat menyalatkan jenazah lazim mengumumkan kepada jamaah di masjid, masalah utang piutang, dan masalah muamalah lain berkaitan dengan jenazah akan berurusan dengan pihak keluarga.
Hal ini sejalan dengan pengamalan hadits Rasulullah SAW berikut ini:
“Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash RA, Rasulullah SAW bersabda: Jika ada empat tanda ini pada diri seseorang, maka ia seorang munafik murni.
Siapa saja yang terdapat salah satu tanda ini padanya, maka unsur kemunafikan ada padanya hingga ia meninggalkan tanda tersebut:
jika diberikan amanat ia mengkhianatinya. Jika berbicara, ia berdusta. Jika menyepakati perjanjian, ia melanggarnya.
Jika bertikai, ia melakukan kebatilan,’” (Hadits Riwayat: Imam Bukhari dan Muslim).
Keteladanan yang dilakukan para sahabat Rasulullah SAW dan apa yang dilakukan oleh masyarakat terkait jenazah tidak berlebihan karena pemenuhan janji sesama manusia akan terbawa meski yang terlibat telah wafat.
Semua hal yang berkaitan dengan pemenuhan janji, kesepakatan, dan kontrak akan dimintakan pertanggungjawabannya kelak.
Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat ke-34:
“Tepatilah janji (kesepakatan/kontrak) karena janji itu dimintakan pertanggungjawabannya,”
Semua keterangan ini dikutip oleh Imam An-Nawawi dalam Kitab Riyadhus Shalihin.
Keterangan-keterangan ini mengingatkan umat Islam untuk teguh dan konsisten dalam memenuhi janji, menerima (konsekuensi) sebuah kesepakatan, dan mematuhi segala bentuk kontrak atau ikatan yang dibuat bersama. Wallahu a’lam. (NUOnline: Alhafiz K)
Baca: 7 Istilah Populer di Bulan Ramadan, Takjil Kerap Disalahartikan
Baca: Sehan Masih Berharap PAN Pertahankan Satu Kursi di DPR RI Lewat Sosok Ini
Baca: Smart Women: Bekerja Sambil Kuliah, Bercita-cita Jadi Pengusaha
Baca: Cantik Alami dengan Naava Green, Kini hadir di Manado
RUJUKAN: http://www.nu.or.id/post/read/105099/janji-rasulullah-yang-belum-sempat-dipenuhi-hingga-wafatnya