Politik
Jelang Pilwako Manado, Aaltje: Saya Tak Mau Beratkan Olly, Tapi Jika Diminta Harus Siap
Kakak kandung Gubernur Sulut Olly Dondokambey ini menjadi caleg peraih suara terbanyak di Manado dengan 4.500-an suara.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Alexander Pattyranie
Hidup Terlalu Keras, Manado Butuh Figur Keibuan, Aaltje: Saya Tak Mau Beratkan Olly, Tapi Jika Diminta Harus Siap
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Kiprah Aaltje Dondokambey memang fenomenal.
Kakak kandung Gubernur Sulut Olly Dondokambey ini menjadi caleg peraih suara terbanyak di Manado dengan 4.500-an suara.
Aaltje pun mulai digadang gadang menjadi ketua DPRD Manado, bahkan Wali Kota Manado.
Kabar masuknya Aaltje dalam bursa calon Wali Kota Manado menjadi topik hangat di sejumlah rumah kopi di Manado.
Umumnya warga menyambut positif.
Aaltje dianggap figur keibuan yang dibutuhkan Manado.
"Selama ini Manado lekat dengan maskulinitas, pemimpinnya semua pria, tak ada wanita, ini menyebabkan semua
pendekatan berlangsung keras, ke depan Manado perlu pemimpin wanita, agar ada sisi lembut, perlu humanisme untuk membangun Manado," kata Franki Tawaang warga Winangun.
Kepada Tribun Manado, Aaltje membeber kisah suksesnya di pilkada.
Itu bebernya bukan kisah seribu satu malam.
"Ini adalah pekerjaan jangka panjang, ibarat menanam, sudah lama ditanam dan tinggal menuai hasilnya," kata dia.
Selama ini, dia terlibat berbagai aksi sosial.
Ia berupaya menyentuh semua kaum lewat bantuan materiil maupun psikologis.
Salah satu yang kerap mendapat perhatian Aaltje adalah kaum lansia.
"Saya kerap mengajak mereka jalan jalan ke mall, makan makan hingga nonton bioskop," beber dia.
Dikatakan Altje, perjalanan mereka berlangsung pagi hari.
Selalu diawali doa.
"Pernah kami ke taman GB park, ibadah, berdoa lalu makan di McDonald," kata dia.
Ungkap Altje, ia menaruh perhatian pada lansia karena mereka sangat butuh hiburan di hari tua.
Dengan perhatian, para lansia ini akan merasa berguna dan pada akhirnya menjadi inspirasi bagi anak cucu.
"Saya pernah membantu lansia yang tinggal sendirian di gubuk, rumahnya tergantung, pada akhirnya lansia itu bisa menata hidupnya dan jadi sumber inspirasi," kata dia.
Aaltje tak memungkiri jika para lansia ini punya peran dalam kerja politik yang dilakukannya.
Sebut dia, mereka pendukungnya yang militan.
"Ada yang minta anak cucunya coblos saya, tapi ini semua sudah saya lakukan dari jauh hari, bukan karena momen politik," kata dia.
Aaltje menyatakan ia punya hasrat keibuan untuk menolong orang lain.
Sewaktu diangkat jadi ketua ranting PDI P beberapa tahun lalu, Aaltje menggalakkan program bantuan duka dan pemberian peti mati.
"Saya terketuk hati melihat tak semua orang berduka yang bisa memenuhi hal tersebut," kata dia.
Altje juga turut membantu korban banjir beberapa tahun lalu.
Padahal ia juga jadi korban.
Latar belakang Aaltje sebagai pelsus juga membuat kiprahnya di lapangan sosial makin kuat.
Mengenai wacana sejumlah warga Manado agar ia maju ketua DPRD atau Wali Kota Manado, Aaltje menjawab diplomatis.
"Saya tak ingin memberatkan Olly dengan minta jabatan atau apa, banyak yang mesti ia pikirkan, saya tak mau membebaninya," kata dia.
"Tapi jika saya diminta maju, tentu sebagai kader harus siap," kata dia.
Aaltje tak disebut - sebut namanya sewaktu maju sebagai caleg.
Ia sendiri tidak direkomendasikan Olly Dondokambey.
Namun desakan sejumlah kalangan membuat Aaltje akhirnya maju.
Ketika namanya diumumkan banyak warga yang kaget sekaligus senang.
Dan ia melaju dengan tak tertahankan.
Mungkinkan pengalaman itu berulang lagi ?
(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)
BERITA POPULER:
Baca: Fakta Baru Kasus Pembunuhan di Pantai Kombi, Pelaku Sempat Potong Kulit Kelamin Korban
Baca: Hasil Final DPR RI Dapil Sulut, JWS atau Hillary Lasut Pemenang Kursi ke 6? Ini Hasilnya
Baca: Malam Berhubungan Intim, Bolehkah Tetap Puasa Jika Belum Mandi Junub ?
TONTON JUGA: