Pemilu
Soal Problem Antar Generasi, Fahri Hamzah: Orang yang Tak Perlu Dibela, Kita Akan Lawan
Pro Kontra pasca Pemilu rencana pembentukan tim pengkaji untuk ucapan para tokoh yang melanggra hukum. Fahri Hamzah beri tanggapan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah melalui Menko Polhukam Wiranto akan membentuk tim hukum nasional untuk mengkaji ucapan, pemikiran, dan tindakan tokoh yang dinilai melanggar hukum pascapemilu.
Rencana ini disampaikan Wiranto seusai menggelar rapat koordinasi terbatas tentang permasalahan hukum pascapemilu, Senin (6/5/2019).
Tim yang terdiri atas para pakar hukum dari berbagai universitas ini akan membantu Kemenko Polhukam dalam memastikan penanganan pelanggaran hukum.
Menurut Wiranto, tim ini merupakan tim bantuan di bidang hukum yang akan mensupervisi langkah-langkah koordinasi dari Kemenko Pulhukam.
Ia menegaskan pemerintah akan memantau ucapan para tokoh yang memprovokasi massa, termasuk yang disuarakan melalui media sosial. Kasus-kasus penghinaan terhadap presiden juga termasuk dalam pantauan tim.
Siapa pun yang melanggar hukum, kata Wiranto, akan ditindak dengan sanksi yang tegas. Rencana pembentukan tim pengkaji ini langsung mendapat kritikan dari kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Pro kontra pembentukan tim hukum pengkaji ucapan tokoh dibahas secara mendalam pada talkshow Satu Meja The Forum yang disiakan langsung di Kompas TV, Rabu (8/5/2019), pukul 20.00 WIB.

Juru bicara BPN, Ahmad Riza Patria, menilai pembentukan tim tersebut merupakan tindakan berlebihan dari pemerintah yang bisa membungkam tokoh-tokoh yang kritis terhadap pemerintah.
Menurutnya, tindakan ini bahkan dinilai melebihi zaman Orde Baru.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI sempat berapi-api menyampaikan pendapatnya.
Hal itu berawal saat Direktur Eksekutif lembaga Lokataru sekaligus aktivis HAM Haris Azhar mengkritik pemerintah soal kebebasan berekspresi.
Menurut Haris Azhar, ada ketidak wibawaan dari pemerintah dan kebebasan berkekspresi justru ada pada elit-elit bukan rakyat.
Hal itu lalu ditanggapi oleh Tenaga Ahli Utama Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Ifdhal Kasim, yang menyebut kalau pemerintah saat ini sulit menjadi otoriter.
"Ya sebetulnya kan sejak reformasi ini, kecenderungan pemerintah sekarang ini untuk menjadi otoriter itu sangat sulit, karena banyak rambu hukumnya yang membatasi aparat negara untuk melakukan tindakan yang melawan atau berada di luar kewenangan dia," jelasnya dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Kompas Tv, Kamis (9/5/2019).
Ia juga menegaskan jika ada kewenangan-kewenangan yang dibatasi.

Baca: Kejutan Terbaru Hasil Situng KPU Real Count Pilpres 2019 Jam 12.00 WIB, Data Masuk 73,76%
Baca: Fadli Zon Raup Suara Terbanyak di Dapil Neraka Jabar V
"Termasuk misalnya tadi bung Rizal mengatakan ada aparat kepolisian misalnya menggunakan kewenangan subjektif, kewenangan subjektif juga nanti bisa diuji setiap penggunaan kewenangan subjektif dari aparat kepolisian dalam melakukan penindakan, itu nanti bisa diperiksa melalui proses," ujarnya yang kemudian dipotong oleh Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah menyebut kalau Ifdhal Kasim, dalam melihat dinamika politik dan situasi yang ada.
"Hukum atau sistem itu tidak berjalan dengan sendirinya, ada manusia di dalamnya, nah manusia inilah yang perlu dikontrol, sistem itu ada lubangnya, kita perbaiki melalui perbaikan undang-undang konstitusi apa institusi dan sebagainya, tapi kecenderungan manusia itu tetap dia cenderung cari lubang untuk menyimpang," bebernya.
Kemudian Ifdhal Kasim pun menyebutkan kalau sistem itulah yang akan mengontrol manusia.
"Nah itu, justru kita membuat sistem ini kan untuk mengontrol manusianya, hukum itu kan mengontrol manusianya," kata Ifdhal Kasim berusaha menjelaskan.
"Ya makanya, ini apa yang dilakukan dengan tim itu kecenderungannya adalah akan memberikan kewenangan lain yang di luar undang-undang," kata Fahri Hamzah lagi.
"Oh tidak sampai ke situ," jawab Ifdhal Kasim.
Terlihat Fahri Hamzah mulai membenarkan posisi duduknya dan memberikan penekanan pada penjelasannya.
"Loh nanti kan Anda meneliti, Anda akan datang ke Toko Buku Gramedia, Anda baca pikiran orang, Anda akan tengok internet Twitter-Twitter, sini aja kita target, sini aja kita target," katanya.
"Oh tidak sampai ke situ," kata Ifdhal Kasim berusaha menjelaskan.
"Itu kan subjektif, itu kan perlakuan orang," kata Fahri Hamzah lagi.
Kemudian pembawa acara Satu Meja The Forum Budiman Tanurejo mencoba memberikan Ifdhal Kasim kesempatan menjelaskan.
"Coba gimana, gimana, kerjanya gimana?," tanya Budiman Tanurejo kepada Ifdhal Kasim.
Fahri lalu menegaskan bahwa generasi dirinya dan narasumber yang hadir dalam acara itu tidak bisa memahami jalan pikiran Wiranto membentuk tim pengkaji ucapan tokoh.
"Kami satu generasi ini, ini generasi yang nggak bisa membela yang dikonperskan itu (Wiranto), sebenarnya enek kita dengernya," kata Fahri Hamzah.
"Apalagi itu mau periksa pikiran orang, tingkahlaku orang? Itu ngga ada dalam alam pikiran generasi baru ini. Tapi karena kami duduk di tempat berbeda, terpaksa ada pro dan yang kontra," kata Fahri Hamzah.

Menurutnya, ide membentuk tim pengkaji ucapan tokoh tidak perlu di bela.
"Ngga perlu dibela, pikiranya emang salah," kata Fahri Hamzah.
Lalu Pimpinan Umum harian Kompas, Budiman Tanuredjo bertanya kepada Fahri Hamzah, soal pendapatnya adalah problem antar generasi?
"Antar generasi iya dengan yang itu (Wiranto). Itu orang yang ngga perlu dibela. Sebenarnya apa boleh buat karena kami di tempat yang berbeda," kata Fahri Hamzah.
"Tapi menurut saya begini, ayolah berpolitik canggihlah jangan ragu-ragu, kalau mau timpe musuh timpe aja," kata Fahri Hamzah dengan nada tinggi sambil menepukan dua tangannya.
"Ngga usah ,muter-muter mau demokrasi, mau terbuka, nanti kita akan lawan," kata Fahri Hamzah.
Simak Videonya:
BACA JUGA:
Baca: Wiranto Resmi Bentuk Tim Asistensi Hukum Menkopolhukam, Ada Mahfud MD, Ini Nama Lainnya!
Baca: Ahmad Dhani: Saya Besok Mau Bikin Surat Untuk Pak Wiranto dan Hendropriyono
Baca: Wacana Wiranto Bentuk Tim Hukum Nasional, Fahri Hamzah: Beliau Salah Berpikir
***
Berita Terpopuler:
Baca: Eggi Sudjana Jadi Tersangka, Demo Batal, Teriakan Massa: Kami Tuntut Pemilu yang Tidak Curang
Baca: Terkait Video Viral Pria Menangis dan Berguling-guling di Aspal, Begini Penjelasan Polres Minsel
Baca: Wiranto Resmi Bentuk Tim Asistensi Hukum Menkopolhukam, Ada Mahfud MD, Ini Nama Lainnya!
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Tanggapi Menkopolhukam Bentuk Tim Pengkaji Ucapan Tokoh, Fahri Hamzah: Enek Dengarnya