Polri Sebut Kelompok Teroris Bekasi dan Tegal Lebih Berbahaya dari Kelompok di Sibolga
Dedi Prasetyo menjelaskan enam orang terduga teroris yang dibekuk di Bekasi dan Tegal lebih berbahaya dibanding kelompok terorisme di Sibolga
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan enam orang terduga teroris yang dibekuk di Bekasi dan Tegal pada 4 dan 5 Mei lalu, adalah kelompok terstruktur yang jauh lebih berbahaya dibanding kelompok terorisme di Sibolga yang sempat meledakkan diri, beberapa waktu lalu.
Meski kedua kelompok ini sama-sama jaringan JAD yang berafiliasi dengan ISIS.
"Kelompok teroris di Bekasi ini jauh lebih berbahaya dibanding kelompok di Sibolga. Kelompok ini jauh lebih militan dan juga lebih berpengalaman dalam serangan aksi terorisme dengan bom," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).
Karenanya kelompok pimpinan Solikin (34) ini, kata Dedi, berencana pula beraksi melakukan pengeboman saat aksi people power dilakukan pihak tertentu terkait hasil pemilu 2019.
"Bomnya sudah mereka siapkan dan berhasil kita sita. Kelompok ini tinggal menunggu momentum salah satunya people power. Caranya serangan saat people power mereka menyamar menjadi peserta aksi people power," kata Dedi.
Baca: Tradisi Ramadan yang Hanya Ada di Indonesia, di Bolmong Ada Monuntul, Gorontalo Ada Tumbilotohe
Saat itulah, kata dia, anggota kelompok melakukan pengeboman. "Caranya berbagai macam mulai dari suicide bomber atau bom bunuh diri dan juga bom lempar. Ini sangat berbahaya karena tingkat fatal bomnya sangat besar," kata Dedi.
Sasaran kelompok ini kata Dedi pertama adalah amaliah dengan target anggota kepolisian yang bertugas. "Mereka berencana merampas senjata polisi, dilukai atau dibunuh," kata Dedi.
Yang kedua katanya kelompok ini memanfatkan momentum pemilu khususnya yang ada di Jakarta.
"Jika di Jakarta ada unjuk rasa yang mengarah tindakan anarkis dan chaos maka itu dijadikan momentum untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau aksi terorisme," kata Dedi.
Sehingga ini bisa menjadi pemantik kelompok lainnya melakukan hal yang sama.
"Apabila ada kejadian semacam people power, maka itu menjadi sarana bagi kelompok ini melakukan aksi terorismenya. Baik dengan bom bunuh diri atau bom lempar," kata Dedi.
Baca: Hendropriyono Harap Tuduhan Kecurangan dari BPN Mampu DIbuktikan: Jangan Asal Tuduh
Dedi menjelaskan pada Sabtu (4/5/2019) ada tiga terduga teroris yang dibekuk. Mereka adalah SL (34) alias Solikin, yang merupakan pimpinan kelompok dan ahli merakit bom, AN (20) dan MC (28).
SL ditangkap di Jalan Pondok Ungu Permai Sektor V, Bahagia, Babelan, Bekasi, pada Sabtu sekira pukul 04.34.
"Ia merupakan DPO atau buronan kami karena bagian kelompok JAD Lampung," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (6/5/2019).
Sedangkan AN (28) ditangkap di Jalan Keramat Kedongdong, Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Sabtu sekitar pukul 08.49. "Ia menyembunyikan DPO kelompok JAD Lampung," kata Dedi.
Sementara MC katanya ditangkap di Jalan Waringin, Gang13 Nomor 27, RT 4 RW 4, Kelurahan Mintaragen, Kecamagan Tegal Timur, Jawa Tengah, Sabtu pukul 14.30.
"Keterlibatannya juga karena menyembunyikan DPO JAD Lampung," kata Dedi.
Dari penangkapan ketiganya kata Dedi kemudian Densus 88 melakukan pengembangan dan menangkap tiga orang lainnya di Bekasi.
Yakni MI yang juga berperan membuat bom dengan bahan TATP bersama Solikin serta menyembunyikan DPO, S dan T.
"Kemudian kami tangkap IF alias Samuel juga di Bekasi. Samuel ini memiliki kemampuan merakit bom yang lebih senior dibanding SL," kata Dedi.
Baca: Liga Spanyol - Soal Paul Pogba ke Real Madrid, Zinedine Zidane: Sekarang atau Tidak Sama Sekali
Jika SL adalah leader yang jug memiliki kemampuan merakir bom, Samuel memiliki kemampuan merakit bom jauh lebih baik dibanding SL
"Dia sudag membuat rangkaian bom bersama SL," katanya.
T kata Dedi saat akan ditangkap melakukan perlawanan dengan hendak melemparkan bom sumbu berbahan utama serbuk TATP ke arah petugas.
"Sehingga dilakukan tindakan terukur untuk melumpuhkannya dengan dilakukan tembakan ke T. Sehingga yang bersangkutan tertembak dan bomnya meledak," kata Dedi.
Kelompok ini, kata Dedi, merupakan bagian jaringan JAD Lampung.
Sebelum keenamnya dibekuk, kata Dedi dua orang bagian kelompok ini juga dibekuk di Bitung, Sulawesi Utara. Yakni RH dan M saat hendak bergabung dengan jaringan JAD di Indonesia Timur yang digerakkan kelompok Ali Kalora.
"Jadi mereka terpecah, dua orang ingin bergabunh dengan Ali Kalora sementara enam orang ke Bekasi dan merencanakan serangan di Jakarta," kata Dedi.
TONTON JUGA:
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kelompok Teroris Bekasi Rencanakan Pengeboman Bila Ada Aksi People Power Terkait Hasil Pemilu 2019