Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral

VIDEO VIRAL - Dua Remaja Berkelahi di Jalanan Jadi Tontonan Warga

Video kekerasan fisik remaja putri di Klungkung viral di media sosial. Tidak ada yang melerai keduanya.

TRIBUN-VIDEO
(VIDEO) Viral Siswi SMP Klungkung Bali Berkelahi, Warga Sebut Bukan Baru Pertama 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Video berdurasi 2 menit 56 detik menampilkan aksi kekerasan yang melibatkan dua remaja putri.

Aksi kekerasan itu berlangsung di jalan Dr Sutomo Semarapura atau kurang lebih 100 meter dari rumah jabatan Bupati dan Wakil Bupati Klungkung

Video kekerasan fisik remaja putri di Klungkung viral di media sosial.

Tidak ada yang melerai keduanya.

Justru aksi mereka menjadi tontonan remaja lainnya.

Belum diketahui pasti kapan insiden itu terjadi.

Video tersebut beredar luas dan menjadi perbincangan masyarakat Klungkung.

Baca: JADWAL & HASIL LIGA INGGRIS - Liverpool Terancam Tergeser, Jika Manchester City Menang!

Warga di Sekitar TKP

Darno menjelaskan, remaja memang kerap berkelahi di lokasi tersebut.

Meskipun tidak jauh dari rumah jabatan bupati, namun ruas jalan itu relatif sepi.

Kasus perkelahian di lokasi itu bahkan telah terjadi beberapa kali.

"Sudah beberapa kali saya lihat perkelahian di sini," ungkap Darno, Jumat (26/4/2019).

Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Klungkung, I Ketut Sujana mengaku sudah menelusuri pelaku dalam video tersebut.

"Kejadian ini di luar lingkungan sekolah (tapi) ini tanggung jawab kita semua, mulai dari pihak sekolah dan orangtua agar lebih mengawasi anaknya," jelas Sujana.

Berdasarkan informasi, aksi kekerasan yang viral itu dilakukan siswi salah satu SMP Negeri di Klungkung.

Dinas Pendidikan Klungkung berkoordinasi dengan pihak sekolah mempertemukan kedua siswi tersebut dan orangtua mereka.

"Pihak sekolah sedang ke rumah anak yang diduga terlibat di video tersebut, nanti dibina pihak sekolah," ungkap Kadis Pendidikan Klungkung, Dewa Gede Darmawan,

Tonton Videonya:

Sekira pukul 11.00 Wita, Jumat (26/4/2019), I Dewa Gede Dharmawan melakukan mediasi dan pembinaan bersama pihak sekolah.

Kedua pelajar beserta orang tuanya datang ke sekolah.

Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat berdamai.

Kasat Reskrim Polres Klungkung AKP Mirza Gunawan menjelaskan, sesuai keterangan pelaku, pemicu perkelahian itu karena tersinggung.

"Remaja yang terlibat perkelahian ini bersahabat," jelas Mirza Gunawan, Jumat (27/4/2019)

Masalah bermula saat keduanya sepakat untuk tidak masuk sekolah.

Namun satu di antaranya justru masuk sekolah sehingga disebut pengkhianat. Mereka pun saling ejek hingga menantang untuk duel.

"Lalu terjadilah perkelahian itu. Tadi kedua belah pihak dan orangtuanya sudah ke sekolah untuk dimediasi," jelas Mirza Gunawan.

Baca: Jadi MC Saat Konser Red Velvet, Jessica Iskandar Dibully ReVeluv

Dulu Menjadi Korban

Menurut Pikolog Ida Ayu Saraswati Indrahani, secara mental, anak-anak atau remaja yang menjadi pelaku tindak kekerasan biasanya dulu menjadi korban.

"Jadi dia mendapatkan kekerasan baik yang dilihat secara visual atau yang dia rasakan secara langsung atau menonton," ujar Ayu Saraswati saat ditemui di Dian Selaras Konsultan Psikologi, Jalan Tukad Gangga IV No. 12 Panjer, Denpasar, Bali, Jumat (26/4/2019).

Dikatakannya, emosi anak dan remaja umumnya masih labil.

Hal itu yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu tanpa dipikir secara matang dahulu.

"Jadi dia berusaha mencari perhatian di luar atau melampiaskan yang dia rasakan itu di luar atau kepada teman-temannya. Bisa juga dia ingin menunjukkan rasa kehebatannya," kata Ayu Saraswati.

Baca: Torang Kanal-Chetiza Lumingkewas, Generasi Milenial Bangga Pakai Bahasa Indonesia

Saraswati menekankan pentingnya peran orangtua melakukan pengawasan terkait penggunaan medsos dan memberikan pemahaman soal nilai dan norma sosial yang berlaku di lingkungan sekitar.

"Itu yang paling penting. Apalagi ketika orangtua bertengkar, dianjurkan agar tidak terlihat anak karena anak bisa mencontoh atau meniru dan mempraktikkannya kepada orang lain. Saya dapat banyak kasus pelaku anak-anak melakukan tindakan kekerasan itu, jika ditarik ke latar belakang, pasti kebanyakan keluarganya tidak beres. Dalam artian broken home, peran orangtua yang tidak menonjol, orangtua yang terlalu otoriter, dan bisa jadi si anak terlalu dimanja," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com
http://wow.tribunnews.com/2019/04/28/video-viral-dua-remaja-di-bali-berkelahi-di-jalan-tak-ada-yang-melerai-hingga-hanya-jadi-tontonan?page=all.

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved