Religi
Cerita Pastor Yongki Wawo soal Pastor yang Ikut Serta Memadamkan Kobaran Api di Notre-Dame de Paris
Pastor Yongki Wawo dari Issodoun Prancis mengirim artikel tentang pastor yang terkenal karena Katedral Notre Dame.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Cerita Pastor Yongki Wawo soal Pastor yang Ikut Serta Memadamkan Kobaran Api di Notre-Dame de Paris
TRIBUNMANADO.CO.ID, PARIS - Pastor Yongki Wawo dari Issodoun Prancis mengirim artikel tentang pastor yang terkenal karena Katedral Notre Dame.
Pastor itu adalah Pastor Jean Marc Fournier.
"Di tengah hingar-bingar berita kesedihan warga Paris dalam peristiwa kebakaran katedral Notre-Dame de Paris, mungkin nama Pastor Jean-Marc Fournier lolos dari perhatian publik. Dia tidak hanya pastor kapelan untuk para pemadam kebakaran kota Paris, tetapi juga anggota pemadam kebakaran yang turut berpartisipasi berjam-jam dalam memadamkan si jago merah," katanya.
Dialah menurut Pastor Yongki yang ikut serta dalam penyelamatan mahkota duri dan Sakramen Mahakudus selama kebakaran katedral yang agung itu di malam hari tanggal 15 Apri lalu. Tentu yang dimaksudkan dengan Mahkota duri dalam konteks ini adalah Mahkota duri Yesus dipindahkan dari Yerusalem ke Konstantinopel sampai dibeli oleh Louis IX, calon Santo Louis.
"Mahkota itu dibawa ke Notre-Dame de Paris pada tanggal 19 Agustus 1239. Terlindung selama revolusi, itu akan mendapatkan kembali tempatnya setelah Concordat tahun 1801. Tentunya itu adalah salah satu peninggalan berharga dan dihormati di katedral itu. Mahkota itu ditahtakan setiap Jumat pertama dalam bulan pada pukul 3 sore, setiap Jumat Prapaskah pada pukul 3 sore dan Jumat Agung dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore," ujarnya.
Sebagai kapelan untuk pemadam kebakaran, pastor Jean-Marc bertugas 24 jam sehari.
Dikatakannya bahwa sebelum peristiwa kebakaran itu, pada jam 18:30 sore dia masih berada di bawah Arc de Triomphe untuk menghormati para Prajurit Tidak Dikenal.
"Kemudian seharusnya setelah itu dia harus berpartisipasi dalam makan malam di sekolah militer. Ketika dia tiba di tempat makan malam, dia melihat asap tebal di arah katedral Notre-Dame," katanya.
Dia menurut Pastor Yongki membuka hp-nya, dan melihat bahwa ternyata ada pesan dari Jenderal Gallet mengenai peristiwa kebakaran itu.
Pastor Jean Marc bergegas ke arah Notre Dame de Paris.
"Hanya dalam beberapa menit kemudian, dia sudah berada di samping katedral. Dia langsung mengenakan seragam pemadam kebakaran dan bergabung dengan pos komando Jenderal Gallet, yang saat itu sedang memaparkan situasi itu kepada Presiden Macron, Anne Hidalgo (Wali Kota Paris) dan rektor katedral, Mgr. Patrick Chauvet," ujarnya.
Hal yang menarik dalam peristiwa pemadaman kebakaran itu adalah soal keberanian untuk “menembus dalam kepulan asap dan kobaran api dan tidak membiarkan Yesus menjadi mangsa api".
Dalam hal ini dia berusaha untuk menyelamatkan tabernakel katedral dan mahkota duri Yesus.
“Saya segera menetapkan bahwa prioritas absolut adalah untuk melindungi Mahkota Duri Suci dan Sakramen Mahakudus. Dengan letnan-kolonel di sisiku, kami berangkat untuk menemukan sexton atau siapa pun yang mungkin memiliki kode-kode peti tempat menyimpan relik berharga itu,” kata Pastor Jean Marc kepada La Croix.
“Akhirnya, saya mendapatkan satu set kunci dengan pass. Ketika saya tiba di Kapel Sumbu, Kapel Kapitel Ordo Makam Suci, yang kebetulan saya adalah anggota, petugas pemadam kebakaran lainya baru saja merusak perlindungan mahkota untuk membawanya ke tempat yang aman di luar katedral. Dalam intervensi di situs rahasia, memang ada protokol yang sangat spesifik untuk menjaga barang-barang prioritas yang perlu dijaga," ujar Pastor Jean Marc.
Sakramen Mahakudus tidak ada dalam daftar itu, tetapi Pastor Jean Marc tidak dapat meninggalkan Yesus dalam nyala api. Pastor Jean ingin mengakses tabernakel pusat, tetapi itu tidak mungkin. Jadi dia pergi ke Kapel St. George dan memulihkan Yesus.
“Dengan Siborium di tangan, saya memberikan berkat Sakramen Mahakudus ke arah kobaran api," ujar Pastor Jean Marc.
Pada saat yang sama, api telah mencapai menara tempat lonceng bergantung bagian utara, dan Jenderal Gallet telah memerintahkan untuk memusatkan upaya orang-orang pada titik ini, untuk mencegah api mencapai balok yang dibebankan dengan menjaga lonceng. Itu adalah 20 menit yang terkenal yang menentukan dalam penyelamatan Notre-Dame.
“Bagi saya, tidak ada keraguan. Di luar manuver yang luar biasa dari sang jenderal, juga doa kepada Yesus ini, pada saat yang tepat ini, yang memungkinkan untuk memenangkan di saat-saat penting pertempuran. Setelah Yesus (Sakramen Mahakudus selamat), saya terus berpartisipasi, bersama dengan sepuluh petugas pemadam kebakaran lainnya, dalam menyelamatkan barang-barang berharga yang ada di semua kapel samping dan terpal yang diperlukan," ujarnya.
Sakristi tidak terancam punah dan harta karun dilindungi amukan api.
Semuanya dievakuasi hanya di malam hari oleh orang-orang dari Departemen Kebudayaan dan polisi.
“Itu bagian partisipasi saya. Saya kemudian menyapa semua team pemadam kebakaran lainnya dan kembali ke rumah pukul 3 pagi. Saya merasa, untuk semua, api ini tidak seperti yang lain. Tindakannya adalah doa,” katanya dengan penuh keyakinan.
Pastor Yongki berterima kasih atas kesaksian yang luar biasa ini.
(Tribun Manado/David Manewus)
BERITA POPULER:
Baca: Sandiaga Uno Kalah di Kandang Sendiri
Baca: Olly Optimistis PDIP Borong 4 Kursi DPR RI dan 19 Kursi DPRD Sulut, Ini Nama-nama Bakal ke Senayan
Baca: Inul Daratista Nyoblos Pake Daster, Kalung Berliannya Bikin Salah Fokus
TONTON JUGA: