Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Religi

Cerita Pastor Yongki Wawo soal Pastor yang Ikut Serta Memadamkan Kobaran Api di Notre-Dame de Paris

Pastor Yongki Wawo dari Issodoun Prancis mengirim artikel tentang pastor yang terkenal karena Katedral Notre Dame.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
AFP via Daily Mirror
Inilah mahkota duri yang diyakini dipakai Yesus Kristus ketika disalib. Mahkota ini kini menjadi salah satu benda bersejarah yang diselamatkan dari Gereja Notre Dame, Paris, ketika kebakaran pada Senin (15/4/2019). 

Cerita Pastor Yongki Wawo soal Pastor yang Ikut Serta Memadamkan Kobaran Api di Notre-Dame de Paris

TRIBUNMANADO.CO.ID, PARIS - Pastor Yongki Wawo dari Issodoun Prancis mengirim artikel tentang pastor yang terkenal karena Katedral Notre Dame.

Pastor itu adalah Pastor Jean Marc Fournier.

"Di tengah hingar-bingar berita kesedihan warga Paris dalam peristiwa kebakaran katedral Notre-Dame de Paris, mungkin nama Pastor Jean-Marc Fournier lolos dari perhatian publik. Dia tidak hanya pastor kapelan untuk para pemadam kebakaran kota Paris, tetapi juga anggota pemadam kebakaran yang turut berpartisipasi berjam-jam dalam memadamkan si jago merah," katanya.

Dialah menurut Pastor Yongki yang ikut serta dalam penyelamatan mahkota duri dan Sakramen Mahakudus selama kebakaran katedral yang agung itu di malam hari tanggal 15 Apri lalu. Tentu yang dimaksudkan dengan Mahkota duri dalam konteks ini adalah  Mahkota duri Yesus dipindahkan dari Yerusalem ke Konstantinopel sampai dibeli oleh Louis IX, calon Santo Louis. 

"Mahkota itu dibawa ke Notre-Dame de Paris pada tanggal 19 Agustus 1239. Terlindung selama revolusi, itu akan mendapatkan kembali tempatnya setelah Concordat tahun 1801. Tentunya itu adalah salah satu peninggalan berharga dan dihormati di katedral itu. Mahkota itu ditahtakan setiap Jumat pertama dalam bulan pada pukul 3 sore, setiap Jumat Prapaskah pada pukul 3 sore dan Jumat Agung dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore," ujarnya.

Sebagai kapelan untuk pemadam kebakaran, pastor Jean-Marc bertugas 24 jam sehari.

Dikatakannya bahwa sebelum peristiwa kebakaran itu, pada jam 18:30 sore dia masih berada di bawah Arc de Triomphe untuk menghormati para Prajurit Tidak Dikenal. 

"Kemudian seharusnya setelah itu dia harus berpartisipasi dalam makan malam di sekolah militer. Ketika dia tiba di tempat makan malam, dia  melihat asap tebal di arah katedral Notre-Dame," katanya.

Dia menurut Pastor Yongki membuka hp-nya, dan melihat bahwa  ternyata ada pesan dari Jenderal Gallet mengenai peristiwa kebakaran itu.

Pastor Jean Marc bergegas ke arah Notre Dame de Paris. 

"Hanya dalam beberapa menit kemudian, dia sudah berada di samping katedral. Dia langsung mengenakan seragam pemadam kebakaran dan bergabung dengan pos komando Jenderal Gallet, yang saat itu sedang memaparkan situasi itu kepada Presiden Macron, Anne Hidalgo (Wali Kota Paris) dan rektor katedral, Mgr. Patrick Chauvet," ujarnya.

Hal yang menarik dalam peristiwa pemadaman kebakaran itu adalah soal keberanian untuk “menembus dalam kepulan asap dan kobaran api dan tidak membiarkan Yesus menjadi mangsa api".

Dalam hal  ini dia berusaha untuk menyelamatkan tabernakel katedral dan mahkota duri Yesus. 

“Saya segera menetapkan bahwa prioritas absolut adalah untuk melindungi Mahkota Duri Suci dan Sakramen Mahakudus. Dengan letnan-kolonel di sisiku, kami berangkat untuk menemukan sexton atau siapa pun yang mungkin memiliki kode-kode peti tempat menyimpan relik berharga itu,” kata Pastor Jean Marc kepada La Croix.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved