Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Mayat Tanpa Kepala

Guru Honorer Tewas Dibunuh Pacar Sejenis, Pelaku Akui Jadi Wanita dan Sangat Mencintai Korban

Berdasarkan hasil penyelidikan, ungkap Gupuh, Aris Sugianto mengaku sangat mencintai sosok Budi Hartanto.

Editor: Indry Panigoro
Istimewa
budi-hartanto-guru-honorer-dimutilasi-saat-semasa-hidup-dan-penemuan-kepala-dari-korban-mutilasi 

Gupuh menerangkan, bersamaan dengan aksi Aziz Prakoso yang terlanjur kalap bertubi-tubi mengibaskan sabetan, Aris Sugianto mendadak membantunya menyumpal mulut korban hingga meregang nyawa.

"Jadi mulut korban disumpal, makanya hasil otopsi menunjukkan korban mati karena kehabisan nafas," jelasnya.

Setelah korban dipastikan tumbang dan meregang nyawa, lanjut Gupuh, kedua pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan cara membuang mayat tersebut ke suatu tempat.

Namun sebelum itu keduanya masih harus menemukan cara memindahkan mayat korban.

Alasan kepala Budi dipotong, ide muncul dari Aris

Gupuh mengatakan, Aris Sugianto dan Aziz Prakoso beride untuk mewadahi mayat korban ke dalam sebuah koper milik ibu Aris.

"Aris waktu itu ya langsung pulang, ambil koper milik ibunya. Belakangan Aris cerita kalau koper itu dijual," tuturnya.

Lalu saat proses pengemasan mayat ke dalam koper, ternyata tidak muat.

"Pas dimasukin gak cukup, dikeluarkan lagi, lalu Aris usul kepala korban dipotong," katanya.

Gupuh menyebut, mayat korban ditekuk secara paksa di dalam koper.

Lalu dibuang di bawah jembatan Karang Gondang, Udanawu, Blitar.

Sedangkan kepala korban di wadahi kantung kresek untuk dibuang di bantaran sungai Ploso Kerep, Bleber, Kras, Kediri.

"Kejadian itu dilakukan selasa malam," tandasnya.

Polda Jatim, Senin (15/4/2019)." />

Kedua pelaku Aris Sugianto dan Azis Prakoso saat digelandang Anggota Reskrimum, Senin (15/4/2019). (TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI)

Aris Menangis minta maaf

Air mata Aris Sugianto tak terbendung lagi, saat ditodong pertanyaan oleh awak media tentang aksinya bersama Aziz Prakoso membunuh dan memutilasi guru honorer Budi Hartanto.

Isak tangisnya begitu kuat hingga menggoncangkan bibirnya yang sengaja ia tahan.

Akibatnya, suaranya terdengar terbata-bata saat mengatakan permintaan maaf di hadapan sorotan lensa kamera awak media.

Permintaan maaf itu ditujukan untuk keluarga korban.

"Saya ingin nyampaikan pada keluarga korban untuk minta maaf sebesar-besarnya," katanya saat digelandang Anggota Reskrimsus Polda Jatim, Senin (15/4/2019).

Seraya menyeka air mata yang terjun membasahi pipinya, menggunakan lengan kaus tahanan berwarna oranye, Aris Sugianto merasa sangat bersalah sekaligus terpukul atas insiden tersebut.

"Saya hanya bisa menyesal dan menangis," lanjutnya.

Saat ditanya bagaimana awal mula dirinya bisa memenggal kepala korban.

Seraya menggelengkan kepala berkali-kali dengan isak tangis yang tak kunjung reda, mengaku tak punya niatan menyangka memenggal kepala korban.

"Itu saya gak ada kepikiran," ujarnya.

Bila ditanya perihal sosok korban selama hidup, Aris Sugianto berterus-terang, sosok korban hingga saat ini masih terngiang-ngiang dibenaknya.

"Masih teringat-ingat," katanya.

"Semoga arwah beliau diampuni dosa-dosanya, dan ditempatkan bersama orang-orang beriman," tandasnya.

 Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 7 FAKTA BARU Pembunuh Guru Honorer, Akui Cinta Tapi Ikut Habisi Nyawa Korban, Kini Nangis Minta Maaf

Tonton juga:

Follow Instagram Tribun Manado:

Sumber: Tribunnews
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved