Selingkuh
Menurut Penelitian Ini, Orang yang Gemar Selingkuh Sulit Berubah
Namun buat kamu yang pernah diselingkuhi, jangan lagi tertipu karena nyatanya orang yang pernah selingkuh berpotensi mengulangi kesalahan yang sama.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Meskipun menyakitkan, tak sedikit pasangan yang mau memaafkan kekasihnya yang ketahuan selingkuh.
Alasannya bermacam-macam, ada yang merasa masih cinta, ingin mencoba memperbaiki hubungan, hingga percaya kekasihnya tidak akan selingkuh lagi.
Namun buat kamu yang pernah diselingkuhi, jangan lagi tertipu karena nyatanya orang yang pernah selingkuh berpotensi mengulangi kesalahan yang sama, lho!
Apa sebenarnya yang membuat si dia yang sudah berjanji tidak akan pernah selingkuh lagi tetap mengulang perbuatannya?
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience, hal ini ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong.
Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.
Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.
Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.
Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.
Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang.
Hal ini sama dengan ketika pasangan Anda berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui.
Penulis studi tersebut dan peneliti dari Princeton Neuroscience Institute, Neil Garrett, mengatakan, mungkin pada saat pertama kali Anda selingkuh, Anda merasa tidak enak dan bersalah.
Namun, di kali berikutnya, rasa bersalah berkurang dan perselingkuhan menjadi lebih besar.
Tak hanya membuat sakit hati, tak hanya membuat retak hubungan, selingkuh juga bisa membuat penis patah.
Menurut Dr. Andrew Kramer dari Pusat Medis Universitas Maryland, AS, selingkuh, dan hubungan seks yang dilakukan di lingkungan yang tak biasa, boleh jadi meningkatkan risiko tersebut.