Sulut Maju

Peserta Konferensi PGI Deklarasi Pemilu Rukun: Olly Minta Pendeta Doakan Sulut

TRIBUN MANADO/RYO NOOR
Olly Dondokambey Sebut Sulut Dapat Manfaat Besar Jadi Tuan Rumah KGM PGI 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Konferensi Gereja dam Masyarakat (KGM) Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Sulawesi Utara mengangkat empat isu utama. Soal kemiskinan, ketidakadilan, radikaliame dan kerusakan lingkungan menjadi titik fokus konferensi.
Ketua PGI, Pdt Henriette Tabita Hutabarat-Lebang mengatakan, empat isu pokok ini sudah diangkat sejak sidang raya di Nias, Provinsi Sumatera Utara. "Isu-isu ini dianggap isu pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gereja bersama organiasi masyarakat dan pemerintah mengatasi masalah bangsa, yakni kemiskinan, ketidakadilan, radikaliame dan kerusakan lingkungan," ujar dia kepada tribunmanado.co.id di Hotel Sutanraja, Kabupaten Minahasa Utara, Kamis (28/3/2019).

Sudah banyak upaya dilakukan, tapi belum menyelesaikan seluruhanya sebab itu persoalan terus digumuli PGI. "Kita ingin upayakan kesejahteran segenap masyarakat Indonesia," kata dia.
Lebih khusus, Pdt Henriette menjelaskan, tema dari KGM ini bagaimana membangun kehidupan demokrasi yang adil, sejahtera, bermartabat. Suatu hal penting supaya keutuhan bangsa semakin terjamin dan semakin ditumbuhkembangkan.

"Walaupun kita ada latar belakang yang berbeda-beda, tapi kita mempunyai komitmen yang sama mensejahterakan masyarakat. Dengan demikian kita bisa bergandengan tangan sebagai masyarakat bhineka tunggal ika, saling menghargai, saling menghormati perbedaan dan menjadikan itu sebagai kekayaan untuk yang dapat disungbangkan bagi kemaslahatan," ujar dia.
Henriette mengatakan, KGM merupakan tradisi PGI. Tema yang diangkat sama dengan tema sidang raya PGI nanti 8-13 September 2019 di NTT.

"Banyak hal yang akan kita bicarakan bersama melihat visi dan misi dari PGI untuk melayani di tengah beragam masyrakat yang majemuk," kata dia.
KGM, lanjut dia, merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan sidang raya yang akan datang. "KGM merumuskan pokok pikiran yang akan dibahas dalam sidang raya.," kata dia.
Hasil pembahasan ini nanti akan diedarkan PGI jadi bahan studi gereja dan diharapkan ada umpan balik memperkaya bahasan di sidang raya. "Atas nama Majelis PGI menyampaikan penghargaan atas dukungn Sulut dalam penyelenggaraan KGM. Gubernur dan jajaran. MPH Sinode Am Gereja di Suluteng ada 13 gereja," kata dia.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Ketua PGI membuka KGM PGI di Hotel Sutanraja, Kamis kemarin. Gubernur menitip pesan ketika membawakan sambutan. Sulut dijuluki Bumi Nyiur Melambai, tapi saat ini kondisi sedang sulit bagi para petani. "Buah nyiur melambai (kelapa) belum membawa kesejahteran bagi masyarakat Sulut," kata Gubernur.
Sebab itu, bukan kebetulan para pendeta dan tokoh agama yang hadir bisa mendoakan Sulut. "Doa-doa ini akan membawa berkat bagi Sulut, kita bisa dapat solusi yang baik bagi masyarakat di Sulut," kata mantan Anggota DPR RI ini.

Pdt Henriette prihatin terhadap pemerkosa disertai pembunuhan terhadap calon pendeta. Melinda Zidemi alias Melindawati, yang hingga kini masih terus diselidiki. "Insiden semacam ini masih ada banyak terjadi, yang diketahui dan tidak diketahui, kekerasan seksual yang masih terjadi. Bagaimana gereja berperan dalam kejadian saat ini," kata Henriette.

Selanjutnya, menyongsong pesta demokrasi, ujaran kebencian dan hoaks (berita bohong) menguasai media sosial. "Kita tanpa berpikir dan langsung men-share dan cepat melanjutkan kepada orang lain tanpa memikirkan dampaknya, ini menandakan belum dewasa kita, masyarakat semakin dikuasai oleh post yuth sindrome," katanya.

Ketegangan dan gesekan yang timbul karena isu SARA, ujaran kebencian, hoaks terkhusus pada momen jelang pemilu. "Betapapun kejahatan dan kecemasan menguasai realita hidup, namun perubahan hidup dapat terjadi karena mengandalkan Tuhan dan karya Kristus yang menyelamatkan dunia ini," katanya.
Kerusakan lingkungan masih mengancam. “Belakangan ini kita ditimpa kejadian gempa bumi, tanah longsor, banjir, tsunami. Sebagai gereja kita prihatin atas kejadian nasional yang terjadi saat ini," katanya.

Sebelumnya Ketua PGI dan Gubernur Olly resmi membuka KGM. "Dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, Konferensi Gereja dan Masyarakat Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dibuka. Kiranya Ia menolong, memimpin dan menyertai kita semua!".
Ia mengesahkan dengan memukul palu. Pengesahan itu disaksikan Gubenur Olly dan Ketua Panitia Roy Roring. Ia berharap semua kegiatan dibawa dalam doa. Dengan itu bisa dihasilkan hal-hal yang akan dibawa ke Sumba nanti. Selesai ibadah, Henriette memukul tetengkoren bersama Gubernur Olly.

Sebanyak 89 sinode mengikuti KGM. Itu dikatakan Ketua Panitia Roy Roring dalam laporannya. "Juga 28 PGI. Dari 232 orang yang sudah teregistrasi sudah 224 yang hadir. Masih ada yang akan hadir," katanya.

Ia mengatakan kegiatan disokong Gubernur Olly. Dana sebesar Rp 2 miliar diberikan kepada Panitia Sinode Am Gereja-Gereja (SAG) Suluttenggo. "Ini berdasarkan kebutuhan gereja-gereja secara nasional. Juga menyusun dokumen untuk sidang raya," katanya.
PGI memberikan siaran pers terkait pembunuhan keji Pendeta Melinda Zidomi STh. Siaran pers diberikan Humas PGI Irma Riana Simanjuntak kepada tribunmanado.co.id.

"Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI) mengungkapkan dukacita mendalam atas pembunuhan terhadap Pendeta Melida Zidomi STh yang sedang melakukan pelayanan di Kabupaten OKI, Sumatera Selatan, 26 Maret 2019. Perbuatan tersebut merupakan tindakan keji dan tak beradab yang tak hanya menghilangkan nyawa korban tetapi diduga melakukan tindakan kekerasan seksual yang menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan seluruh masyarakat," katanya.

Pdt Lucky Rumopa By Ferdinand
Pdt Lucky Rumopa By Ferdinand (Tribun manado / ferdinand ranti)

Ia mengatakan berkaitan dengan hal tersebut maka PGI menyatakan rasa duka mendalam bagi keluarga korban dan gereja yang mengutus Pdt Melinda melakukan pelayanan di Ogan Komering Ilir. "Kiranya Allah yang rahmani memberikan penghiburan bagi keluarga yang ditinggal," ujarnya.
PGI juga menyatakan keprihatinan atas peristiwa ini dan meminta pihak kepolisian untuk segera melakukan pengusutan secara tuntas dengan segera menangkap pelaku dan menghukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Juga meminta agar dalam melakukan pengusutan, polisi dapat mempertimbangkan apakah hal ini merupakan motif kriminal murni atau ada motif lain yang mendasari.

"Tindak penganiayaan, kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap seorang pendeta tak bisa begitu saja dilihat sebagai kejadian biasa, karena hal ini bisa dimaknai sebagai sebentuk teror terhadap umat yang dilayaninya. Olehnya MPH-PGI mendesak Kapolri untuk memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus ini," katanya.

PGI juga meminta jemaat yang dilayani calon Pendeta Melinda dan sinode Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) yang juga merupakan anggota PGI, untuk tetap tenang, waspada, dan menyerahkan proses pengusutan kepada pihak yang berwajib.

"Meminta negara untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi perempuan dan kelompok rentan lainnya melalui perundang-undangan dalam rangka penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan. Olehnya, MPH-PGI meminta Pemerintah dan parlemen segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi Undang-undang. Demikian siaran pers ini dikeluarkan sebagai wujud solidaritas terhadap keluarga korban dan gereja pengutus serta upaya untuk mendorong pihak berwajib melakukan penyidikan secara tuntas," ujarnya

Pastor Gregorius Hertanto Dwi Wibowo, MSC, dosen Teologi Dogmatik Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STF-SP) memberikan materi dalam sesi pertama pembahasan tema pada KGM PGI, Kamis (28/3/2019). Atas nama Uskup Keuskupan Manado, Mgr Benediktus Estephanus Rolly Untu, mereka mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas undangan untuk turut berterima kasih atas undangan untuk turut berpartisipasi dalam konferensi ini.

"Bapa Uskup sungguh merasa bahagia, dan diteguhkan dengan maksud Anda sekalian, sebagaimana ditegaskan dalam TOR yang panitia kirimkan," katanya.

Tanpa golput

Peserta KGM PGI akan mengambil bagian pada acara Jalan Sehat dan Deklarasi Pemilu Rukun tanpa Golput yang akan digelar di Jalan Soekarno, Minut, Jumat (29/3/2019), pukul 06.00 Wita.

Demikian dikatakan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulut Pdt Lucky Rumopa. Ia mengatakan, nantinya, para peserta dan masyarakat Sulut akan mulai start dari Patung Soekarno dan finish di kediaman Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

"FKUB Sulut mendukung setiap program Pemerintahan OD-SK, jadi kali ini pada jalan sehat. Peserta PGI akan mengambil bagian dalam kegiatan jalan sehat ini," kata Pdt Rumopa.
Sesampainya di kediaman Gubernur, Rumopa mengatakan, para peserta jalan sehat akan dijamu dengan hasil pertanian Sulut.
Rumopa mengajak masyarakat Sulut agar tidak golput pada 17 April. (ryo/fer/dma)