Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lativ Toisi, Seorang Tuna Netra, 6 Jam Berdiri Setiap Hari Jualan Kacang untuk Biaya Sekolah Anak

Saya berdiri setiap hari 6 jam hanya duduk kalau makan siang. Setiap hari kalau rejeki Rp50.000 - Rp 60.000 kalau tidak Rp 30.000 - Rp 40.000 .

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
Istimewa
Lativ Toisi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Lativ Toisi (44) Di pertigaan jalan Sam Ratulangi, Wenang, manado, kamis (14/3/2019).
Setelah ditanya Tribunmanado.co.id Ia mengatakan, kalau Tidak suka dimuat di surat kabar. "Saya tidak suka karena pastinya banyak yang akan menghina, setelah melihat nama dan identitas,"tuturnya.

Akan tetapi setelah berbincang kurang lebih tiga menit, Ia sadar harus berpikiran positif. Lativ terlahir sempurna, setelah tiga tahun terkena penyakit sarampa

"Karena dulunya dokter belum seperti sekarang, tidak diobati sehingga panasnya membuat mata saya seperti ini.," ungkapnya.

Dia berdiri di pinggir jalan, dengan menjual kacang. Kacang yang dia beli Rp 1.000 dan di jual kembali Rp 2.000.

Baca: Gran Puri Manado Berbagi Kasih Natal Bersama Petugas Kebersihan, Tuna Netra dan Juru Parkir

Istrinya juga tuna netra, anaknya tiga laki-laki yang sulung sementara mendaftar Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang kedua kelas 4 sekolah dasar bungsu 4 tahun. "Setiap hari kalau rejeki Rp50.000 - Rp 60.000 kalau tidak Rp 30.000 - Rp 40.000," katanya.

Dengan penghasilan seperti ini lativ menambahkan dicukupkan saja setiap hari dan biaya sekolah anak. "Saya berdiri setiap hari 6 jam hanya duduk kalau makan siang," tambahnya.
Harapan kedepan lativ anak - anaknya berhasil agar boleh membantu urang tua di masa tua. "Doa saya kedepan kalau Tuhan, sayang anak saya masuk Tni," lativ. (tm cetak)

Berita Populer: 8 Fakta Penikaman di Depan SMU St Thomas Aquino Manado, Identitas Korban hingga Kronologi Kejadian

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved