KPK OTT Ketum Parpol Pendukung Jokowi: Ini Kata Steven Kandouw
Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Steven Kandouw mengakui, pengaruh kasus Ketua Umum PPP M Romahurmuziy alias Rommy ditangkap
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Steven Kandouw mengakui, pengaruh kasus Ketua Umum PPP M Romahurmuziy alias Rommy ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Hotel Bumi Surabaya, Jumat (15/3/2019) siang, memang ada dan tak bisa dihindari. "Tapi kecil pengaruhnya," ujar dia.
Meski begitu, tak akan menggerus elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf. "Kan Jokowi punya market pemilih sendiri," kata dia.
Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir merespon OTT KPK terhadap Rommy. Erick mengatakan, proses penegakan hukum harus berjalan. Ia menghormati langkah hukum KPK.
Namun, Erick meyakini OTT terhadap Rommy tidak berkaitan dengan pemilihan presiden (pilpres). Dan tidak memengaruhi elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Jokowi- Ma'ruf Amin. "Kan tidak ada hubungannya dengan pilpres. Kecuali, mohon maaf, misalnya ada hubungan dengan pilpres ya bisa. Tapi, kalau pribadi ya sulit," ujar Erick.
Erick berujar, meski PPP tergabung dalam koalisi Indonesia kerja, ia meminta seluruh pihak memisahkan antara perilaku pribadi dengan tim kampanye nasional. "Harus dipisahkan antara pribadi dengan pilpres. Kalau misalnya, mohon maaf, ada apa-apa dengan yang lainnya pun kan' masak dihubungkan dengan pilpres," ujar Erick. Ia mengibaratkan dengan trotoar yang berlubang, kemudian yang disalahkan adalah Presiden. "Kan tidak bisa semuanya itu gara-gara pilpres semua bicara pilpres," tutur Erick.
Wakil Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono merasa prihatin mendengar kabar terjaringnya Rommy dalam OTT KPK. Politikus Partai Gerindra itu berharap peristiwa yang menimpa Rommy tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Supaya apa namanya ya memang di satu sisi kita apa namanya harus menjunjung tinggi hukum karena hukum memang harus diterapkan kepada semua dan tidak boleh tajam ke bawah tapi juga harus tajam ke atas. Dilihat di sisi yang lain, kita saya pribadi saya prihatin sabar gitu," ujar Ferry.
Ferry mengaku belum mengetahui rinci mengenai kasus yang menjerat Rommy tersebut. Hanya saja menurutnya kejadian yang menimpa Rommy mirip dengan kejadian yang menimpa mantan Menteri Agama yang juga Mantan Ketum PPP Suryadharma Ali karena terjerat menjelang pemilu.
"Cuma kok dulu ingat waktu pak Suryadharma Ali kan sebagai ketua umum PPP itu juga menjelang pemilihan. sekarang juga ketua umum PPP yang lain," katanya.
Ferry meminta masyarakat menunggu informasi resmi yang disampaikan oleh KPK mengenai kabar OTT tersebut. Termasuk mengenai kasus yang menjeratnya itu. "Kita sebaiknya menunggu. Kami juga tidak mau menyampaikan terlalu jauh tentang peristiwa OTT ini karena biar nanti KPK yan biasanya memberikan konferensi pers resmi persitiwa penangkapan pak Rohmahurmuziy," pungkasnya.
Terpisah, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan masih menantikan penjelasan resmi dari KPK mengenai perkara yang membelit Rommy. "Kami masih menunggu perkembangan, menantikan penjelasan resmi dari KPK," ujar Moeldoko.

Senjata saat Debat Pilpres
Berita tentang OTT Ketum PPP tentu tentunya sangat mengejutkan, terlebih menimpa seorang elite politik yang menduduki posisi sangat strategis.
Berita penangkapan ini menjadi semakin menggema dikarenakan pada saat hiruk pikuk hajatan demokrasi pilpres sedang menuju puncak dinamika. Otomatis hal ini menarik perhatian publik.
Dalam kontestasi pilpres yang head to head seperti sekarang ini tentunya selain akan menciptakan polarisasi juga menjadi sangat ketat. Masing-masing tim pemenangan akan melakukan manuver terjadi peristiwa tertentu yang akan membentuk opini publik terlebih lagi masalah dugaan korupsi yang jelas-jelas menarik perhatian masyarakat.
Apa yang menimpa elite parpol hari ini tentunya akan berpengaruh pada pihak yang selama ini didukungnya, apalagi saat ini telah masuk ‘sesi’ penting dalam mengejar margin elektabilitas politik.
Pengaruh 2-3 persen dalam kontestasi seperti ini akan mempunyai efek domino karena selama ini oknum yang bersangkutan dikenal bagian penting dalam tim pemenangan.
Ini akan mempengaruhi swing voters dari kubu Jokowi.
Mereka adalah kubu yang bukan pemilih tradisional Jokowi. Hal itu juga akan membuat pihak yang belum menjatuhkan pilihan untuk menjatuhkan pilihan.
Besar kemungkinannya peristiwa ini akan dijadikan manuver dari lawan apalagi pada saat debat capres yang lalu capres 01 sempat menyinggung capres 02 tentang masalah korupsi, dalam kondisi ini tentu posisi capres 02 akan diuntungkan dan otomatis tim capres 01 alan bekerja ekstra keras di 4 minggu terakhir.
Mereka akan meredam kemungkinan efek domino negatif yang akan dihadapi. (fik/kuh/mam/nur/wly/art)