Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Mansa Musa, Orang Terkaya Sepanjang Masa, hingga Kini Tak Ada yang Bisa Tandingi Kekayaannya

Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

Editor: Indry Panigoro
SHUTTERSTOCK
Emas batangan ist 

Mansa Musa membuat kerajaannya, Mali, dan dirinya sendiri diakui dunia. Pada peta Catalan Atlas yang berasal dari tahun 1375, sebuah lukisan bergambar seorang raja Afrika yang duduk di atas singgasana emas di puncak Timbuktu, sambil memegang sepotong emas di tangannya.

Timbuktu menjadi El Dorado-nya Afrika dan orang-orang datang dari negeri yang dekat dan jauh untuk melihatnya.

Pada abad ke-19, negeri tersebut masih menyimpan sebuah mitos sebagai kota emas yang hilang di ujung dunia, dan menjadi incaran para pemburu dan penjelajah Eropa, di mana hal ini sebagian besar berkat apa yang dilakukan Mansa Musa 500 tahun sebelumnya.

Mansa Musa memerintahkan pembangunan Mesjid Djinguereber yang terkenal di tahun 1327.

Mansa Musa kembali dari Mekah bersama sejumlah cendekiawan Islam, termasuk keturunan langsung Nabi Muhammad dan penulis puisi sekaligus arsitek Andalusia bernama Abu Es Haq es Saheli, yang dikenal sebagai perancang Mesjid Djinguereber yang terkenal.

Raja dikabarkan membayarnya dengan 200 kilogram emas, yang jika dikonversikan ke dalam mata uang saat ini menjadi sebesar Rp117,2 miliar.

Selain mendorong dunia seni dan arsitektur, ia juga mendanai dunia sastra dan membangun banyak sekolah, perpustakaan, dan mesjid.

Tak lama, Timbuktu berubah menjadi pusat pendidikan dan banyak orang berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk belajar di tempat yang kini dikenal sebagai Universitas Sankore.

Raja yang kaya itu juga sering kali dianggap berjasa karena telah memulai tradisi pendidikan di Afrika Barat, meskipun kisah tentang kerajaannya hanya sedikit diketahui orang di luar Afrika Barat.

"Sejarah dicatat oleh para pemenang," menurut Perdana Menteri Inggris di masa Peradang Dunia II, Winston Churchill.

Setelah Mansa Musa meninggal dunia tahun 1337, pada usia 57, kerajaannya diwariskan kepada putra-putranya yang tak mampu menjaga keutuhan kerajaan. Sejumlah daerah memisahkan diri dan akhirnya kerajaan itu pun runtuh.

Kedatangan bangsa Eropa di kemudian hari ke Afrika menjadi titik akhir kehancuran kerajaan Mali.

"Sejarah periode abad pertengahan masih dilihat sebagian besar orang sebagai sejarah dunia Barat," ujar Lisa Corrin Graziose, direktur Block Museum of Art, menjelaskan mengapa kisah tentang Mansa Musa tak populer.

"Jika saja bangsa Eropa tiba dalam jumlah besar di masa Musa memerintah, dengan Mali yang tengah berada di puncak kejayaannya dengan pasukan militer dan kekuatan ekonomi dibandingkan kondisi ratusan tahun setelahnya, pasti semuanya tidak akan seperti yang kita lihat saat ini," ujar Ware.(BBCIndonesia)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Kisah Mansa Musa, Orang Terkaya Sepanjang Masa yang Tak Tertandingi Hingga Saat Ini,

TONTON JUGA:

Sumber: Bangka Pos
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved