Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Seorang WNI, 157 Penumpang Ethiopian Airlines Meninggal: Boeing 737 800 MAX Jatuh

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan turut menjadi korban kecelakaan pesawat jatuh Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
Ilustrasi Ethiopian Airlines 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dikabarkan turut menjadi korban kecelakaan pesawat jatuh Ethiopian Airlines pada Minggu (10/3). Pesawat mengangkut 157 orang jatuh dalam perjalanan dari Addis Ethiopia ke Nairobi, Kenya. Pihak maskapai memastikan semua penumpang dan awak meninggal, tidak ada yang selamat.

CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam menyatakan pesawat nahas itu mengangkut penumpang yang berasal dari 32 negara, salah satunya Indonesia.  Gabremariam menyatakan sebanyak 32 korban berkewarganegaraan. Mereka berasal dari Kenya, 18 Kanada, sembilan Etiopia, delapan Italia, delapan China, delapan Amerika Serikat, tujuh Inggris, tujuh Perancis, enam Mesir, lima Belanda, empat India, empat Slovakia, tiga Austria, tiga Swedia, tiga Rusia, dua Maroko, dua Spanyol, dua Polandia, dan dua Israel.

Sementara korban dari Indonesia, Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda, dan Yaman masing-masing satu korban.

Selain itu, empat korban lainnya memegang paspor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang belum teridentifikasi kewarganegaraannya.

Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal menyatakan masih mencari informasi yang valid dari otoritas setempat.

"Kemlu bersama Perwakilan RI di sekitar lokasi kejadian masih terus berkomunikasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan informasi yang sevalid mungkin mengenai kemungkinan adanya korban WNI," ujar Lalu dilansir dari CNN Indonesia.

Sebanyak 157 penumpang dan awak menjadi korban kecelakaan Ethiopian Airlines. Maskapai Ethiopian Airlanes memastikan tak ada penumpang maupun awak pesawat yang selamat dalam insiden jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 yang jatuh pada Minggu (10/3) pagi waktu setempat.

"Kami mengonfirmasi bahwa tidak ada penumpang yang selamat. Kami mengucapkan simpati dan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga korban yang ditinggalkan," ujar pihak maskapai Ethiopian Airlanes dalam keterangannya, Minggu (10/3) dikutip dari CNN.

Diketahui 157 korban penumpang Ethiopian Airlanes itu berasal dari 32 negara. Pihak maskapai menyebut timnya telah menerjunkan sejumlah petugas ke lokasi kejadian, dan ikut membantu layanan darurat di lokasi jatuhnya pesawat.

Pesawat dikonfirmasi terjatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer di tenggara ibukota Addis Ababa. Ethiopian Airlanes meninggalkan Bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 pagi waktu setempat, sebelum kehilangan kontak dengan menara pengawas beberapa menit kemudian pada 08.44 pagi.

Kembali pada kasus Ethiopian Airlines, akun Twitter resmi Perdana Menteri Ethiopia telah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang hilang.

"Kantor PM, atas nama pemerintah dan orang-orang Ethiopia, ingin menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga yang telah kehilangan orang yang mereka cintai di Ethiopian Airlines Boeing 737 pada penerbangan terjadwal reguler ke Nairobi, Kenya, pagi ini," tulis akun Twiter Kantor PM Ethiopia.

Penyebab jatuhnya Ethiopian Airlines pun belum diketahui, karena masih dalam penyelidikan. Beberapa penerbangan dari Bandara Addis Ababa, Ethiopia ditunda atau dibatalkan pada Minggu pagi, akibat kecelakaan ini.

Pihak maskapai mengatakan, pesawat yang nahas itu berjenis Boeing 737 800 MAX, model yang sama yang terlibat dalam kecelakaan Lion Air di perairan Karawang pada Oktober 2018 lalu, yang jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas.

"Ethiopian Airlines dengan sangat menyesal mengonfirmasi bahwa penerbangan ET 302/10 Maret dalam jadwal layanan dari Addis Ababa ke Nairobi terlibat dalam kecelakaan hari ini di sekitar Bishoftu (Debre Zeit)," demikian pernyataan pihak maskapai.

"Pesawat lepas landas pukul 8.38 pagi dari Addis Ababa, Bandara Internasional Bole dan kehilangan kontak pukul 08.44 pagi," lanjutnya.

"Saat ini operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung dan kami tidak memiliki informasi yang bisa dikonfirmasi tentang korban atau kemungkinan korban," sambung pihak maskapai.

"Staf Ethiopian Airlines akan dikirim ke lokasi kecelakaan dan akan melakukan segala kemungkinan untuk membantu layanan darurat," imbuh pernyataan itu.

Dikutip Wartakotalive.com dari Mirror.co.uk, pesawat Ethiopian Airlines jenis Boeing 737 itu diyakini jatuh enam menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ibu Kota Ethiopia. Kasus ini mengingatkan kita pada kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang, yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin 29 Oktober 2018 lalu.

Pesawat Boeing 737 Max 8 hancur berkeping-keping di lautan, dan sebanyak 189 penumpang dan awak meninggal dunia, setelah pesawat itu dikabarkan hilang sekira pukul 06.33 WIB, tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Sampai saat ini, penyebab jatuhnya Lion Air belum diumumkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).  (kompas.com/warta kota/cnn)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved